Huit

13.2K 933 132
                                    

Louis p.o.v

'Nghhhh....hhhhh~'

'Akhhhh.....fasterhhhh babe ughh!~'

'Deeperhhh oughhhh!~'

Arghhh, aku menyerah sekarang! Sudah hampir seminggu seperti ini. Aku benar-benar menyerah!

Aku memposisi dudukkan diriku di tempat tidurku sambil mengacak-acak rambutku frustasi. Kamarku masih sangat gelap sekarang. Aku melirik kearah alarm digital yang menunjukkan pukul 4 a.m di nakas. Itu artinya aku baru saja tertidur selama 3.

Semua badanku sudah terlalu remuk dan lelah karena membersihkan 'kandang' tiran mesum tak berotak itu sepanjang hari. Sekarang ia tidak memberikanku istirahat yang cukup dan membiarkanku mendengarkan suara-suara menjijikan sepanjang malam... SEPANJANG MALAM!

Entah bodoh atau apa yang harus kudefinisikan untuk seorang Allard. Ia memiliki sebuah kamar seukuran lapangan golf kurasa yang juga memiliki fasilitas kedap suara yang aku sangat tahu fungsinya untuk apa mengingat dirinya yang sangat mesum itu. Tapi mengapa setiap malam ia dan wanita-wanita yang ia tiduri itu harus melakukan 'itu' di sebuah kamar yang bersebelahan dengan kamarku? Kenapa?!

Aku menyalakan lampu tidur di atas nakas lalu mengusap-usap wajahku kasar. Aku berjalan mendekati speaker yang memang tersedia di seluruh kamar yang ada di penthouse ini. Aku menyambungkan speaker itu ke mp3 player-ku lalu memutar musik aliran heavy metal kesukaanku dengan volume penuh. Rasakan pembalasanku Mr. Fancy Pants!

Setelah merasa jika lagu kesukaanku mulai mendominasi suara di dalam kamar aku langsung kembali ke tempat tidurku. Aku mematikan lampu tidurku dan masuk ke dalam selimut dengan senyum tenang lalu kembali melanjutkan tidurku yang terpotong sebelumnya tanpa menyadari seseorang sedang mengedor-gedor dengan keras pintu kamarku.

***

Aku mengerang tidak nyaman ketika merasakan seberkas cahaya mulai memaksa masuk melewati celah kelopak mataku. Aku langsung menarik selimut hingga menutupi wajahku dan mulai mencoba untuk kembali terhanyut dalam tidur. Namun, selang beberapa saat alarm sialan yang ada di atas nakas itu berbunyi dengan sangat keras dan membuatku dengan terpaksa harus mengakhiri tidurku.

Setelah berusaha untuk mematikan alarm berisik itu, aku memaksakan tubuhku untuk duduk lalu melakukan sedikit perenggangan sambil sesekali menguap. Aku menggosok pelan mataku, secara perlahan membuka mata dan sesekali berkedip untuk membiasakan mataku dengan cahaya yang mulai memasuki mataku. Dan beberapa meter di depan tempat tidurku sudah ada Allard dengan keadaan topless sedang berdiri, bersender di dinding kosong samping speaker dengan tampang garang sambil memain-mainkan mp3 player ku yang terlihat sangat kecil sekarang ketika berada di jari-jarinya yang besar itu.

Tunggu sebentar...~

Aku langsung mengalihkan pandanganku lagi pada 'penampakan tersebut' sambil menggosok-gosok kedua mataku dan aku berdoa dalam hati agar 'penampakan tersebut' hanyalah halusinasiku semata.

Dan ketika aku melihatnya kembali, Allard tetap berdiri dengan menyeruakkan hawa-hawa membunuh yang memenuhi kamarku. Aku menelan ludahku berat seperti menelan batu. Bagaimana dia bisa masuk ke dalam kamarku?

Aku mengalihkan pandanganku pada pintu kamarku yang terbuka lebar dan tampaklah sekumpulan kunci-kunci dengan berbagai macam bentuk menggantung pada lubang kunci kamarku. Tamatlah sudah hidupku.

Aku kembali menatap Allard yang sekarang mengepal mp3 player-ku pada tangan kanannya lalu dengan mudahnya meremukkan benda kecil itu. Ketika ia membuka kepalan tangannya, mp3 player yang pernah kuambil dari seorang anak kecil itu sekarang benar-benar remuk tak berbentuk.

Bonjour, Mr. Fancy Pants! (ManxBoy)Where stories live. Discover now