Brown Eyes- Chapter 3

Start from the beginning
                                    

"Di ma...na.. Ini ...?" Ia mencoba berucap, mulutnya terasa kering.

"Kau di RSUD Kerry, Tralee, dan aku dr. Sarah Wood yang merawatmu."

Ciarán mengernyitkan keningnya dengan rasa sakit yang kembali menyerang, juga tenggorokannya yang kering.

"Apa yang sakit...?" Sarah langsung penuh perhatian.

"K..e.pa .la..ku... da..n.. ha..u..s....."

Sarah segera mengambilkan gelas dan membantunya minum sedikit demi sedikit menggunakan sedotan agar dirinya tidak tersedak.

"Tenang, akan kuberikan obat pereda sakit. Kepalamu mengalami benturan dengan tanah, saat kau jatuh," dengan meminta perawat untuk memberikan obat pereda sakit yang dimasukkan melalui selang infusnya.

Ciarán menarik nafas dalam-dalam dan merasakan obatnya mulai bekerja mengurangi rasa sakitnya. Dicobanya untuk mencoba mengingat apa yang terjadi, mengapa ia terdampar di rumah sakit.

"Ba..ga..ima..na..aku bi..sa..sa..mp..ai...di..sini...?"

"Apa yang kau ingat?" tanyanya dengan hati hati.

Ciarán terdiam sesaat, mengumpulkan apa yang ia ingat.

"A..ku...se..dang...ber..kuda...,di.. pa...nta..i...ke te..bi..ng ..la...lu pulang..., se..te..lah...itu... ti...dak... in..gat..."

Sarah terdiam gugup, sekaligus lega. Pria ini mengingat semua..., dia tidak mengalami amnesia!

"Sepertinya, aku menabrakmu...!" serunya mengagetkannya. "Maafkan aku...! Aku tidak sengaja menabrakmu saat kau pulang bersama Kudamu. Aku janji aku yang akan merawatmu, dan akan menanggung semua biaya perawatanmu," serunya dengan gugup.

Ciarán terdiam Tertabrak? Ia mencoba mengingat lebih jelas lagi, tapi sakit di kepala kembali menekannya.

"A...pa.. sa..ja..ya..ng..ter..lu..ka...?"

"Ng... tanganmu sedikit sobek, pergelangan kakimu juga sobek dan retak, dan ada luka di bagian kepala, akibat benturan. Tapi tidak ada yang serius, hanya gegar ringan saja, dan lukamu sudah kami tangani."

Ciarán kembali terdiam, mencerna dan mengingat semua semampunya. Luka sebanyak itu, pantas saja, ia sulit menggerakkan tubuhnya.

Ingin ia melihat sendiri hasil foto luka-luka itu untuk melihat seberapa parah lukanya. Tapi tidak sekarang, kepalanya masih agak sulit diajak berkoordinasi.

Ditariknya nafas dalam-dalam. Tiba -tiba ia teringat,

"S..torm... !" setengah panik.

"Storm...?" Sarah terheran.

"Y...yea... Ku..da..ku..."

Terdengar helaan menahan kesal, "Kau tertabrak, dan yang kautanyakan adalah Kudamu!"

Ciarán terkatup. Kepalanya kembali berdenyut-denyut. Ia memejamkan matanyanya untuk mengurangi rasa sakitnya.

"Oh, maafkan, aku! Maafkan aku..." Sarah langsung memeriksa pasiennya.

Ciarán membuka matanya.

"Maaf, aku tak tahu di mana Kudamu. Nanti akan kutanyakan pada Petugas Polisi yang mengamankan Kudamu."

Ciarán terdiam perih. Kuda kesayangannya, mudah-mudahan ia baik-baik saja. Ia kemudian mencoba memperhatikan Wanita ini, sepertinya ia pernah melihatnya.

Rambut bergelombang coklat sebahu, kulit coklat, dan mata coklat yang besar sangat menunjukkan kecerdasaan di sana. Jas putih lengkap dengan stetotoskop menggantung di lehernya, tak menyilapkan ia pernah melihat wanita ini sebelumnya ...

Brown EyesWhere stories live. Discover now