Extra Part : Perkenalan

101K 3.6K 153
                                    

Hellooooo pembaca ku yang cantik n ganteng, apa kabar kalian?

Semoga sehat selalu dan bahagia ya.
Thor balik lagi, hehe

Mampir ke lapak 'Bukan Pria Biasa ' ya.

Happy Reading ^^

****

Pelangi tengah sibuk merapikan isi diatas meja makannya. Semua hidangan sudah tersaji dengan lengkap. Mulai dari makanan pembuka hingga penutup.

Pelangi tersenyum puas usai melihat semua hasil jerih payah memasaknya.

Hari ini adalah hari ulang tahun suaminya, Noah.

Dan pagi ini, beberapa teman dekat dan saudara akan mengunjungi mereka.

Awalnya Noah menolak rencana perayaan ulang tahun yang dicetuskan oleh istinya itu, karena Noah tidak begitu menyukai keramaian pesta.
Namun apa daya, bagaimana bisa ia menolak keinginan Pelangi.

"Sayang, jangan terlalu banyak bergerak, biarkan pembantu yang melakukannya." Noah memperingati istrinya yang terlihat sibuk dari tadi.

"Noah, aku baik-baik saja." Kata Pelangi.

Wajar saja jika Noah mengkhawatirkannya, usia kandungan Pelangi sudah memasuki usia 7 bulan. Meskipun Noah tahu kalau fisik Pelangi lebih fit daripada saat mengandung anak pertamanya Kira.

"Daddy, kapan aunty Embun datang?" Tanya Kira begitu masuk ke dalam ruang makan.

Noah tersenyum saat melihat putrinya itu.

"Sebentar lagi princess." Jawab Noah. "Kenapa kamu sangat tidak sabar menanti kedatangan aunty?"

Kira hanya tersenyum mendengar pertanyaan ayahnya itu.

"Apa kamu menunggu Adrik?" Tanya Noah dengan curiga.

Kira melengos seketika. "Daddy, aku tidak suka bermain dengannya."

"Kenapa?" Tanya Noah.

"Adrik hanya diam saja, dia tidak mau berbicara denganku."

Noah terkekeh. "Apa kamu punya ide untuk membuat Adrik tertawa?"

Wajah Kira memberengut, "aku tidak bisa membuat Adrik tertawa."

Noah menarik nafas sejenak.
Ia jadi sedih jika mengingat perangai Adrik yang berbeda dari kebanyakan anak di usianya.

Adrik sangat pendiam. Ia lebih memilih duduk sendirian daripada bermain bersama anak-anak seusianya.

Dan hal itu sangatlah tidak wajar.

Andrei dan Embun perlu membawanya ke psikolog anak segera untuk mencari tahu permasalahan Adrik.

Noah merasa miris. Bagaimana bisa Andrei bersikap acuh pada masalah segawat ini.

Jika tidak ditangani dengan tepat, Noah takut kalau itu akan mengganggu kejiwaan Adrik nantinya.

"Kira, kalau Adrik datang, bawalah ke kamarmu, bukankah kamu punya banyak mainan disana?" Tanya Noah pada putrinya.

"Bagaimana kalau dia tetap tidak mau main denganku?"

Noah tersenyum mendengarnya. "Jadi kamu akan menyerah?"

Dan kepala Kira menggeleng seketika.

"Adrik, ini hewan peliharaan ku." Kata Kira sambil menunjukkan ikan mas koki di dalam aquriumnya.

Adrik mengernyit, lalu mencondongkan tubuhnya kearah aqurium berbentuk bulat tersebut. Kedua mata abu-abunya melihat pergerakan indah ikan-ikan bertubuh gembul itu.

Adrik menarik sudut bibirnya, seulas senyum tercetak di wajah tampan bocah itu.

"Aku juga punya kelinci" Imbuh Kira.

Adrik mengernyit.

"Wanna see them?"

Adrik mengangguk kemudian.

Sesampainya di taman belakang, Kira segera menangkap salah satu kelinci dan menyerahkannya ke pangkuan Adrik, lalu menangkap salah satunya lagi.

Mereka saling memangku kelinci berwarna putih tersebut dan duduk di pinggir kolam renang.

Kira mulai bercerita dengan asyik tentang hewan-hewan peliharaannya.
Dan Adrik meresponnya dengan baik. Sesekali ia bertanya bahkan tertawa.

Dari kejauhan, Noah memperhatikan kedua bocah itu dengan seksama.
Seulas senyum menghias wajahnya.

Ia merasa lega, karena untuk sekian lama, ia bisa melihat senyuman Adrik dan melihat bocah itu mau berbicara pada orang lain.

Sepertinya Adrik mulai nyaman dengan Kira.

Lalu pikirannya terusik pada kalimat yang dicetuskan oleh Embun beberapa tahun lalu, saat keluarga Volkov mengunjunginya di Florida.

Salah kasih nama.

Nama Adrik memang berarti gelap dalam bahasa Rusia.
Dan nama Kira justru sebaliknya.

Apakah terang akan memberi cahaya pada kegelapan?

"Apa kamu punya hewan peliharaan" Tanya Kira sambil mengelus kelincinya yang penuh bulu.

Adrik mengangguk. "Seekor singa."

Kening Kira berkerut kemudian. Ia bergidik ngeri saat membayangkannya, "apa ada yang lain selain singa?"

Adrik menggeleng.

"Apa kamu mau membawa salah satu kelinciku?" Tawar gadis kecil itu.

Adrik tersenyum usai mendengarnya. Namun senyumnya menghilang saat mengingat wajah ayahnya.
Andrei pasti akan membuang kelinci itu, pikir Adrik.

"Sebaiknya mereka tetap disini."

"Kenapa? Aku senang bisa memberi satu untukmu."

"Ayahku akan membuang mereka nanti."

Wajah Kira berubah sedih.

Ia memang tidak dekat dengan ayah Adrik, tapi ia bisa merasakan kalau sosok Noah jauh lebih menyenangkan daripada Andrei.

Kira jadi merasa kasihan pada Adrik.

"Kalau kamu berkunjung ke Jakarta lagi, jangan lupa meneleponku, aku akan mengajakmu jalan-jalan bersama ayahku."

Adrik mengangguk seketika.

Sore itu, adalah hari terakhir mereka melihat Adrik.

Sejak saat itu, Noah tak mendengar kabar apapun dari Adrik.
Mereka kembali ke Rusia dan jarang mengunjungi Indonesia.

Apakah Andrei memperlakukan Adrik dengan baik?

Apakah bocah itu bisa tertawa lagi?

***

"Daddy, apa aunty Embun akan datang lagi ke Indonesia?" Tanya Kira ketika Noah usai membacakan sebuah buku dongeng untuk malam ini.

Noah menarik nafasnya dengan berat, ada beban di dalam hatinya ketika mendengar pertanyaan yang sama dari putrinya setiap malam.

"Soon my child, be patient." Bisiknya lalu mengecup puncak kepala Kira dengan perasaan sayang.

"Do you miss Adrik?" Tanya Noah lalu mendapat sebuah anggukan dari Kira.

Kabar terakhir yang didengar oleh Noah, Adrik dimasukkan dalam sebuah asrama putra.
Sebuah asrama tempat para lelaki keturunan Volkov mengenyam pendidikan.

Sebuah asrama yang akan menjadi tempat tinggal mereka dari usia dini sampai remaja nantinya.

Noah tahu betapa keras kehidupan asrama yang dulu pernah dimasuki oleh Andrei.

Dan Noah yakin, Adrik akan kehilangan masa kanak-kanaknya.

Apalah sebuah arti tradisi keluarga kalau harus mengorbankan masa kecil seorang anak.

***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 01, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Virgin For SaleWhere stories live. Discover now