Hear My Voice #6

Start bij het begin
                                    

Taehyung memegang kepalanya yang sakit dan dadanya yang begitu sesak. Setetes air mata lolos dari mata namja tampan itu.

"Taehyung-ah apa kau kambuh lagi? Ottokhae? Kita kerumah sakit saja, kajja!"
Seokjin menarik tangan Taehyung namun namja itu menahannya.

"Gwenchana hyung. Ini sudah sering terjadi kan?"

"Tapi Tae.."

"Gwenchana. Lihatlah rasa sakitnya sudah mulai hilang" namja tampan itu tersenyum dan berusaha untuk tidak membuat kekasihnya itu cemas.

Seokjin duduk kembali dikursinya tapi tatapan cemas itu belum juga hilang dari wajahnya.

"Jadi.. berapa lama?"

"Ehh..?"

"Pergimu hyung"

"Entahlah.. sepertinya tidak akan lama hanya tiga hari atau mungkin satu minggu. Aku harus menghadiri pertemuan itu sebagai salah satu perwakilan dari rumah sakit"

Taehyung mengangguk paham dan suasana kembali hening tanpa ada pembicaraan. Sejujurnya Taehyung masih berfikir tentang memori memori aneh itu.

'Benarkah itu Jungkook? Tapi kenapa? Sebenarnya siapa dia? Apa hubungannya denganku?'

Segala pertanyaan pun muncul di kepala Taehyung, tapi namja itu tak mau terlalu memikirkannya. Jika dia memaksa kerja otaknya pasti rasa sakit itu akan muncul lagi dan Seokjin pasti juga akan cemas padanya, Taehyung tidak mau itu.
.
.
.
.
.
.
Tiga hari..
Yaa.. sudah tiga hari lamanya Taehyung ditinggal pergi kekasihnya, tiga hari Jungkook memilih untuk menyendiri dan menenangkan hatinya, tiga hari Jimin bergelut hebat dengan hatinya untuk menjauhi Yoongi, dan tiga hari pula Yoongi harus tersiksa tanpa adanya sosok Jimin disampingnya.
.
.
.
Seorang namja besurai coklat terlihat rapi dengan celana jeans yang nampak pas di kaki panjangnya dan kaos hitam berlapis kemeja kotak kotak merah tanpa dikancing yang begitu tampak mempesona membalut tubuh kurusnya.

Tuk..tuk..tuk..

Suara ketukan bolpoin pada meja terdengar menggema di seluruh ruangan, apalagi ini adalah perpustakaan yang notabennya memang ruangan tenang.

'Aarrrgghhh... sial...'
Namja itu, Taehyung dengan kasar mengacak asal surai coklatnya.

Seharusnya dia senang dengan hasil dari selembar kertas dihadapannya. A, sebuah nilai sempurna untuk sebuah lagu yang telah dia buat untuk tugasnya. Namun entah kenapa dia tak terlihat sebahagia itu. Sekarang dia justru merasa ada yang kurang. Walaupun memang benar dia mendapat nilai sempurna, tapi seseorang yang telah membantunya mendapatkan nilai itu justru tak pernah nampak selama tiga hari ini. Tepat setelah membantunya, Jungkook sama sekali tak pernah memperlihatkan batang hidungnya kepada Taehyung. Dan itu lah yang sukses membuat Taehyung kebingungan sendiri mencari namja kelinci itu.

Selama tiga hari ini entah kenapa Taehyung merasakan ada yang kurang saat tak bertemu dengan namja kelinci itu. Walaupun bisa dibilang mereka baru beberapa kali bertemu namun Taehyung merasa telah mengenal Jungkook sejak lama.

Sreekkk

Suara decitan kursi yang bergesekan dengan lantai menginterupsi gendang telinga beberapa orang saat Taehyung dengan buru buru menegakkan badannya yang secara otomatis membuat kursinya bergeser mundur. Beberapa pasang mata melihatnya dengan tatapan yang berbeda beda, entah itu tatapan tidak suka ataupun tatapan terpesona akan seorang Kim Taehyung. Tapi namja tampan itu sama sekali tak mempedulikan mereka.

Perlahan Taehyung melangkahkan kakinya mengelilingi universitas, dan untuk catatan bahwa universitas itu tidak hanya seluas sekolah menengah atau sejenisnya.

Hear My Voice √Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu