Kesalahpahaman

102K 5.7K 23
                                    

Pembicaraan ku dengan kirana semalam benar-benar membuatku kepikiran, apakah Kirana tau mengenai perasaanku? Andai Sabira tidak memanggil Kirana semalam mungkin aku sudah mengetahui jawabannya tanpa pusing seperti ini.

"Permisi pak". Suara sekretarisku. Lalu kupersilahkan dia masuk

"Ada apa Diana?" tanyaku

"Pak saya cuma ingin mengingatkan bahwa nanti saat makan siang ada meeting bersama perusahaan Garment". Ucapnya

"Baiklah Diana segera siapkan file-file yang diperlukan untuk meeting nanti". Ucapku.

"Baik pak". Ucapnya sembari mengundurkan diri dari ruangan ku.

Hp ku bergetar ada multi chat dari Robi dan Rafa disana.

Robi : Assalamualaikum sobat-sobat ku sekalian yang di rahmati Allah, apa kabar jasmani dan rohani kalian? Kuharap selalu sehat ya kawan.

Rafa : Waalaikumsalam, Alhamdulillah sobat semakin sehat jasmani dan rohani ku usai menikah, hehehe

Robi : Hei hei sombong sekali kau liat saja nanti, bentar lagi aku akan menjadi sepupu mu ingat itu.

Rafa : iya deh calon adikk ipar ku, tapi kemana kaka ipar ku tidak muncul-mucul dia.

Robi :Mungkin dia lelah kawan.. Hehehe.

Isi chat dari mereka setidaknya mebuatku tersenyum, dan sedikit merubah suasana hati walau masih nyeess dengan perkataan Robi.

Azzam : Hei hei ada apa ini kalian malah membicarakanku, iya deh yang sebentar lagi menjadi saudara, tapi inget Raf gini-gini aku kaka ipar kamu loh

Robi : Wah Raf kena kau sama kaka ipar mu itu. Hehe

Rafa: Inget juga Robi, kamu itu masih CALON SUAMI sepupuku.. Hehehe

Azzam : Sepertinya kamu yang dalam bahaya Rob, hehe

Robi : Ampun-ampun, aku itu cuma mau ngabarin kalian ko kalau acara seserahanku akan dimajukan yaitu minggu ini, datang ya kalian.

Rafa : InsyaAllah bro, aku dan keluargaku akan hadir apalagi itu acara sepupu ku juga.

Azzam : InsyaAllah hadir Rob.

Rasanya sesak sekali saat mengirim pesan itu kepadanya, ya Allah apakah aku akan kuat menyaksikannya untuk orang lain.

Robi : Baiklah, terimakasih kawan aku tunggu ya Wassalam.

Perbincangan kami di chat benar-benar membuatku semakin tak menentu, rasa sesak itu datang lagi ke dalam dada ku.

Aku kaget saat meeting dengan perusahaan garment yang ternyata di pimpin oleh Hilda, di balik sikap pemalu dan lembutnya ia sangat tegas juga cekatan dalam menyampaikan presentasinya di depan ku. Sungguh wanita yang pandai.

Setelah meeting aku berniat untuk mengajak Hilda makan siang bersama karena sudah lewat untuk makan siang, dia menyetujuinya tapi dia ingin mengajak sekretarisnya agar ikut bersama kami karena dia tidak ingin makan berdua saja dengan ku takutnya timbul fitnah. Sungguh wanita yang soleha.

"Aku tak menyangka kalau kamu seorang direktur utama di perusahaan besar da". Ucapku saat menunggu makanan pesanan kami.

"Hmm aku cuma meneruskan pekerjaan ayah saja Pak". Ucapnya sembari menunduk sangat beda dengan Hilda yang tadi presentasi.

Assalamualaikum Jodoh (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang