Cerita yang Belum Berakhir

2.1K 177 24
                                    

CERITA 

YANG

BELUM

BERAKHIR




Biarkan aku memberi tahu kalian bagaimana caranya aku membaca buku.

Aku akan memulai dengan 2 bab pertama, mencoba mengenali tokoh-tokohnya dan mencicipi awal dari intrik yang akan terjadi. Lalu aku buka halaman terakhirnya, menilai apakah ceritanya akan berakhir bahagia. Jika ya, dengan senang hati aku buka kembali bagian awal dari cerita itu, kemudian aku akan membiarkan diriku terhanyut ke dalam dunia yang diciptakan oleh sang penulis.

Aku, si kutu buku, adalah pembaca yang setia. Hatiku akan ikut berbunga jika sang tokoh jatuh cinta, mataku akan basah jika sang tokoh menangis, semangatku bangkit jika sang tokoh sedang berjuang. Perjalanan sang tokoh akan terus aku dampingi, karena aku tahu cerita ini akan berakhir bahagia.

Aku tidak pernah suka dengan cerita yang tidak berakhir bahagia. Buku yang berakhir dengan air mata akan berakhir kembali ke tempatnya. Tidak peduli semenarik apapun cerita yang ditawarkan, aku menolak untuk terhanyut ke dalamnya.

Kalian tahu apa yang paling aku benci, melebihi cerita-cerita tak bahagia itu? Aku benci cerita yang belum selesai. Aku benci cerita yang membuatku terlarut sehingga aku tidak bisa berhenti di dua bab pertama, namun membiarkan aku tergantung di kalimat terakhirnya. Aku benci tokoh yang membuatku terpana, namun tidak memberitahu bagaimana akhir nasibnya. Terlebih, aku benci dengan fakta bahwa ada lima puluh persen kemungkinan bahwa aku, si kutu buku, menghabiskan masaku menunggu akhir yang tidak bahagia.

Dalam kehidupan nyata, sayangnya tidak pernah ada kemungkinan bagiku untuk memilih cerita mana yang mau aku ikuti.

Those stories are given. Aku sebagai tokoh dari ceritaku sendiri hanya bisa berusaha agar ceritaku berakhir bahagia. Dan sama seperti aku yang tidak bisa memilih jalur cerita apa yang harus aku jalani, akupun tidak bisa memilih alur cerita siapa yang selalu aku ikuti. Apa yang sedang dialami oleh orang-orang terdekatku akan selalu menjadi alur cerita yang selalu aku tunggu kelanjutannya. Entah itu cerita yang berakhir bahagia, ataupun cerita yang mengundang air mata.

----

Aku tidak bisa lagi menahan tangisku. Air mataku terus mengalir, tidak memedulikan sakit di bibirku yang tergigit saat aku berusaha menenangkan diriku. Aku menunduk, bahuku terguncang, serbet yang seharusnya aku gunakan untuk membersihkan remah-remah makanan setelah aku menghabiskan sarapanku kini penuh dengan bercak maskara.

Hari ini adalah hari ulang tahunku. Sepagian ini suasana hatiku ceria. Sejak kemarin kami menginap di hotel ini. Suamiku tiba-tiba menjemputku dari tempat aku bekerja dan langsung memboyongku ke kota sejuk ini.

"Kejutan buat ulang tahun kamu, Sayang," katanya.

Dibangunkan oleh sebuah kecupan, sepasang sepatu lari yang sudah lama aku idam-idamkan dan bunga angrek yang dia tahu sangat aku sukai, membuatku seperti berjalan di atas awan. Berbagai ucapan selamat dari teman-teman di jejaring sosial mewarnai pagiku.

Sampai berita itu datang...

"Kamu kenapa sayang?" tanya suamiku yang bingung melihat perubahan sikapku.

Diraihnya tanganku, berusaha menenangkan luapan emosiku yang tidak dimengertinya. Dia terlihat khawatir juga malu melihat para pengunjung restoran lain yang mulai memperhatikan kami.

Karbohidrat ○ Maret ○Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang