Chapter 21 : Hati Yang Patah

108 12 2
                                    

"Ayo ambil! Sebelum gue lempar ke kolam ikan." Tantang Citra yang mengacungkan kunci mobil Angkasa diatas kolam.

"Cit serius, gue ada proyek." Katanya pasrah.

"Gue juga serius, hitungan ketiga gue lempar. 1..2..tth"

"Sini gak!? Gue cium luh." Tangan kekarnya merampas kunci.

"Apasih yang bikin lo pengen pulang? Tante lyssa masak ayam cabe ijo, ha?" Tanya Citra dengan senyum meledek.

"Kan tadi gue bilang ada proyek."

"Kalo gitu biar gue suruh mbak inah masakin ayam cabe ijo banyak-banyak biar lo betah disini."

"Apaan sih Cit?" Angkasa mengenyitkan dahinya menatap Citra dalam-dalam.

Melihat ekspresi Angkasa seperti itu malah bikin Citra tertawa gak jelas "sadar gak sih, kebahagiaan gue tuh sama lo. Kalo lo pergi, gue, ya bahagia, tapi gak sebahagia pas sama lo." Citra mengamati perubahan mimik wajah Angkasa yang terlihat datar.

Kini tangan mereka saling bertautan, saling bersitatap tepat dimanik mata masing-masing lawan. Perbedaan postur tubuh yang menjadikan Angkasa menjulang tinggi diatas Citra sehingga Citra harus mendengak untuk dapat menatap Angkasa kini gadis itu menjatuhkan arah pandangnya ke sandal santai yang dikenakannya saat itu.

"Gue sadar kok, gue bukan siapa-siapa. Gue cuma bisa mengagumkan lo tanpa dicintai." Citra menarik napas dalam-dalam lalu melanjutkan "udah sana pulang sebelum gue copotin ban mobil lo!"

Citra berbalik menghampiri dipan tadi tempat mereka ngobrol untuk mengambil ponselnya yang baru saja berdering. Namun sesuatu menahannya dan membawanya keposisi semula.

"Lo yang terakhir dalam hidup gue, i love you." Ucap Angkasa membuat Citra mematung tak sempat menarik napas sebuah hasrat mendorong dirinya untuk memeluk Angkasa.

Yang dipeluk merasa tubuhnya diterpa badai yang mengandung reaksi listrik yang menyengat jantungnya untuk berdebar dua kali lebih cepat. Kedua lengannya terangkat untuk mendekap gadis yang tengah menenggalamkan wajahnya didada bidangnya.

KRINNGGGGGGG!!! jam wekernya membangunkannya dari mimpi indahnya. Pria yang merasa terusik membuka matanya dengan cepat dan menatap plafon kamarnya membayangkan sebagian mimpinya karena beberapa bagian yang dengan mudahnya terlupakan.

"sadar gak sih, kebahagiaan gue tuh sama lo. Kalo lo pergi, gue, ya bahagia, tapi gak sebahagia pas sama lo."

2 kalimat singkat yang selalu diingatnya. Salah satu tangannya meraih ponselnya di meja kecil sebelah ranjangnya. Dilihatnya hari dan tanggal yang tertera dilayar lockscreen seketika matanya membulat dan sudut bibirnya sedikit terangkat.

24 september, gumamnya.

Pria itu beranjak menuju kamar mandi, bersih-bersih sebentar lalu berkemas berangkat ke kantor.

Angkasa dan Citra kini telah kembali menjalin hubungan, biasa disebut CLBK, cinta lama bersemi kembali.
Eaklo-slepet.

•••

Ingatannya kembali seperti sedia kala, ia ingat pernah menjalin hubungan dengan Angkasa, ditinggal pergi oleh Fariz, punya temen seperjuangan yang rada gendeng tapi romantis macam Keenan, memiliki keluarga yang sangat menyayanginya dan 3 kurcaci yang setia padanya;surya-thara-vian.

Kini ia ditemani Keenan berjiarah ke tempat peristirahatan terakhir Fariz, menaburi bunga dan disiramnya gundukan tanah yang didalamnya terdapat jasad orang yang selalu dirindukannya tiap malam.

"Riz sekarang umur aku genap 25, dan kamu semakin tua 30-2. kamu gak berminat ngucapin 'happy birthday' gitu? Atau kado buat aku?" Bibirnya manyun mendapati kenyataan bahwa semua tidak akan pernah terjadi lagi untuk beberapa tahun kedepan.
Sebuah telapak tangan mengusap punggunya dengan arti menyabarkan-menyemangati-menakdirkan. Kacamata hitamnya menunggang dikepalanya dengan pakaian serba hitam serta syal yang dilingkarkan dilehernya menambah kesan berduka. Walaupun sebenarnya ia ingin ditemani Angkasa, tapi yang diinginkan tidak bisa hadir sehingga diganti orang lama yang baru datang kembali.

BLITHEWhere stories live. Discover now