Part. 17 : A Blind Date

163K 5.6K 226
                                    

Konten dalam cerita ini dilindungi oleh Undang-undang yang berlaku. Segala tindak plagiat akan dipidanakan.

Nantikan POHON SERIBU BANGAU.

Happy Reading ^^

Repost

♡♡♡

Pelangi sudah merebahkan tubuhnya diatas ranjang.
Hari ini cukup melelahkan.
Namun keberadaan orangtuanya di rumah membuat rasa lelah itu menghilang saat melihat bapak dan ibu sudah menunggunya.

Sudah 3 hari orangtuanya berada di Jakarta. Maklum saja, bapak sudah pensiun. Jadi kapanpun ingin datang berkunjung tak jadi masalah. Toh, adik-adik Pelangi juga sudah besar.

Dan sudah 3 hari orangtuanya disini, Pelangi belum juga membawa Ken datang kerumah. Entahlah! Kenapa jadi banyak hal yang harus dipikirkan mengenai hubungannya dengan Ken.

Pelangi tak mau tergesa-gesa mengambil keputusan hanya karena dikejar target menikah.

Hubungan Pelangi dengan Ken belum bisa dikatakan pacaran, karena Pelangi belum membalas ungkapan perasan Ken.

Memang, Ken belum pernah memintanya secara lisan untuk jadi pacarnya. Namun segala sikap dan perlakuan Ken padanya, seolah telah menyatakan kepemilikannya.

Pelangi menyadari kalau secepatnya ia harus mengatakan kebenarannya pada Ken, tak baik jika membiarkan Ken terlalu larut dalam perasaannya sendiri. Dan tentu saja itu takkan adil untuknya.

♡♡♡

Andrei langsung menghambur kearah Disca saat gadis itu masuk kedalam rumahnya. Hari ini ia lembur. Proyek Serpong benar-benar menguras tenaga dan pikirannya.

"Hai, sista." Sapa Andrei dengan wajah sumringah.

Disca tak menyahut. Selain capek, ia juga kesal pada kakaknya itu. Lagi-lagi gambar yang sudah direvisinya itu harus ditolak oleh Andrei.

Disca melangkah memasuki kamar tidurnya, kemudian menutup pintunya. Dan....

"Akkhhhh!!!!" Teriak Andrei.

Disca langsung menoleh dan melihat Andrei sedang memegang jari tangan kanannya sambil meringis kesakitan.

"Ngapain sih ngintilin mulu?" Omel Disca.
"Nggak bisa baca ya?" Tanyanya lalu menunjuk sebuah papan peringatan yang digantung didepan pintu kamarnya.

NO ANDREI ALLOWED!!!

"Kamar ini bebas Andrei." Selorohnya ketus.

"Tega banget sih sama kakak sendiri." Sungut Andrei. Ia masih memegangi jari tangannya yang masih terasa nyut-nyutan karena terjepit pintu kamar adiknya.

"Bodo! Situ juga tega amat sama adiknya." Balas Disca tak mau kalah.

"Memangnya apa yang sudah kulakukan padamu?"

"Lupa apa pura-pura bego?"

"Apa karena gambarmu?" Tembaknya.
Padahal Andrei ingin sekali menanyakan tentang kedekatan Pelangi dengan adiknya tersebut. Tadi pagi, ia sempat mendengar obrolan Sisca-sekertarisnya dengan Julia dan Ambar, karyawan staf HRD. Mereka bergossip tentang kedekatan Pelangi dan Disca. Tentu saja Andrei jadi tertarik, hingga iapun rela menguping dari balik pintu ruangannya layaknya bos-bos kepo.

"Udah tahu masih tanya." Ketus Disca lalu menutup pintunya dengan kasar.

♡♡♡

Disca sudah memarkir sepeda gunungnya disebelah mobil kesayangan Andrei.

Tumben pagi-pagi begini kakaknya sudah datang? Batinnya.

Disca memasang earphone-nya lalu memutar lagu wajibnya setiap pagi.
Green Day-American Idiot.

Virgin For SaleWhere stories live. Discover now