Bab 13 - Cooking with Mr. Orlando (?)

12K 744 38
                                    

Nahhhh part selanjutnya sudah ku publish

hehe happy reading guys..

Jangan lupa untuk votte dan comment yaa ;)

*********

Aldric POV

Dengan perasaan yang sedikit lebih tenang aku kembali ke rumah. Kurebahkan diri di kasur yang tercinta ini dan tanpa menunggu lama akupun jatuh tertidur.

Pagi ini kembali ke rutunitas biasa. Pergi ke kantor dan membaca berkas-berkas serta berpikir keras bagaimana memajukan perusahaanku. Memang terdengar membosankan tapi bagiku itu menyenangkan.

Saat ini aku sedang duduk di kursi kerjaku. Menyusun rencana kerja untuk perusahaan yang sudah berada di tanganku ini. Mau tidak mau aku harus ke Jerman entah besok atau besoknya. Theo sudah menghandle semuanya, yaa di memang orang yang selalu bisa kuandalkan.

Nadia masuk ke ruanganku dengan beberapa berkas yang kuminta darinya. "Terima kasih Nadia, besok atau lusa saya akan berangkat ke Jerman, tapi karena ada beberapa rapat penting yang tidak bisa di tinggalkan saya ingin kamu stay di sini, tolong berikan semua materi rapat pada papa saya, beliau yang akan menghandle semuanya."

Kepalanya mengangguk patuh. "Baik, saya akan mempersiapkan semua, apa ada yang Anda butuhkan lagi Mr. Orlando?" kugelengkan kepala menanggapi pertanyaannya. "Baik kalau begitu saya akan kembali ketempat saya, permisi," ia berjalan meinggalkan ruanganku.

Aku mengontak beberapa orang untuk menanyakan cabang-cabang perusahaan kami. Sebelum aku meninggalkan Indonesia aku harus memastikan perusahaan di sini aman semua atau tidak.

Kupastikan semua berjalan normal. Syukurlah tidak ada halangan, sekarang aku bisa mengurus perusahaan baru tanpa beban.

Hari ini adalah hari keberangkatanku. Dengan ponsel yang setia berada di telingaku sejak pagi, yaa banyak hal yang ku sampaikan pada Nadia, semoga ia mengerti apa yang kusampaikan dengan cepat ini.

"Loh Al kamu juga di sini? mau kemana?" pertanyaan itu membuatku menoleh.

"Hay kak Sasya.. aku harus ke Jerman karena ada pekerjaan," jawabku sedikit kaget. Aku menghampiri mereka, yaa Kak Sasya, kak Bian, om Ares dan bi Novi.

"Kalau begitu kita sama," ucap kak Bian. Aku mengangguk untuk membenarkan.

"Kau akan tinggal dimana selama di Jerman?" tanya om Ares.

"Mungkin di rumah temanku om, kebetulan itu rumah milik perusahaan," yaa yang artinya itu rumah milikku.

"Tinggal dengan kami saja, yaa sekalian ngobrol dengan Lili? kamu pasti mau kan???" pertanyaan yang menjurus ledekan itu membuatku kaget. Kak Sasya yang benar saja, aku memang ingin bicara dengan Lili tapi tidak harus serumah juga kan. Entahlah rasanya sedikit aneh.

"Ya benar, dirumah kami masih ada kamar," timpal om Ares.

"Tidak usah repot-repot om, Al tidak mau mengganggu Lili," ucapku.

"Tidak repot, kau tau kan untukku kau sudah seperti anak sendiri, Lili tidak akan terganggu," jelas om Ares. Merasa percuma untuk menolak akhirnya aku mengangguk dengan ragu. Ohh bagaimana canggungnya jika aku harus tinggal serumah dengan Lili yang lupa denganku.

Aku segera mengabari Theo bahwa aku menginap dirumah keluargaku yang tinggal di Jerman. Yaa memang keluarga Lili sudah seperti keluargaku dan sahabat-sahabatku mengingat dulu kami sering bermain dirumah Lili.

Perjalanan yang begitu cepat rasanya, padahal keberanianku belum terkumpul. Kata kak Bian mungkin Lili sekarang sedang menunggu di bandara. Oke semoga aku tidak gugup nanti.

Perfect Moment (Sequel LYD)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin