Vitamin

2.3K 209 22
                                    

Vernon menggeser semua buku pelajarannya yang tergeletak di atas meja dengan ogah-ogahan hingga masuk dalam ranselnya. Ia pun bangkit berdiri, meregangkan tubuhnya sedikit, kemudian menyandang benda kotak berwarna biru donker itu sebelum akhirnya melangkah keluar dari kelas.

Sebagai siswa tahun terakhir di Sekolah Menengah Atas, sudah sewajarnya Vernon mengikuti les tambahan sebagai persiapan menghadapi ujian masuk perguruan tinggi.

Rasanya begitu penat, pergi ke sekolah lalu pergi ke tempat les; yang dilakukannya hanya belajar, belajar, belajar. Kalau boleh jujur, kepala Vernon hampir-hampir meledak karena dicekoki banyak pengetahuan dalam satu waktu. Ayolah, otaknya juga punya kapasitasnya sendiri dan ia sudah mencapai limitnya.

Sekeluarnya dari lembaga les tempatnya menuntut ilmu tambahan, ia berteriak kencang. Persetan dengan tatapan orang-orang. Lelah sekali, sekarang Vernon mengerti kenapa banyak orang bunuh diri pada masa-masa seperti ini. Mungkin ia akan menjadi salah satu dari orang-orang itu jika ia tidak punya alasan untuk bertahan.

"Vernoooooooon."

Wajah letih nan kusut yang sedari tadi diperlihatkan tuan Choi seketika berubah begitu mendengar suara itu. Ia menoleh, menampilkan senyuman cerah sewaktu melihat sosok gadis cantik berseragam SMP menghampirinya dengan langkah riang.

"Apa kau sudah lama menunggu, Som?" tanya Vernon lembut seraya mengusap puncak kepala gadis itu. Jeon Somi, gadis cantik itu menggeleng cepat.

"Aku baru saja tiba," jawab Somi dengan penuh semangat (yang tanpa ia ketahui, hal itu mampu menaikan mood Vernon hingga titik maksimal).

Tangan kanan Somi terangkat menyentuh pipi sang kekasih. Kali ini wajahnya terlihat khawatir. "You look so pale, Vern."

Kini Vernon menggenggam tangan Somi yang tengah menyentuhnya, menggerakan tangan mungil gadisnya agar mengusap pipinya. "I'm just tired, that's all."

"Lets grab our dinner! Kita makan di minimarket. Kau yang membayar makanannya dan aku yang membayar minumannya, deal?"

Somi mengangkat alisnya beberapa kali dengan jenaka, Vernon tak dapat menahan diri untuk tidak tersenyum melihatnya.

"Cheese Ramyeon and Kimbab?" tanyanya sambil meniru mimik wajah Somi dan terkekeh pelan. Gadisnya menangguk senang.

"I will treat you coffee!" seru Somi. Vernon mengacungkan jempolnya tanda setuju.

Lelaki itu pun menyodorkan tangannya untuk Somi genggam dan keduanya berjalan beriringan menuju minimarket sambil bergandengan tangan.

Well, bagi Vernon Choi, kehadiran dan senyuman seorang Jeon Somi sudah lebih dari cukup untuk membangkitkan semangatnya.

Vernon x Somi SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang