[3] Little Girl with (No) Eyes

5.1K 361 84
                                    

Apa kau yakin mendengar kisahku ini?

Coba saja kalau berani...










Aku hanya gadis berusia 7 tahun yang hidup terkucilkan dari lingkungan tempat tinggalku. Hidup yang kuharapkan sejak kecil sudah sirna terkikis oleh waktu. Aku tak bisa membaca, bahkan menulis untaian kata. Karena diriku ini berbeda dari gadis seusiaku.

Ya, sebut saja aku ini BUTA yang terlalu banyak berharap. Aku cacat mata sejak lahir karena aku lahir premature kurang 2 bulan. Dan ibuku lah penyebab semua ini. Sejak aku berada dikandungannya, ia tak pernah mengharapkan kehadiranku. Tanpa hati, ia bahkan sempat berpikiran untuk menggugurkanku dari rahimnya.

Apalah aku ini kalau bukan seonggok daging yang dibiarkan berjamur dalam sebuah rumah tua. Rumah yang selama ini menjadi pelindung kami dari panas dan hujan. Ya, aku dan ibuku. Ibu yang dulu hendak membunuhku. Ibu yang dulu hendak mengakhiri hidupku. Entah kenapa kali ini ia benar-benar sadar akan kehadiranku.

"Bu, Ibu akan kemana?"

Walau aku tak bisa melihat ibu secara langsung, tapi aku merasakan kalau dia sedang berias di kamarnya.

"Sudahlah, tak usah ikut campur!"

Bisa kudengar suara ibu yang meninggu dan berjalan melewatiku. Aku hanya bisa menangis dalam hati.

Apa karna kekuranganku inilah yang membuat ibu benci padaku?

Jam berganti hari, dan hari pun berganti minggu. Sudah seminggu lebih aku tak mendengar langkah kaki ibu menapak lantai kayu rumah ini. Aku lelah menunggunya. Aku lelah menatap dunia gelap di depanku ini.

Aku tak dapat menahannya lagi. Perutku sudah terlalu lapar untuk meratapi kesedihan. Makanan di kulkas juga sudah habis. Dan aku pun tak bisa memasak.

Krik..

Krik..

Krik..

Malam. Itulah kelemahanku saat ini. Aku lebih susah merasakan jalanan bila malam datang. Tapi....aku takkan bisa berdiri bahkan bernapas apabila tak makan.

Kuputuskan untuk pergi membeli nasi bungkus malam ini. Apapun untuk perutku.


*******

Tap

Tap

Tap

Suara yang khas ketika tongkatku mengiringi langkah kakiku berjalan.

BRUGH

Tubuhku terbentur sesuatu yang besar di depanku. Aku tak bisa melihat apakah itu orang atau tembok.

"Hai gadis manis~Kenapa keluar malam-malam hah?"

Sebuah tangan menyentuh pipiku dan akupun langsung menepisnya.

"Ck,ck,ck...jahat sekali gadis kecil ini. Hm...kasihan dia buta. Dimana kedua matamu?"

Aku pun berjalan kearah berlawanan dari lelaki-lelaki asing itu. Lebih baik kutahan saja laparku ini untuk sesaat daripada harus berhadapan dengannya.

BRUGH

Kali ini aku terjatuh ke tanah. Sebuah badan besar menghalangi jalanku.

"Kau mencari ini?"

Hei! Dimana tongkatku? Tadi ada di sekitaran sini.

Aku pun bangkit perlahan sambil terus meraba-raba udara kosong di depanku.

"Hahaha! Kau lucu sekali gadis buta! Gunakan matamu untuk mencari tongkatmu itu. Hahaha!"

Aku paling benci mendengar kata-kata itu. Aku sudah hidup terkucilkan dari masyarakat selama tujuh tahun lamanya. Dan itu cuman gara-gara kekurangan fisikku ini saja.

Oh Tuhan...Kenapa waktu itu kau tak mencabut nyawaku saja waktu di dalam rahim ibu...

"Carilah tongkatmu sepuasnya!"

"Tolong...kembalikan tongkatku..."

Aku menangis di hadapan kedua lelaki yang tak kukenal itu. Aku pasrah, aku tak tahu jalan pulang.

Ibu....Dimana kau?

"Makanya, gunakan matamu!"

Kali ini kesabaranku sudah habis. Manusia di dunia ini memang tak memiliki rasa kasihan pun. Bahkan dengan gadis cilik buta yang tengah kelaparan sepertiku ini.

Mata. Apa itu penyebab aku dihina seperti ini? Organ tubuh yang seharusnya dapat mengerti kesedihan hati orang-orang sepertiku ini, malah disalahgunakan untuk menghina gadis 'berbeda' sepertiku ini.

Aku pun berlari kesembarang arah, yang pentig menjauh dari mereka berdua. Hatiku telah hancur lebur berkeping-keping. Takkan ada yang bisa mengembalikannya.

"DUNIA MEMANG TAK ADIL!!"

BRAAAKK!!!

Akhirnya, keinginanku pun terwujud.

Karena kini, aku BENAR-BENAR bisa melihat dengan jelas setiap inci tubuhku yang bersimbah darah di jalanan aspal. Sakit yang selama ini kurasakan telah sirna seiring darah itu mengalir keluar dari tubuhku.






Tapi...tidak dengan hatiku.

Kebencianku yang terlalu kuat telah membuat iblis di dalam hatiku ini terbangun.

Terbangun untuk bisa melihat setiap orang yang membenciku ini, mati dengan cara yang sama......












Karena......
Aku benci terhadap setiap 'pasang mata' yang berani melihat bahkan mengetahui tentang kematianku secara tragis tadi...













Dan.....
Aku akan selalu MNGAWASI siapapun yang berani mengetahui kisah kelamku ini

















Kau membacanya?
Haha...sudah kuduga
BERSIAPLAH

JANGAN DIBACA!!!! ✔ [COMPLETED]Where stories live. Discover now