Aku tertegun, ada sebuah sekat di tengah tengah ruangan ini, atau bisa dibilang ruang baju ini, disisi satunya, barang barang ku telah terususn rapih, dan disatunya lagi barang barang milik seorang pria yang bukan lain lagi adalah milik Charoum.

Aku mengambil baju ku dan membawanya kekamar mandi, aku terkejut lagi, melihat semua peralatan mandiku dan kebutuhan kewanitaan ku sudah lengkap, pipi ku memanas karena aku tidak tahu Siapa yang menyiapkan ini semua dan juga kesal karena ia menaruh semua barang ku di ruanganya sedangkan aku menginginkan ruangan ku sendiri.

Aku membersihkan tubuhku dan mengeringkan rambut emas ku, aku menatap pantulan ku, aku terlihat berbeda, terlihat seperti sesuatu yang kurang telah terisi, yang aku sendiri tidak tahu apa itu.

Aku keluar dari kamar mandi dan tertegun saat melihat Charoum yang sedang duduk diatas ranjang dengan kepalanya yang ditundukan, merasakan kehadiran ku, ia mengangkat kepalanya dan tersenyum, ia berjalan kearah ku dan mengecup puncak kepala ku, sel sel dalam tubuhku tiba tiba membeku karena tindakan Charoum.

"Hmm, Apel, aku suka bau itu," katanya, ia memeluk ku dan terus menghirup aroma rambut ku, aku mendorongnya, "Mengapa semua barang barang ku ada di ruangan ini? Aku kan sudah bilang, aku ingin-" "Ruangan mu sendiri, ya, aku tahu, tapi aku tidak akan menunda nunda lagi, sudah 28 tahun aku terbangun dengan ranjang yang kosong, dan setelah aku menemukan kamu, aku tidak ingin hal itu lagi," katanya sambil menatapku, tanganya tetap melingkar di pinggang ku.

"Oh ya? Lalu tadi apa? Aku terbangun dengan ranjang yang kosong," kata ku sambil menaikan satu alisku, Charoum malah melihat ku geli, "Jadi kau ingin bangun dan ada aku disamping mu?" Tanya nya dan aku mengerang, "Sudahlah, sekarang pindahkan barang barangku," perintahku dan Charoum menggelengkan kepalanya geli, "Sayang nya, Mi Amour, tidak ada ruangan lain," katanya, kali ini raut wajahnya serius, ia menutup jarak diantara kita, "Karena, ruangan lain akan diisi oleh anak anak kita nanti, jadi, mulai sekarang dan seterusnya, ini lah ruangan mu," kata Charoum membuat tubuhku bergetar, bukan takut tetapi sesuatu terbangun.

Ia selalu saja membicarakan masa depan kita nanti, seakan tidak akan ada halangan untuk semua itu, sedangkan aku disini selalu mengkhawatirkan itu, karena tidak ada yang selalu sesuai dengan rencana.

"Oh, tidak tidak," kata ku dan Charoum mengerutkan alisnya, "Apa yang tidak?" Tanyanya, "Anak? Oh astaga, aku baru 18 tahun berapa hari yang lalu dan kau ingin Anak? Yang benar saja!" Kata ku dan Charoum tertawa, tawanya membawakan ketenangan untuk tubuhku.

"Memangnya kenapa? Ibu ku mengandung ku saat seusia mu," katanya dan bergasil membuat ku membelakakan mataku, Oh Astaga, semoga ia dapat mengkontrol dirinya, tidak bukan dia saja, tetapi aku juga, Oh Ayolah, kau menginginkan hal itu cepat atau lambat kata Jasmine dan aku mengerang.

"Lagi pula Alpha memberikan ku hari libur, jadi bagaimana jika kita membuat kerajaan kita dan membuat beberapa, um tidak, banyak pion?" Tanyanya membuat ku memukul dadanya, "Mesum!" Bentak ku, ia melepaskan pelukannya dan tertawa, sedangkan aku menyilangkan tangan ku didepan dada dan menatap Charoum kesal.

Beberapa saat kemudian tawanya mereda, "Sudah puas tertawanya?" Tanya ku dan dia tersenyum, "Aku tidak akan memaksa mu, Amour, aku akan berusaha sebisa mungkin untuk menahan itu sampai kau siap nanti, sekarang, siapa yang ingin melanjutkan pendidikannya?" Tanya Charoum membuat ku menyeringai lebar.

15 menit kemudian kami sampai didepan sebuah universitas yang tidak jauh dari wilayah Charoum, universitas ini netral, itu berarti manusia dan makhluk mitos lainnya berada disini, Charoum tampak waspada, ia menggenggam erat tangan ku seakan aku akan lari untuk pria lain yang dimana membuatku memutarkan kedua bola mata ku, Bodoh batin ku dan Jasmine terkekeh.

Kami tiba diruang pendaftaran, didepan ku, seorang wanita yang lengkungan tubuhnya sangat terbentuk membuat semua pria akan bertekuk lutut di hadapannga, sedang menggoda pasangan ku, aku tidak suka ini, bajunya terlalu terbuka, aku meremas tangan Charoum, rasanya aku ingin mencakar wanita itu, seperti tahu apa yang terjadi dengan ku, Charoum mulai angkat bicara.

"Daftarkan wanitaku ini," kata Charoum langsung pada intinya, "Um, baik, siapa namanya?" Tanyanya seakan tidak menghiraukan kata 'wanita ku' dan terus menggoda Charoum, "Abrielle Javan," kata Charoum dan aku menatapnya bingung, "Dan sang wali?" Kata perempuan itu, sengaja menunjukan dadanya, "Saya, Charoum Javan," kata Charoum dan perempuan itu mengangguk, "Kakak yang sangat baik," kata perempuan itu, aku menggeram, tetapi perempuan itu terlalu sibuk menggoda Charoum.

"Dia Istriku, dan cepat daftarkan dia," kata Charoum dengan suara yang akan menghantui mimpi mimpi, wanita itu mengurusi segala prosedur pendaftaran, "Kau bisa masuk besok," katanya cuek dan acuh, tetapi ia terus menggoda Charoum, kami berjalan keluar dari kampus, tubuhku bergetar, mencoba menenangkan Jasmine, tetapi hanya Charoum yang dapat menenangkan ku dan juga Jasmine.

Charoum memelukku dan mengigit leherku, tidak terlalu dalam menjadi tanda tetapi cukup untuk menenangkan ku dan Jasmine, "Hanya kau yang aku inginkan, mungkin ia dapat mendapatkan pria lain, tetapi bukan aku, karena hanya kamu yang aku mau," bisiknya dan aku mengangguk, ia mengecup kening ku dan kami berkendara kembali ke gerombolan.

Sesampainya kami di wilayang gerombolan, aku menatap bangunan yang asing, yah, semuanya asing bagiku, "Uh, apa kita akan bertemu dengan Alpha Calliel?" Tanya ku dan Charoum mengangguk.

Didalamnya terdapat pintu besar dari kayu, aku menghirup aroma yang tidak asing, hm, tetapi aku tidak dapat menyebutnya, saat Charoum membuka pintunya, didalam terdapat Alpha Calliel dengan seorang laki laki yang terlihat dari posturnya sangat familiar, ugh siapa dia.

"Ah, Abrielle, Selamat datang di gerombolan kami, apakah Charoum memberimu masalah?" Tanya Alpha Calliel, "Tidak, Alpha," kata ku dan Alpha Calliel mengangguk, "Perkenalkan, ini pelacak terbaik kami," kata Alpha Calliel.

Laki laki itu berputar dan menampakan wajah yang sangat teramat familiar untuk ku, bahagia, kesal dan kecewa bercampur aduk, apa yang ia lakukan disini?

"Lee?"

3. BetaWhere stories live. Discover now