Chapter II

2.1K 263 16
                                    


Masih Mikan disini. Ndak nyangka ada tmn2 sing bbaik hati buat mndukung cerita ini dgn mmberikan vote dan comment. Mikan sangat bersyukur. Matur suwun, terimakasih.

***

Gadis itu buru-buru melangkah saat melihat pemuda yang balas melambaikan tangannya. Itu kan pemuda yang tadi? Duh... gimana ini? Kak Gio pasti ngeliat. Terus kalo dia ngadu sama Kak Gio kalau nanti mereka janjian, dia pasti dimarahi.

Sementara itu di ruang kelas XI.2, Al masih senyum-senyum sendiri saat melihat gadis itu dari jendela. Jadi kelas mereka berdekatan? Sempurna...

Tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya. Al menoleh dan mendapati Giorgino Abraham, pemuda yang merupakan teman sekelasnya telah berdiri di sampingnya.

"Al, lo tadi ngelambaian tangan sama siapa?" Tanya pemuda itu padanya. Tadi sekilas dia melihat Yuki di luar jendela dan melambaikan tangan kepadanya. Yaa.. Gio yakin adiknya itu melambaikan tangan padanya. Tapi kenapa justru Al yang membalasnya? Apa mereka saling kenal?

Tidak mungkin ! Playboy cap kapak itu sama sekali nggak boleh dekat dengan adik bungsunya!

"Sama kenalan gue." Jawab Al lugas.

"Cewek tadi kenalan lo?" Gio kembali bertanya, kali ini tidak dapat menyembunyikan nada panik di balik suaranya.

"Iya. Kenapa emang?" Tanya Al santai. Bukannya menjawab,Gio justru kembali ke mejanya.

Darimana Al bisa mengenal Yuki? Ini gawat...

Gio buru-buru melangkah keluar kelas. Namun baru sampai di pintu kelas, guru mata pelajarannya sudah datang. Akhirnya pemuda itu kembali ke tempat duduknya dan batal memberitahu adik bungsunya.

Pokoknya dia harus memperingatkan Yuki sebelum semua masalah makin runyam!

Saat itu, tiba-tiba saja Gio melihat sosok kakak keduanya tengah berjalan menuju kelas Yuki.

Jangan-jangan Kak Hito udah tau? Bener-bener gawatt.

.
.
.

Caesar Hito berjalan menuju kelas adik bungsunya diiringi tatapan kagum para gadis yang menoleh penuh antusias ke arahnya. Badannya yang tegap, garis rahang yang keras memang menjadikan pemuda itu salah satu pangeran di sekolah.

Namun Hito tak pernah terpengaruh embel-embel apapun yang diletakkan di belakang namanya. Pemuda itu seperti Caesar Hito yang dikenal sebelumnya, tetap dingin dan tak banyak bicara.

"Yuki..." panggil pemuda ganteng itu luar kelas. Sang adik, yang tengah sibuk berkutat dengan buku bacaannya langsung mengalihkan pandangan dan tertawa lebar saat melihat kakak keduanya berada di luar kelas. Dan yang memandang ke arahnya ternyata bukan cuma dirinya, melainkan seluruh murid perempuan di kelas.

Ya ampun... kakaknya ini memang menjadi pusat perhatian.

Hito menarik lengan sang adik hingga mereka berada di balik pintu kelas,untuk meminimalisir orang-orang yang mencuri pandang dan mencuri dengar ke arah mereka.

"Kenapa kak Hito?" Tanya Yuki sambil memamerkan cengiran khasnya, cengiran yang membuat pipi chubby nya menjadi berkerut.

"Kalo di sekolah, sebaiknya jangan ada yang tau kalo kita saudaraan, ya?" Ujar pemuda tampan itu dengan cepat.

"Loh, kenapa?" Protes gadis itu langsung. Apa maksudnya kak Hito ingin menyembunyikan fakta bahwa mereka kakak-beradik.

"Ya pokoknya jangan." Jawab Hito singkat. Tak ingin menjelaskan lebih detail mengenai alasannha

Our Sweet Little Girl [AlKivers] [Collaboration]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang