Chapter#1 - Pertemuan Pertama (Versi Revisi)

52K 1.4K 7
                                    

                 "Cinta? Sebuah Rasa sayang yang timbul karena dua Insan mempunyai perasaan bukan karena perjodohan yang di lakukan secara paksa!"

                                  . . .

Di pagi hari yang sangat indah, karena hari ini adalah hari minggu. Tentu setiap orang mengharapkan tidur sepuasnya dan menikmati tidurnya dengan tenang.

Terdengar suara langkah kaki yang aku bisa dengar, "Kak! Bangun!! Hari ini kakak 'kan mau bertemu dengan calon suami kakak." dia menepuk-nepuk pundakku dengan sangat kasar.

"Dewi!! Kakak males ah ketemu sama calon suami yang jelas-jelas gak di sukai sama kakak sendiri, walau masuk kriteria mama dan papah" ujarku yang benar-benar malas.

"Lagian mamah dan papa punya niat baik mau menjodokan kakak dengan kriteria yang mereka mau!" jawabnya.

Wajahku sengaja di tutupi oleh boneka keropi kesayanganku, "Kamu gak tau perasaan kakak sama sekali!"

"Aku tau kok. Di jodohkan dengan orang yang gak kita sayang itu gak enak, tapi ya sudah mungkin kakak juga gak bisa membantah mereka 'kan?" tanyanya memang benar.

"Iya jelas lah gak akan bisa membantah mereka."

Tiba-tiba dia menarik bonekaku, "Yaudah sekarang kakak bangun!! Dia akan datang jam 9 kak!!" teriaknya membuat kepalaku pening.

Aku mengambil ponsel di bawah bantal melihat jam, "Baru juga jam 7 kenapa harus sekarang bangunnya?" aku mendengus kesal lalu menaruh ponselku kembali.

"Kita akan pergi ke salon!! Kakak harus tampil cantik, secantik-cantiknya! Ini pertama kalinya kakak akan bertemu dengan seseorang, masa iya harus tampil jelek."

Mau tidak mau aku harus mengikuti kata-katanya, bukannya aku ikhlas jika bertemu dengan seseorang yang di jodohkan itu, tapi aku tak bisa membantah keinginan orang tuaku begitu saja.

Aku beranjak dari tempat pergi ke kamar mandi. Mengusahakan diri untuk ikut bersama dengan adikku, sudah lama sekali aku tidak pergi ke salon.

<<<>>>>>><

Kami tiba di sebuah salon yang cukup bagus dan menarik perhatian. Kami berdua langsung masuk ke dalam salon itu dengan wajah bahagia.

"Hallo sista, ada yang bisa saya bantu?" tanya seseorang saat kami memasuki pintu, kami berdua menoleh bersamaan ke arahnya.

"Baby, tolong make over kakak saya seperti seorang princess dari ujung kepala hingga ujung kaki, jangan sampai ada yang terlewatkan, nanti gak saya bayar loh!" tegas Dewi.

Dia tertawa kecil, "Tentu, jelas kami bisa di andalkan. Sedikit lama gak apa-apa ya. Ayo ikut!" ajaknya tersenyum ramah ke arahku.

Kami berdua jalan menuju suatu tempat, ia mengantarkanku ke sebuah ruangan yang tertutup. Kami masuk ke dalam yang ternyata ruangan hias dengan tampilan yang elegant sekali. Beberapa pelayan yang bederet sambil megang gaun dan beberapa perlengkapan lainnya.

"Nona, kau ingin gaun seperti apa?" aku rasa, diriku sedikit risih karena laki-laki yang ada di sampingku. Memang kami berdua bukan muhrim, tapi aku risih karena sikapnya seperti wanita.

"E-eh? Aku tidak tau."

"Kalau begitu aku akan menyarankannya, jadi anda harus mencobanya." ujarnya. Aku mengangguk kecil.

Salah satu pelayan menghampiriku, "Ayo nona, saya akan merubah anda." ajaknya.

"A-eh, iya." ini seperti putri kerajaan saja.

Nikah Dulu Baru PacaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang