***

Stefan melajukan mobilnya di atas rata-rata. Dia ingin cepat sampai dan menghabisi wanita ular nan kejam seperti Wilona, bagaimana Stefan akan memilih Wilona jika gadis itu mencoba mendapatkannya dengan cara yang sangat keji. Wanita itu benar-benar gila. Stefan menuju ke rumah Wilona, dia tidak mungkin ke sekolah karena sudah jam pulang, pasti Wilona sedang berada di rumahnya dengan kedua sahabatnya.
"Stefan" ucap Wilona terkejut, tumben pria itu datang kerumahnya, Wilona tersenyum, tapi pria itu sama sekali tidak membalas senyumannya justru menatap Wilona geram.
"Apa yang loe lakuin ke Yuki?" tanya Stefan tajam, Wilona memasang wajah polosnya
"Apa maksud kamu, aku tidak mengerti" ucap Wilona bingung
"Apa yang loe masukin ke minuman Yuki, apa nama racun itu?" tanya Stefan sedikit tajam. Mely dan Raya menatap heran dan sama sekali tidak mengerti dengan apa yang Stefan lontarkan, Racun? Kenapa mereka berdua tidak tau?
"Stefan, jangan menuduh jika tidak ada bukti" ucap Raya tak kalah tajam
"Gue nggak ngomong sama loe brengsek!" ucap Stefan geram, Raya murka berani sekali dia berkata kasar padanya
"Heh, jaga omongan loe ya, kalau loe mau cari ribut gue akan nyeret loe keluar dari sini" ucap Raya tajam
"Loe pikir gue takut? Gue cuma mau tanya sama wanita jalang ini, apa yang dia masukan di minuman Yuki, kalau wanita ini tidak mengatakannya, gue akan bikin dia nggak bisa bernafas lagi. Gue nggak main-main, dan kalau kalian ikut campur, gue habisin kalian berdua" ucap Stefan dengan mata uang berkilat. Raya dan Mely menelan mudahnya, Stefan yang di depannya ini benar-benar 1000x lebih menyeramkan dibanding Stefan yang biasanya.
"Stefan, atas dasar apa kamu muduh aku?" tanya Wilona yang bertingkah biasa saja
"Gue nggak suka basa-basi" ucap Stefan tajam, Wilona terkekeh sumbang
"Kamu tidak memiliki bayak bukti Stefan, jika memang benar aku yang melakukannya, aku tidak akan mengatakannya padamu. Jadi percuma saja, kamu tidak akan mendapatkan apa-apa di sini" ucap Wilona tenang, Stefan geram bisa-bisanya Wanita sialan itu tenang-tenang saja.
"Gue akan buat loe nggak bernafas lagi jika ini ulah loe, camakan!" ancam Stefan dengan mata yang berkilat. Stefan pergi dengan kecewa, dia harus memikirkan cara agar wanita sialan itu mengaku dan memberi tau apa racunnya. Dan jika bisa, dia harus mendapat penawarnya.
"Loe pikir gue bodoh Stefan" ucap Wilona tersenyum evil, wajahnya benar-benar sangat menyeramkan, Mely dan Raya menatap Wilona takut.
"Apa benar yang Stefan katakan tadi?" tanya Mely ragu, Wilona menatap kedua sahabatnya sambil tersenyum
"Menurut loe?" tanya Wilona menyeringai
"Gue nggak nyangka loe sekejam itu, itu menyangkut nyawa orang wil, loe bisa di penjara jika terjadi apa-apa sama Yuki. Gue emang gak suka cewek itu, tapi gue nggak akan ngilangin nyawa gadis itu seperti cara loe itu" ucap Raya kecewa
"Loe jahat bangkit si Wil" ucap Mely tak percaya
"Gue nggak butuh nasehat kalian berdua, kalian itu sahabat gue, kenapa kalain malah nyalahin gue, awas aja kalau kalian ngadu sama mereka. Kalian berdua abis sama gue" ucap Wilona tajam
"Whatever, gue nggak mau terlibat" ucap Raya tegas
"Dan jangan bawa kita di masalah ini, terserah loe mau lakuin apa. Kita nggak mau ikut campur" ucap Mely pergi dan di susul oleh Raya. Wilona geram, sekarang teman-temannya justru pergi dan tidak ada yang mau membantunya. Teman macama apa mereka? Jujur, Wilona sangat ketakutan jika nanti ada yang melaporkan ke polisi dan dia juga sedikit takut dengan ancaman Stefan. Apa yang harus dia lakukan? Dia tidak mungkin menyerah begitu saja sebelum Stefan menjadi miliknya.
"Gue punya ide" ucap Wilona tersenyum evil
"Gue akan buat Stefan berlutut dan mohon-mohon ke gue. Yuki, siap-siap loe di tinggal sama pangeran hati loe" batin Wilona.

***

Maxime terus memandangi Yuki yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Dia belum membuka matanya sejak tadi. Maxime terus menemani Yuki sampai gadis itu bangun. Dan Stefan? Keparat itu entah kemana, Maxime benar-benar geram dengan sikap egois pria itu.
"Maxy" panggil Yuki lirih, Maxime terkejut dan langsung menghambur ke pelukan Yuki
"Gue ada di mana, dan mana Stefan?" tanya Yuki polos

Deg! Mendadak Maxime gagu, apa yang harus Maxime katakan kepada Yuki? Yuki akan khawatir kepada Stefan jika dia mengatakan semuanya.
"Loe keracunan, dan Stefan sedang keluar mencari makan" ucap Maxime tersenyum kikuk, Yuki menyerngit dia tau jika sahabatnya itu berbohong, hey mereka sudah lama saling mengenal bukan?
"Loe itu nggak bakat bohong Maxy, katakan semuanya" ucap Yuki tegas. Maxime menyerah, dia tidak bisa berbohong sekarang.
"Stefan pergi menemui Wilona, Stefan yakin jika gadis itu pelakunya. Stefan akan memaksa Wilona untuk mengaku, tapi sampai sekarang pacar kesayangan loe itu belum kembali" ucap Maxime tegas. Yuki menghembuskan nafasnya berat, Jika benar ini ulah Wilona, gadis itu benar-benar nekat.
"Yuki, sebaiknya loe menjauh dari Stefan. Wilona akan melakukan apapun agar Stefan jadi miliknya. Wilona itu bukan sembarang orang, dia itu psycho ki" ucap Maxime tegas
"Gue baik-baik aja kok, Wilona hanya cemburu sama gue. Sebenarnya gue tau jika Wilona akan melakukan ini, tapi gue diem aja" ucap Yuki tegas, Maxime terkejut
"Apa loe gila?" semprot Maxime tajam, Yuki tau jika Maxime sangat menyayanginya dan dia pasti akan murka dengan apa yang baru saja dia katakan.
"Jika gue melawan, dia akan semakin gencar nyelakain gue dan ngerebut Stefan dari gue, tapi gue diam saja dan suatu saat dia akan menyerah dengan sendiri nya" ucap Yuki tegas, Maxime benar-benar pusing dengan apa yang Yuki katakan. Dia tidak mengerti dengan jalan pikiran Yuki.
"Gue nggak ngerti dengan jalan pikiran loe, apa loe tau racun yang ada di tubuh loe udah menyebar dan dokter belum tau caranya nyembuhin loe, dan loe santai-santai saja padahal loe bisa saja mati sekarang yuki!" teriak Maxime emosi, Yuki tau jika itu racun yang berbahaya dan dia yakin dia tidak akan mati sekarang, tidak adil jika dia mati sekarang
"Gue yakin Stefan bisa mengatasinya" ucap Yuki mantap, Maxime benar-benar sakit kepala berbicara dengan Yuki, sebenarnya apa yang Stefan lakukan sampai membuat sahabatnya itu rela tersakiti hanya demi Stefan, hanya demi bisa bersama Stefan. Benar-benar tidak masuk akal, Yuki benar-benar gila karena cinta.
"Maxime, Stefan tidak akan ngebiarin gue pergi, jadi loe jangan khawatir. Gue percaya sama Stefan" ucap Yuki mantap, Maxime memilih diam. Percuma saja berdebat dengan Yuki. Bagaimana jika Stefan tidak bisa melakukannya? Yuki akan pergi dan meninggalkannya? Apa yang harus dia lakukan sekarang? Dia tidak tau harus melakukan apa.
"Gue akan ngelakuin apapun agar loe bisa selamat Yuki, meskipun dengan nyawa gue sekalipun. Gue berharap Stefan bisa mengatasinya, jika tidak ... Gue akan menghabisi pria keparat itu dan menjauhkan dia dari loe. Gue akan merebut loe dari dia dan akan membuat keparat itu menyesal karena sudah membuat loe tersiksa" batin Maxime geram.

Tiba-tiba seorang pria datang dengan wajah penuh lebam dan darah di tubuhnya. Bajunya sangat kotor dan sudah sangat berantakan, apa yang terjadi dengan pria itu. Yuki dan Maxime sangat terkejut.
"Stefan" ucapnya tertahan
Bugh! Semua tampak gelap, dan setelah itu Stefan tidak ingat apa-apa.

Bersambung...



Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang