90DWY. Chapter 1

4.9K 416 237
                                    

Hai..... semoga puas sama part ini. Jangan lupa vote and coment. Kritikan dan saran dapat aku terima.

Silvy 👆

***

Hari itu sangatlah cerah, dan terlihat di koridor sekolah, seorang gadis sedang berlari kecil. Dia adalah Silvy, seorang siswi di salah satu SMA elit di Jakarta. Dia adalah cewek yang cukup supel dalam bergaul, ia memiliki rambut panjang seatas pinggang. Dia siswi yang cukup berprestasi, namun sikapnya seperti preman pasar.

Sekarang Silvy duduk di kelas XI. Walaupun ia cukup supel, tapi nyalinya ciut dalam urusan cowok. Selama ini ia tidak pernah berpacaran ataupun dekat dengan cowok.

Wajahnya menarik, matanya berwarna coklat, serta hidungnya yang mancung. Ia sangatlah mirip dengan ayahnya, Robert Squard. Pria keturunan Jerman yang menikah dengan Dania Maharani wanita berumur 40-an yang berasal dari Bandung. Silvy adalah anak tunggal mereka.

***

"Omaygat...." teriak Silvy saat matanya menatap jarum jam yang menempel di dinding kamarnya.

"Jam 06.00?" teriakannya membuat Bi Sumi kaget. Asisten rumah tangga yang berumur sekitar 50 tahun. Bi Sumi mengetuk-ngetuk pintu kamar Silvy karena terkejut serta cemas mendengar teriakan anak majikannya itu.

"Non... non... non kenapa kok teriak-teriak?" tanya Bi Sumi cemas setelah Silvy membuka pintunya.

"Nggak papa kok bi, Silvy cuma kaget aja bangun Silvy kesiangan," jawab Silvy dengan cengengesan.

"Yaelah non, tak kirain kenapa-napa. Lha wong kok teriak," ucap Bi Sumi dengan logat jawanya yang kental.

"Yaudah bi, Silvy mau mandi dulu. Harus cepat-cepat nih, takut telat," ucap Silvy sambil kembali menutup pintu kamarnya. Bi Sumi melihat kelakuan anak majikannya itu hanya mampu geleng-geleng kepala.

Setelah Silvy selesai mandi, pakai seragam, sepatu, serta menenteng tas, ia keluar dari kamarnya. Silvy langsung nyelonong pergi ke garasi di mana mobilnya berada. Arlojinya menunjukan pukul 06.30 WIB. Paling tidak 20 menit lagi ia harus sampai di sekolahnya.

"Eh, non. Enggak sarapan dulu napa. Tadi udah bibi siapin," teriakan Bi Sumi membuat Silvy tersentak kaget.

"Nggak usah bi, ntar keburu telat," jawab Silvy seadanya. Tanpa pikir panjang, gadis itu segera masuk ke dalam mobilnya dan menancapkan gas menuju sekolahnya. Untunglah pagi itu Jakarta tidak sedang macet, sehingga Silvy dapat sampai lebih cepat di sekolahnya.

Sampai di sekolah, Silvy langsung memarkirkan mobilnya. Keluar dari mobil dengan wajah berseri-seri. Silvy melewati koridor sekolahnya dengan senyuman yang tak henti-hentinya mengembang. Akhirnya, gadis itu sampai juga di kelasnya.

"Hai guys!!!" teriaknya membuat banyak mata di dalam kelas tersebut tertuju kepada Silvy. Tanpa pikir panjang, Silvy segera menuju ke kerumunan geng-nya. Dengan ekspresi melongo para sahabatnya.

"HEEELLLOOOOWW....." teriaknya lagi sekeras mungkin hingga membuat para sahabatnya tersadar.

"Etdah..... pelan-pelan napa," ucap Mesti dengan nada kesalnya.

"Eh, elo tuh yang dari tadi bengong. Gue panggil-panggil nggak denger," balas Silvy tak kalah kesalnya.

"Sil, emang kenapa sih elo kelihatan seneng banget hari ini?" tanya Lia yang tiba-tiba nyambung.

"Ada hot issue!!!" teriak Silvy kegirangan sambil lonjak-lonjak.

"Emang apaan?"

"Ah.... nanti aja ceritanya. Mending lo lo pada temenin gue ke kantin. Soalnya nih cacing-cacing di perut gue udah pada konser. Tadi gue nggak sempet sarapan di rumah soalnya."

90 Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang