David - Special Edition

1.6K 92 24
                                    

Hai namaku David, aku orang biasa sama seperti kalian, yang membedakanku dengan kalian hanya .... hmm, aku hidup di banker selama dua tahun, dan itu tidak seburuk yang kalian pikirkan. Aku bingung aku harus memulai dari mana, mungkin aku bisa memulai di hari terakhirku berbelanja di swalayan.

Saat itu usiaku masih empat tahun. Semua begitu mudah bagiku. Aku bangun tidur, Mom menghampiriku, memandikanku, mendudukkanku di meja makan bersama Dad dan Jo, lalu ia sibuk menghidangi sarapan. Aku sarapan dengan lahap, menyium Dad sebelum ia pergi, dan memeluk Jo yang akan ke sekolah.

Mom berkata aku sedikit berbeda dari yang lain. Mom bilang aku di keluarkan dari sekolah karena usiaku terlalu muda. Aku tahu mom berbohong, aku tahu guruku sadar aku sudah melewati batas wajar usiaku. Jo bilang ingatanku lebih kuat jauh darinya, dan kurasa benar. Bahkan Aku masih mengingat kejadian saat aku berusia empat tahun.

Siangnya Mom menggandengku keluar rumah. Ia membukakan pintu kanan mobil lalu menggendongku naik, mom mengaitkan sabukku, lalu ia duduk di kursi kemudi. Kami melaju tak lama hingga sampai di sekolah Jo. Aku melihat Jo yang keluar dari gerbang sekolah bersama teman perempuannya. Nama perempuan itu Sophie, Sophie juga temanku, kami bertiga berteman.

Sophie dan Jo duduk di kursi kedua dan seperti biasanya, aku menoleh ke belakang. Aku selalu penasaran dengan cerita mereka, meski hanya tentang Sophie yang kehilangan pensilnya, atau Mark yang mengambil makanan Jo.

Mobil Mom berhenti di salah satu basement parkiran swalayan, kami akan menemui bibi Hanna. Bibi Hanna adalah ibu Sophie, kali ini Mom yang menjemput Sophie.

Kami bertiga mengikuti Mom dan Bibi Hanna berbelanja, kami menikmati coklat yang sangat banyak, kurasa itu kali terakhir aku menikmati coklat. Oh ya, bahkan aku membeli mainan robot berbaju besi nerwarna merah, ia favoritku, ia pahlawan superku. Dan aku masih berharap dia terbang menghampiriku saat kejadian itu tiba, aku berfikir dia nyata, aku berfikir pahlawan super akan menyelamatkan segalanya, ternyata aku salah.

Mom dan bibi Hanna selesai berbelanja, Mom sepakat untuk berkunjung sebentar ke rumah Bibi Hanna. Aku sedikit kecewa karena Sophie di jemput oleh ayahnya di swalayan dan diajak jalan-jalan. Mom dan bibi Hanna adalah teman kecil, mereka sudah berteman sejak mereka belum bisa membaca, setidaknya itu yang Mom katakan kepadaku tentang bibi Hanna. Dan satu lagi, Mom berkata bibi Hanna adalah orang yang sangat baik, ia akan melindungimu saat mom tidak ada. Terkadang Mom menemani Dad ke luar kota untuk pekerjaan, lalu aku dan Jo tidur di rumah bibi Hanna.

Mobil yang Mom supiri berhenti tepat di depan rumah bibi Hanna, saat itu semuanya bermulai. Suara gemuruh mulai memecahkan kesunyian, orang-orang berhamburan ke jalanan untuk melihat apa di langit mereka. Mereka tidak bertanya-tanya apa benda yang memecah langit dengan kecepatan sepersekian detik itu. Hal yang perlu dipertanyakan adalah, kemana benda itu akan berhenti.

Semua orang terdiam, semua orang begitu khidmat menikmati pemandangan yang hanya sering di lihat di film-film. Orang-orang mendongak ke langit dengan mulut tertutup sampai benda itu melewati kota, lalu terjun bebas di salah satu bangunan raksasa di pinggir kota. Benda itu meledak.

Ledakan itu mampu menyadarkan mimpi orang-orang. Gemuruh mulai menggetarkan tanah dan kami cukup terguncang di dalam mobil. Ledakan itu mampu membuat seluruh mataku berubah menjadi merah. Alarm mobil-mobil mulai sahut-menyahut, kota mulai ramai, gaduh, dan orang-orang percaya hidup mereka terancam. Siapa yang pantas menduduki bumi? Yang tidak pantas harus di musnahkan.

Aku melihat raut wajah Mom yang berubah. Oh ya, aku sepertinya pernah ke arah tempat meledaknya benda tadi. Dad pernah mengajakku kesana karena tidak ada yang menemaniku dirumah. Dad mendudukkanku di kursi tamu dan berkata jangan nakal dan jangan main jauh-jauh, dad sedang bekerja.

The CannibalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang