Hear My Voice #8

Começar do início
                                    

"Kenapa? Bukankah kau bilang ada noda dibibirku, jadi aku membersihkannya. Apa itu salah?"
Yoongi menahan tawanya, bukannya Yoongi tidak peka tapi dia hanya ingin mengerjai kekasihnya itu saja.

"Tapi kan hyung aku cuma mau bersikap romantis padamu tapi kau malah menghancurkannya"
Jimin menyenderkan punggungnya kekursi sambil terus menekuk mukanya kesal.

Melihat kekasih bocahnya yang dalam mode ngambek itu, Yoongi langsung menarik kedua tangan Jimin, menggenggnya dan mengelusnya lembut.

"Kau tak perlu bersikap sok romantis seperti di drama drama kacangan itu saat bersamaku, hanya dengan selalu bersamamu saja itu sudah cukup membuatku senang. Lagipula aku ini bukanlah yeoja yang selalu suka dengan segala sesuatu yang terlihat manis. Yang aku butuhkan adalah moment moment kecil seperti ini, walaupun terlihat sederhana tapi selalu membuatku nyaman. Dasar Park Pabbo Jimin"

Jimin tersenyum mendengan semua penuturan Yoongi, Jimin benar benar tak menyangka bahwa kekasihnya itu bisa berbicara seperti itu. Dan Jimin benar benar merasa sangat beruntung bisa mendapatkan Yoongi.

"Gomawo hyung. Mian aku benar benar kekanak kanakan"

Namja tampan itu menarik kembali kedua tangannya yang masih digenggam Yoongi lalu mencium lembut tangan putih kekasih manisnya itu.

"Saranghae hyung"

"Nado pabbo.."

Kedua pipinya memerah, tentu saja. Kekasihnya itu selalu bisa membuatnya merasa spesial walaupun dengan caranya yang selalu kekanak kanakan.

"Ohh yaa hyung, bukankah kau bilang tadi kau bertemu dengan Jungkook?"

"Ehmm.. wae?"
Yoongi menyelesaikan acara makan ice cream vanilla nya dan menatap Jimin serius.

"Jadi bagaimana?"
Namja tampan itu melipat kedua tangannya diatas meja dan mencondongkan badannya kearah Yoongi, terlihat seperti orang yang sangat ingin tau.

"Dia menangis. Mungkin dia menyesal telah meninggalkan Taehyung dulu. Aku benar benar merasa kasihan padanya"

"Kau bahkan tidak tau bagaimana menderitanya dia dulu hyung. Dijauhkan dari kekasihnya, kehilangan suaranya, semua rencana dan cita citanya hancur hanya dalam sekejap gara gara yeoja sialan yang meracuninya itu, lalu sekarang kekasihnya melupakannya bahkan dia tau Taehyung sudah memiliki kekasih. Bukankah itu menyedihkan?"

"Arra... Jungkook pasti juga cukup tersiksa selama ini. Tapi..."

"Tapi apa hyung?"
Jimin menyernyitkan dahinya mendengar ucapan Yoongi yang menggantung tak jelas seperti itu. Dan Yoongi malah mundur dan menyenderkan punggungnya pada kursi. Terdengar helaan nafas berat darinya.

"Taehyung dan Jin hyung"

"Mereka kenapa hyung?"

"Sebenarnya ada suatu alasan kenapa mereka bisa menjadi sepasang kekasih"

"Apa?"

"Hmm..Kau akan tau sendiri nanti"
Yoongi tersenyum miring kearah Jimin, dan berhasil membuat kekasihnya itu mengacak rambutnya frustasi.

"Yakk hyung... kalau kau tidak berniat cerita padaku lebih baik jangan pernah cerita apapun.. apa kau berniat membuatku mati karena penasaran? Aaarrrggghhh"

Dan kekasih gulanya itu semakin terbahak bahak melihat tingkah konyol kekasihnya itu.
.
.
.
.
.
.
Pagi yang cerah dan semoga semuanya berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan namja tampan yang mempunyai senyum kotak itu, Kim Taehyung. Tapi tidak semuanya terlihat cerah bahkan dengan senyumnya yang aneh itu tidak dapat menutupi rona pucat di bibirnya, mungkin ia sedang sakit. Tapi semangatnya untuk bermain bersama -kencan- dengan namja imut bergigi kelinci itu mampu menghilangkan semua rasa sakitnya. Mungkin Taehyung sedang butuh lipbalm sekarang.

Hear My Voice √Onde histórias criam vida. Descubra agora