karena mu

8.7K 362 16
                                    

Update : august 17, 2013
Reupdate : january 7, 2016

Icha duduk di tepi ranjang dimana raihan terbaring, musa menyentuh keningnya.

"panas banget kak!" katanya. Icha mengangguk seraya memberinya isyarat agar tidak berisik dengan menempelkan jari telunjuknya di bibir. Icha meletakan kembali kompres ke kening Raihan.

"kita nginep disini aja yah malam ini.." katanya kemudian pada adiknya, ia tidak tega meninggalkan raihan sendirian dengan kondisi sedang sakit seperti saat ini. Musa mengangguk setuju.

Icha tidak menyangka jika mandiri yang dimaksud Raihan adalah mandiri dalam segala hal, ia tidak hanya hidup sendiri di Surabaya namun ia juga mampu menghidupi dirinya sendiri dari segi ekonomi. pak pono, yang Icha yakini sebagai tangan kanan Raihan dalam menjalankan bisnisnya telah bercerita banyak pada Icha saat ia datang tadi. ada selaksa kagum untuk raihan di hatinya.

tok..tok..tok!

"tolong bukain pintunya sa.." kata Icha pada Musa. musa mengangguk. sebentar kemudian ia kembali "ada pak pono kak..". Icha keluar untuk menemui pak pono.

"mbak Icha, saya pulang dulu.." katanya pamit pada Icha. Icha mengantarkan pak pono sampai lorong sebelum gerbang, "mohon maaf mbak Icha, nggak bisa bantu apa - apa,,,nggak bisa nyiapin kamar untuk mbak Icha menginap, lha mas raihan itu susah - susah gampang kok. ia nggak mau pakek jasa pembantu, ia sendiri yang mengerjakan semua pekerjaan rumah, mas raihan nggak suka kalo barang - barangnya disentuh orang lain katanya.." pak pono menjelaskan panjang lebar sebelum ia keluar dari gerbang, Icha mengucapkan terimakasih. ia maklum, Icha ingat sekali Raihan termasuk orang yang pilih - pilih dalam hal apapun, sempat dulu ketika masih kecil Raihan tidak mau makan di restoran manapun karena bukan mami yang memasak makanannya. alasan yang konyol yang membuat Icha dan Awan sempat sebel setengah mati karena Raihan mereka sangat jarang makan diluar.

Icha melihat jam tangannya ketika ia telah masuk kembali kedalam rumah, jam Sembilan malam. Musa sudah tertidur disofa, ia mencari selimut dilemari didalam kamar Raihan untuk menyelimuti musa. Icha memperhatikan setiap detail dari rumah Raihan, sampai akhirnya ia memutuskan untuk melihat persediaan bahan makanan di dapur. sebenarnya peralatan dapurnya cukup memenuhi standart bahkan kichen set-nya terkesan mewah. hanya saja karena tidak terlalu terpakai jadi terkesan agak berantakan dan sedikit berdebu, jika dihitung sampai hari ini sudah hampir seminggu Raihan sakit, teringat apa kata pak pono, mungkin debu dalam rumah ini sudah selama itupula tidak terjamah tangan manusia.

ia membuka lemari es , Icha miris ketika hanya melihat makanan instant dan snack disana. ia memeriksa rice dispenser, masih penuh. setelah mencuci piring dan peralatan dapur yang kotor, icha kembali memeriksa kondisi raihan. Icha membiarkan pintu kamar terbuka, lalu menarik kursi rias kesisi rajang Raihan, ia mengganti kain kompres di kening raihan yang mulai kering, hingga ia tak sadar jatuh tertidur dengan kepala menyandar pada sisi tepi ranjang.

****

Raihan terbangun tengah malam, tenggorokannya kering. saat ia berusaha bangkit ia menyenggol kepala Icha. Raihan sempat kaget, ia memperhatikan sosok yang berada di depannya seksama, ada rasa bahagia saat ia meneyadari, Icha-lah yang kini menemaninya. ada keinginan menyentuh kepala Icha, namun kemudian ia urungkan.

Icha terbangun, mengucek matanya yang sedikit berat, ia kaget saat melihat Raihan duduk dengan tersenyum padanya, "Rai???" ia melihat jam, pukul dua dini hari. ia menyentuh kening Raihan "panasnya sudah turun." ia lega. "kamu mau minum Rai?" tanyanya pada Raihan. Raihan mengangguk mengiyakan. sesaat kemudian Icha kembali dengan membawa segelas air putih, ia memberikannya pada Raihan.

"kak Icha kapan datang?" tanya Raihan pada Icha, setelah meletakkan gelas diatas nakas sebelah ranjangnya.

"tadi, sehabis Isya'." jawabnya singkat sambil duduk kembali dikursi yang tadi ia gunakan. "kamu sakit kenapa nggak bilang sih Rai? kamu bikin kakak khawatir, berhari-hari nggak ada kabar.."

halalkan AKU untuk MUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang