"Paling mau nembak lo, Ris." celetuk Belinda tiba-tiba. Aku dan kamu kontan kaget, mengelak satu sama lain, tapi dalam hati kecilku, mengapa aku merasa ada yang beda? Seperti mengharapkan adanya hal 'lebih'?

Pembicaraan kita pun berakhir karna hari makin sore, aku dan Belinda pamit karena taksi pesanan kami telah tiba. Kamu mengganguk "Hati-hati lo berdua. Sampai ketemu lagi." ucapmu lalu berjalan ke arah parkiran motor.

"Ciiieee, saling tuker kontak nih." goda Belinda sambil menyikutku saat kami berada di dalam taksi "Dih, kenapa dah? Biasa aja kali, cemburu lo ya?" godaku balik.

"Eh, sorry! Gue gak suka sama David, bukan tipe gue. Lagian gue gak begitu deket sama dia." elak Belinda "Tadi lo seru banget deh ngomongnya, gue sampe berasa nyamuk gitu." lanjut Belinda, tersenyum meledek.

Aku memberinya pandangan sengit "Oh, jadi nyindir nih?" Tanyaku. Belinda tertawa lalu mencubit pipiku gemas "Yaelah, gitu aja baper, bu. Kaga lah, David asyik kok, seengaknya gak kaya orang lain yang sok manipulasi pembicaraan." ucapnya kalem.

***

Beberapa hari kemudian, kamu mengirimkanku pesan. Dimana aku lupa bila kita telah bertukar kontak. Hanya sapaan, namun mampu membuatku tersenyum kecil.

"Dapet kontak gue darimana? Joel?" Tanyaku

"Lah? Lo lupa? Kan gue minta tukeran waktu itu.." balasmu beberapa menit kemudian. Aku menepuk keningku, yah, beginilah aku, terkadang pelupa.

"Oh iya, maaf. Gue lupa." jawabku.

Akhirnya, mulainya percakapan kita berlanjut. Awalnya, aku menanggapinya dengan cuek, karena aku juga disibukkan dengan kegiatan kampus. Tapi lama-kelamaan, aku jadi senang mendapat pesan darimu.

Terkadang hanya berupa sapaan, kadang pertanyaan, kadang juga pesan forward dari orang lain. Seperti lelucon atau peringatan. Tapi semua kutanggapi dengan senang, gembira. Entah bagaimana, setiap aku mengecek handphoneku, aku berharap ada pesan darimu. Membuat diriku seperti mendapat energi baru.

Dan aku ingat sekali, sebulan kemudian kamu mengirimkan pesan padaku seperti ini.

"Ris, gue nganggur nih. Boring gila di rmh, lo mau tmnin gw jalan gak? Gw jemput klo lo mau, nih."

Wuihhh, girang sekali aku mendapatkan pesan itu. Dengan cepat, aku langsung membalas pesanmu.

"Serius? Boleh lah, gw juga nganggur di rmh. Mau jemput jamber?"

"Jam 2 gue dateng. Oke?"

"Oke"

"Dandan yang cakep, ya."

"Gaperlu, gue udah cakep dari sananya. Mending lo buruan bangun dari kasur, terus jemput gue."

Kamu tidak membalas pesanku setelah itu, jadi aku memutuskan untuk bersiap. Aku hanya mengenakan jeans, kemeja putih polos, dan flatshoes berwarna hitam. Rambut cokelat milikku kubiarkan tergerai hingga punggung, lalu menyapukan make-up tipis. Hanya bedak dan lipgloss, karena aku bukan cewek yang suka berdandan.

Dan benar saja, jam 2 siang tepat kamu datang dengan membawa mobil, aku sampe bengong melihat mobil Ford hitam parkir didepan pagar rumahku

"Sorry, lama ya?" Tanyamu saat turun dari mobil, lalu berjalan menghampiriku. Aku menggeleng "Selow, lo gak telat kok." jawabku.

Kamu menatapku dari atas sampai bawah, lalu berdecak kagum "Kamu cantik, Ris." pujimu.

Aku tertegun, kaget. Aku yakin mukaku merona, tersipu karena pujianmu "Trims." jawabku pelan, membuang muka. Berusaha menutupi wajahku yang memalukan.

Elastic HeartWhere stories live. Discover now