Xtra

20.9K 1.1K 92
                                    

"Ndra, entar nggak usah dijemput ya, aku janjian sama Gendhis mau jalan bareng!" pesan Vira sebelum turun dari mobil.

"Sampai jam berapa?"

"Belum tahu juga, rencana sih mau nyalon terus belanja kebutuhan bulanan gitu. Ladies time lah. Tapi janji deh nggak pulang kemaleman, ya?"

Rendra mendesah kecewa, pasca peresmian hubungan suami istri yang sebenarnya malam itu, rasanya ia ingin punya banyak waktu berdua dengan Vira. Ia bersyukur Vira tak lagi menghindarinya, meskipun Vira masih selalu tampak malu-malu setelah mereka melakukan ritual suami istri, membuatnya makin gemas pada istrinya itu.

"Okay tapi jangan kemaleman ya...atau enggak biar aku jemput aja kalau udah selesai, sekalian kita makan diluar. Aku ogah makan sendirian tanpa kamu,"ujar Rendra sambil tersenyum menggoda.

Vira menyipitkan matanya, entah kenapa akhir-akhir ini Rendra suka sekali menggodanya, lebih seringnya menggoda ke arah yang 'menjurus'. Ia tahu bahwa Rendra mempunyai bakat alami menjadi jahil seperti itu, hanya saja rasanya berbeda godaan Rendra yang dulu dengan yang sekarang.

"Okay. Kalau nggak ngerepotin!" jawab Vira kemudian mengambil tangan Rendra untuk diciumnya sebelum benar-benar keluar dari mobil.

"Ini enggak?" protes Rendra sambil menunjuk bibirnya, Vira memutar bola matanya malas, Rendra mendadak menjadi mesum dan banyak maunya sekarang.

Dengan cepat Vira mencondongkan tubuhnya dan mencium kilat bibir Rendra, membuat pria itu tersenyum lebar.

"Assalamualaikum,"

"Walaikumsalam!"

***

Membayangkan Vira tak ada dirumah membuat Rendra sedikit malas pulang lebih cepat dari kantor. Vira baru sampai di salon saat Rendra meneleponnya. Ia bahkan meminta Rendra untuk menjemputnya selepas isya saja. Mempersilakan Rendra makan malam terlebih dahulu dan kalau perlu ia akan pulang naik taksi demi membiarkan Rendra beristirahat.

Rendra hanya menggeram kesal dan memaksa bahwa ia akan menjemput Vira selepas isya dan makan malam bersamanya.

Kantor sudah sepi, besok week end, dan banyak karyawan yang buru-buru pulang untuk sekedar pulang ke rumahnya di luar kota, hang out dengan teman-teman, atau berkencan dengan pacar mereka untuk melepas penat setelah hari-hari masa bekerja.

"Belum pulang, Sen?" tanya Rendra ketika ia keluar dari ruangan dan menemukan Seno, rekan sekerjanya juga baru keluar dari ruang kerjanya.

"Eh? Iya nih, ngelarin kerjaan dulu. Ente juga? Biasanya paling cepet!" ejek Seno.

Rendra tersenyum kecut,"Lagi malas, bini lagi diluar!"

"Pantesan!" cibir Seno lagi membuat Rendra tertawa renyah.

Ponsel Seno berdering saat mereka keluar menuju basement.

"Assalamualaikum, Dik!" jawab seno setelah menerima panggilan itu. rendra melirik ke arah Seno yang tampak tersenyum menerima telepon itu.

"Iya...ini Mas udah mau pulang, mau nitip apa? enggak? Bener? Iyaa sayang...walaikumsalam!"

Seno memutuskan sambungan teleponnya dengan senyum sejuta watt.

"Deuh mesranya..." goda Rendra.

"Iya dong! Sama istri ini! Pahala Bro! Hahaha!"

Rendra mencebikkan bibirnya,

"Ah, ente kan juga bisa mesra-mesraan gitu sama istri, Ren!"

Rendra hanya mengangguk-angguk. Mesra...ya...mesra.

9 END 2 OUTS [END]Where stories live. Discover now