STORY

1K 26 3
                                    

Aku jadi teringat, saat pertama kali aku bertemu denganmu. Disaat semuanya terasa begitu indah, begitu sempurna. Detik-detik kehidupan yang tidak pernah kusesalkan, titik balik cara pandangku terhadap dunia. Ya, karena kamu. Kamu. Nama yang selalu kuucapkan dalam doaku, nama yang selalu terukir dan terkubur dalam hatiku yang paling dalam.

Aku jadi tertawa kecil mengingatnya, pasti kamu juga tertawa kan mengingat kenangan kita bersama? Ya, disana, diatas sana, di surga.

Aku mengingatnya, awal kita kenal. Kita bertemu tanpa sengaja, dimana saat itu aku dan temanku, Belinda sedang nongkrong di salah satu café di Brooklyn. Biasa, anak mahasiswa yang baru kelar UTS, kami tentu saja ingin melepas penat yang telah menumpuk.

Tiba-tiba, saat sedang asyik mengobrol dan bercanda dengan Belinda, membahas artis papan atas yang sedang hits, kamu datang dengan Joel, salah satu teman kampusku

"Hai, Bel, Ris. Tumben nongkrong disini." sapa Joel dengan nada hangat.

"Hai juga." sapaku "Halo, Joel!" sapa Belinda ramah "Eh, siapa tuh? Temen lo?" tanya Belinda. Joel tersenyum kecil "Yoi, kenalin, nih David. Vid, nih kenalin, ini Belinda, yang itu Rissa." ucap David sambil memperkenalkan dirimu kepadaku dan Belinda.

"Hei, gue David." kamu mengulurkan tangan kepada Belinda.

"Gue Belinda." kata Belinda sambil menjabat tanganmu, lalu bergantian denganku

"Nerissa." ucapku singkat, namun memasang senyumku.

"Eh, boleh join bareng kan? Lagi rame juga nih, gue gak kedapetan meja." Pinta Joel. "Boleh aja, iya kan, Ris?" tanya Belinda sambil menyenggolku.

"Sure, Silakan." jawabku santai, menenguk segelas sof drink di hadapanku.

Joel tersenyum menyeringai. Kalian pun duduk, kamu duduk di sebelahku, sedangkan Joel di sebelah Belinda. Setelah memesan minum, mulailah kita tengelam dalam percakapan.

Saat itu, kita lebih saling bicara. Aku suka cara berbicaramu yang sederhana, seru, supel, menyenangkan tapi gak rese atau sok asyik seperti orang kebanyakan. Dengan mata biru, rambut cokelat spike acak, dan kulit putihmu, aku harus jujur bahwa kau luar biasa tampan di mataku.

"Lo kenal Joel darimana?" Tanyaku, berbasa-basi.

"Oh, dia kan suka tanding futsal sama temen kampus gue. Jadi sering ketemu kalau lagi pada ngumpul. Makanya gue kenal." jawabmu "Lo sendiri, satu kampus sama Joel? Apa satu jurusan juga?" Tanyamu balik "Oh, gak. Gue emang satu kampus, tapi beda jurusan. Gue jurnalistik, kalau Joel sama Belinda tuh satu jurusan, sama-sama Ilmu Komunikasi." Jawabku.

Kamu menggangguk sambil ber-oh ria, meneguk jus jambu di hadapanmu. Dan gak sampai disitu, setelah Joel pergi karna katanya ada 'urusan mendadak', pembicaraan kita tetap berlanjut.

"Lo beneran gak apa-apa gue tinggal, Vid?" Tanya Joel sebelum beranjak pergi.

"Gapape, selow. Gue tahu kakak lo udah ngerocos minta dijemput balik, kan? Kesian. Buru sana lo pergi." jawabmu dengan gaya mengusir.

Aku dan Belinda tertawa, sedangkan Joel pura-pura menjitakmu dan kamu mengelak "Yoweslah, gue duluan. Bel, Ris. Gue duluan, ya! Kalo temen gue macem-macem, laporin aja polisi, biar dikurungin sekalian." canda Joel sambil lalu.

"Sip, Jo! Hati-hati!" Seru Belinda, akhirnya tinggal kita bertiga dan kita tetap melanjutkan pembicaraan. Dari situlah aku tahu kalau kamu mahasiswa hukum di salah satu universitas terkenal di Brookyln. Hal yang tidak aku sangka, melihat gayamu yang tanpa beban, aku pikir kamu anak teknik atau dkv.

Percakapan pun berlanjut, kita banyak bercanda dan tertawa, ya karenamu dan cerita lucumu. Membuat suasana terasa menyenangkan.

Aku masih ingat ketika kamu berkata "Eh, boleh minta kontak lo gak?" Pintamu. Aku mengganguk "Boleh aja, emang buat apaan?" Tanyaku iseng sambil mengambil handphoneku dan memberikanmu kontak sosial mediaku.

Elastic HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang