mungkin?

5.2K 271 31
                                    

Outhor pov

Ve dan kinal duduk di sofa ruang tv baik ve maupun kinal mulai sibuk sendiri dengan makanan yang ada di tangan masing-masing ve yang masih sebal dengan kejadian tadi di dalam kamar mandi kambali mengembungkan pipinya, kinal yang menyadari itu mulai gelisah karna ulahnya sendiri, sesekali kinal menyengolakn tumpitnya pada tumit ve yang duduk di sebelahnya namun tidak ada jawaban kinal mulai geram

"Jadi mau cuek-cuekan gini aja ve? Gamau denger cerita aku?" tanya kinal

"Hmmm" tanpa jawaban ve hanya fokus kepada piring di tangannya

"Oke deh oke aku tau aku salah maaf..." seru kinal menaruh piring bersih di atas meja dan masuk ke kamarnya

Ve yang menyadari itu segera menatap sosok kinal yang berjalan memasuki kamar, ve yang benar-benar ingin tau dengan apa yang terjadi tadi segera menghabiskan makanan yang ada di tanganya dan mulai berjalan mengikuti kinal menuju kamar, ve berdiri di bibir pintu sambil bergelantungan pada pegangan pintu

"Kinall..." serunya sedikit manaja...

" hmmn" jawab kinal membalikan badannya ke arah pintu ve berdiri

"Marah? Uncchh tayang tayang tayang... Gitu aja ko marah siih..." seru ve saraya berjalan ke atas tempat tidur dan mencubit-cubit pipi kinal gemas

"Abis masa orang yang suka iseng, diisengin balik marah sih kan ga asik" jawab kinal manja

"Issh siapa yang marah coba nga ko..." goda ve

"Masa?" tanya kinal...

"Ish yaudah laah... Mau cerita ga nih kalo nga aku mau tidur di sofa niih" jawab ve saraya menarik bantal

"Eiitss jangan dong mana ada bidadari tidur di sofa sini tidur di pingir pangeran kinal... Nanti di ceritain deh semuanya" seru kinal

"Janji yaah" seru ve

"Ia janji sini...." jawab kinal menepuk-nepuk samping tempat tidurnya

"Ayo mulai ceritanya pangeran" seru ve merebahkan diri di samping kinal dan menaruk kepadalanya di dada kinal

"Emmm mulai dari mana yah... Oke deh kita mulai" seru kinal

"Jadi gini ve, aku itu sebenernya anak tunggal dari keluarga terkaya di kota ini, ayahku terlahir dari keluarga kolongmerat yang tadi di caffe itu ayah aku, ibu aku juga terlahir dari keluarga kolongmerat, mereka menikah karna 20 tahun yang lalu dan melahirkan seorang anak 19 tahun yang lalu pada tanggal 2 januari dan anak itu adalah aku, ayah dan bunda sejak aku kecil selalu di sibukan dengan bisnis-bisnis yang mereka miliki masing-masing sehingga aku di urus oleh bibi ku, bibi yang dari aku kecil sudah sepertu ibu angkat ku sendiri, memang harta kedua orang tuaku tidak akan habis sampai 7 turunan tapi untuk apa harta mereka di mataku, yang aku butuhkan adalah kasih sayang mereka ve , ya walau harta kadang yang berbicara berapa besar mereka menyayangiku namun aku merasa hidupku ini seperti keluarga broken home, tanpa ada kasih sayang yang orang tua aku berikan secara langsung, hingga 2 minggu kemarin aku benar- benar kaget atas keputusan kedua orang tuaku, mereka memilih untuk bercerai, mereka benar-benar egois ve, mereka ga mikirin persaan aku sebagai seorang anak, sejak kecil aku di telantarkan hanya hidup dengan bibiku sekarang mereka menghukumku lagi dengan keputusan yang mereka ambil, ve tau mobil lamorghini hitam di depan apartemen tadi? Itu punya aku ve, sebenernya yang aku butuhin itu bukan mobil, motor, apartemen ini atau caffe yang aku miliki sekarang ve, yang aku butuh adalah kasih sayang mereka ve mereka kedua orang tua aku, bukan bibi atau mang uu yang selalu ada saat aku butuh sosok orang tua ve, dan yang paling buat aku sedih sekarang adalah papah memutuskan pindah ke jepang untuk mengurus sebuah perusahaan di sana aku dipinta papah untuk hidup bersamanya di jepang, jahat bukan, saat aku benar-benar mempunyai kamu sosok yang mampu membuat hari ku berwarna harus dihadapi dengan kenyataan perpisahaan jepang-indonesia, sakit bukan? Makanya itu yang buat aku murka tadi di caffe ve" seru kinal panjang lebar penuh emosi dan air mata

My Bidadari Senior (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang