Deux

13.4K 983 24
                                    

Allard p.o.v

"SIAPA KAU?!"

Aku menatap horor ke arah seorang wanita yang tengah terengah-engah menghirup oksigen dengan setengah tubuhnya masih di dalam laundry bag dan surai colkat gelap potongan pendeknya yang berantakan. Ia membuat gesture seakan ingin muntah.

"Kau kaya raya tapi jorok sekali. Tuhan, aku benar-benar ingin muntah! Aku butuh pasokan oksigen yang lebih banyak lagi!" histerisnya.

Aku merasa perempatan urat seketika tercetak jelas di dahiku. What the fuck! Aku sudah melewatkan banyak hal gila hari ini dan ini yang akan menjadi hal yang paling gila yang pernah kualami. Seorang wanita berdada rata yang darimana asalnya ini tiba-tiba ada di laundry bag dan dengan mudahnya menudingku dengan berkata bahwa aku jorok? For god's sake, what the fuck is happening here?!

"Hey gadis tidak tahu diri ...,"

"Aku laki-laki, dasar bodoh! Apa kau tidak melihat bahwa dadaku ini rata, huh?"

Okay, aku benar-benar tidak bisa berfikir jernih sekarang. Ia seorang pemuda? Dadanya memang rata, tapi wajahnya benar-benar seperti perempuan dan ia sangat cerewet. Tidak, ini mungkin hanya mimpi buruk karena aku terlalu lelah bekerja. Aku mencubit keras pahaku sendiri dan aku menyeritkan dahi. Ini pedih, ini nyata.

Aku semakin menatap horor sesosok manusia yang sudah keluar sepenuhnya dari dalam laundry bag itu sebelum suara klakson yang memekakkan telinga berbunyi dan membuyarkan pikiranku. Aku mengalihkan pandangan pada traffict light dengan lampu hijau yang menyala. Tanpa berpikir panjang aku langsung memacu kencang kendaraanku menuju apartementku tanpa perduli makhluk di sampingku melemparkan sumpah serapah.


***


Aku duduk pada lengan sofaku sambil menatap tajam pemuda kurus yang tengah duduk pada kursi di depanku. Ia terlihat mengusap-usap pergelangan tangan kurusnya yang tadi sempat kucengkram kuat ketika memaksanya memasuki penthouse ku. Tidak seperti di dalam mobil, ia hanya terdiam dan tidak berkicau sama sekali.

Aku mengamati dari ujung rambut hingga ujung kaki pemuda itu. Entah mengapa aku merasa tidak asing dengan wajah orientalnya yang terkesan seperti wanita. Sorot matanya benar-benar mengingatkanku akan seseorang namun entah siapa. Dan bibirnya mungilnya itu, terlihat sangat lembut dan...,

Shit, apa yang kaupikirkan Allard? Ia memiliki 'perkakas' yang sama seperti milikmu!

Aku mendeham untuk menenangkan pikiranku yang mulai kacau dengan tetap mengontrol ekspresiku. Ia tersentak lalu menunduk dan menggigit bibir bawahnya yang sukses membuatku keringat dingin.

Kau straight, Mr. Pierre! Camkan itu!

"Kau yang membobol mobilku?" Aku membuka keheningan dengan tudinganku dan berusaha untuk mengontrol suaraku agar tidak terdengar aneh.

Bingo! Ia tetap diam namun dapat kulihat ia meremas kuat ujung baju kumalnya dan semakin kuat menggigit bibir bawahnya.

"Bisakah kau berhenti bibir bawahmu seperti itu?!" Rencanaku sebenarnya tetap menggunakan nada yang datar namun entah mengapa suaraku tiba-tiba meninggi dan sukses membuatnya berhenti menggigit bibirnya dan membuatnya tegang seperti anak kucing yang ketakutan.

"Kau membobol mobilku." Aku tidak mengajukan pertanyaan namun pernyataan. Pemuda itu akhirnya mengangguk kepalanya pasrah. Aku merogoh saku celanaku dan mengeluarkan ponselku lalu menelepon Dean.

Bonjour, Mr. Fancy Pants! (ManxBoy)Where stories live. Discover now