Chapter 3

13.2K 353 10
                                    

"Hhhmm, sebenarnya, hmm gue.. "
Ucapan Gilang terpotong, tiba-tiba Alysa menghadap kebelakang menghadap kami berdua.

"Pada ngomongin apaan sihh?" Ucapan Alysa membuat kami kaget.

"Hmm, oh iya udah masuk pelajaran kedua, itu Pak Sujiyo" Ucap Gilang.
Untung saja Pak Sujiyo menyelamatkan kami, huhh.

"Untung aja lang." Ucapku sambil menghembuskan nafas lega.

"Iya hampir aja ya." Ucap Gilang yang juga terlihat lega.

***

Alysa POV

Aku masuk ke dalam kelas, kulihat Gilang sedang menulis sesuatu, tapi entah apa itu.

"Lang, ngapain lo? Nulis diary?" Ucapku sambil terkekeh.

"Hmm, sebenernya sih ini buku novel yang isinya persahabatan berubah jadi cinta, gue coret-coret aja deh hehee.." Ucapnya ikut terkekeh.
Saat sedang mengobrol dengan Gilang, tiba-tiba disampingnya sudah ada Arfi, orang yang menyebalkan. Aku langsung menghadap ke depan karena tidak ingin melihatnya.
Saat bel masuk sekolah telah berbunyi, Bu Asti guru MTK dikabarkan sedang sakit. Aku dengar Gilang dan Arfi sedang berbincang, entah berbicara tentang apa. Tapi aku mendengar ada kata Alysa, hmm mungkin tidak. Saking penasarannya akhirnya aku pun segera menengok ke belakang. "Pada ngomongin apaan sih?" Ucapku, sebenarnya Gilang ingin mengatakan sesuatu tapi karena aku bertanya dia tidak melanjutkan omongannya. "Hmm, oh iya udah masuk pelajaran kedua, itu Pak Sujiyo" Ucap Gilang. Aku pun segera menghadap ke depan. Dan mengikuti pelajaran, tetapi aku masih penasaran, apa yang mereka berdua bicarakan, hmm.

AUTHOR POV

Saat pulang sekolah, Alysa memang sering mengikuti ekstrakulikuler musik. Tapi saat Alysa masuk ke dalam ruangan musik dia sedang melihat Arfi sedang bernyanyi dan Gilang sedang memainkan gitarnya. Mereka berdua terlihat kompak. "Haii, loh Arfi lo emangnya ikut musik? Bisa apaan lo?" Ucap Alysa dengan nada judes. "Gue bisa vokal, emang kenapa kalo ikutan musik? Gak boleh?" Ucap Arfi tak mau kalah. "Hehh udah ih, pada berantem mulu. Alysa, dia sekarang anggota di ekskul
musik ini." Ucap Gilang lembut. "Ohh." Ucap Alysa dengan singkat. Tak lama Teresa, guru musik ini masuk.
"Sekarang, saya ingin kalian mengisi pentas seni untuk nanti bulan Mei, saya bagikan kelompoknya ya." Ucap Teresa. Murid - muridnya hanya menggangguk. "Kelompok 1, Toni, Bella dan Rika. Kelompok 2, Gilang, Dina dan Vanessa. Kelompok terakhir, hanya tersisa Alysa dan anggota kita yang baru Arfi. Saya minta kalian ber duet, Alysa bermain piano sambil bernyanyi dan Arfi hanya menyanyi." Ucap Teresa dengan tegas. "Miss, masa saya sama Arfi sihh, terus berdua doang lagi. Miss saya gak mau." Ucap Alysa sangat tidak mau dengan Arfi. "Lisa, ini sudah saya atur dan tidak boleh di rubah lagi. Kelompoknya harus seperti ini, latihan dimulai dari sekarangg!" Ucap Teresa. Mau tak mau Alysa harus mengikuti apa yang dikatakan Teresa.

"Heh, dengerin gue yaa, jangan ke GR an dulu, kita cuma berduet doang dan gak ada perasaan sama sekali yaa. Inget itu." Ucap Alysa kepada Arfi.

"Dihh, siapa juga yang ke GR an, iyee gue juga tau." Ucap Arfi.

Latihan pun berjalan lancar, walaupun Alysa tidak menginginkan kelompok ini, tapi dia melakukan latihannya dengan bagus.
Dan juga lagu yang membuatnya menjadi lebih sempurna.

"Fi, gue liat kayaknya lo kayak punya perasaan gitu ya sama Alysa, tambah lama tambah akrab aja nih." Ucap Gilang kepada Arfi.

"Hmm.. Mungkin gue punya sedikit." Ucap Arfi.

"Serius lo? Wahh, tembak dia dong."
Ucap Gilang.

"Hmm.....

sorry terakhirnya kayak begitu.
Jgn lupa vote + comment ya buat chapter selanjutnya
Thankss

Kisah Putih Abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang