1. Shocked

3.8K 186 45
                                    

"Selamat pada murid yang bernama Yamada Yuu!" ucap seorang lelaki paruh baya yang berada di depan panggung aula SMA Chukyo.

Seorang lelaki tinggi, berkulit putih dengan rambut cokelat itu berjalan dari bangku penonton dan berhenti di depan lelaki paruh baya itu.
Ia membungkuk dan menerima sebuah surat pemberitahuan beasiswa sekolah.

Dengan wajah dinginnya, lelaki muda itu berbalik dan kembali ke tempat duduknya. Semua murid SMA Chukyo bertepuk tangan dengan meriah, namun ekspresi lelaki itu masih sama saja.

"Yuu-kun, selamat ya atas beasiswanya, aku bangga sekali melihatmu maju ke atas panggung tadi! Kau benar-benar gagah!" ucap seorang gadis berambut hitam panjang lurus dengan mata sipit sambil tersenyum manis.

"Ah iya, terima kasih Ling lie" jawab Yuu sambil membungkuk hormat.

"Yuu-kun, karena kau sudah mendapat beasiswa, bagaimana kalau 2 hari lagi kita pergi jalan-jalan?" ucap gadis manis itu sambil merangkul tangan Yuu dan mengajaknya berjalan.

Yuu terdiam, pipinya mulai panas. Ia hanya bisa tersenyum dan mengangguk sedangkan gadis itu tersenyum disepanjang jalan sambil terus merangkul tangan Yuu dan membuat hati Yuu semakin berbunga-bunga.

Ling lie adalah sahabat lama Yuu. Sejak kelas satu SMP mereka sudah berteman dan gadis itu tampak mulai menyukai Yuu.

Yuu juga merasakan hal yang sama karena Ling Lie selalu ada dikala Yuu sedang kesusahan.

Setelah ibu Yuu meninggal dan ayah Yuu kabur dari rumah, Yuu hidup sebatang kara.

Tapi setelah Ling lie datang dan menemaninya, apartemen Yuu tidak sesepi dulu lagi. Ling lie selalu mampir ke apartemen Yuu setiap hari minggu.

Ling lie adalah gadis asal Mandarin yang pindah ke Gifu karena bisnis orang tuanya. Hanya Ling lie dan kucingnnya yang bisa menemani kesepian Yuu.

"Jadi, dua hari lagi kita mau kemana Yuu-kun?" tanya gadis itu manja.

"Hhmm ... Bagaimana ke taman Gifu? Aku ingin sekali pergi ke Istana Gifu atau ke Nagaragawa Onsen" usul Yuu.

"Ah aku ingin ke tempat lain selain itu" rengek Ling lie.

"Jadi kau mau kemana?" tanya Yuu.

"Aku ingin ke Yanagase!" perjelas Ling lie.

"Yanagase? Tempat perbelanjaan itu?" tanya Yuu.

"Iya Yuu! Ayo kita kesana! Ayahku memberiku banyak uang bekal, aku ingin pergi kesana bersama Yuu! Ayolah!" rengek Ling lie.

Yuu mengangguk dan spontan Ling lie meloncat kegirangan. Ia kembali merangkul tangan Yuu dan berjalan menuju kelas dengan senyuman manjanya.

Yuu berjalan sambil menggendong tasnya melintasi pohon-pohon sakura yang lebat. Ditatapnya langit beberapa saat sambil mendengarkan musik dari headsetnya.

Ia berhenti disebuah restoran dan masuk ke dalamnya.

Digantinya baju seragam sekolah dengan seragam pegawai restoran dan ia mulai mengerjakan pekerjaan kesehariannya menjadi seorang pelayan.

"Uuh, aku sedikit pusing" ucap nya dalam hati.

"Wah Yamada-san apakah kau lelah?" ucap salah seorang pelayan lelaki yang datang menghampiri Yuu sambil menyodorkan segelas jus melon.

"Ah iya Jung, aku sedikit lelah" jawab Yuu.

Yuu kemudian menerima jus melon dari lelaki itu dan menghabiskannya dalam satu teguk.

"Wah saking lelahnya kau menghabiskan minuman untuk meja 15" ucap lelaki itu sambil tertawa.

Mata Yuu melebar, dilihatnya kearah gelas yang sudah kosong itu dan mulai panik.

Tiba-tiba Yuu merasa bahu nya dicengkram oleh seseorang. Yuu perlahan memberanikan diri untuk menengok ke belakang dan dilihatnya wanita paruh baya dengan baju serba hitam dibelakangnya. Wajah wanita itu sangat sadis. Walaupun wanita itu tersenyum, Yuu malah semakin banyak mengeluarkan keringat dinginnya.

"YA-MA-DA YUU???? APAKAH KAU DIBAYAR DISINI HANYA UNTUK MENGHABISKAN PESANAN PELANGGAN?!" teriak wanita itu.

"Ma-ma-maafkan saya bu menejer" ucap Yuu sambil tersemyum takut dan terus mengeluarkan keringat dinginnya.

"KEMBALI KE DAPUR!" teriak wanita itu.

Yuu membungkuk dan langsung melesat ke dapur.

"Yamada-san tolong antar ini ke meja nomor 4" ucap salah seorang pelayan sambil menyodorkan buku menu, kertas dan pulpen.

Yuu kemudian mengambil buku dan pulpen itu lalu merapihkan pakaiannya dan berjalan ke meja nomor 4.

Belum sampai di meja pelanggan, mata Yuu sudah terbelalak melihat seorang gadis yang tak asing dimata nya. Ling lie.

Gadis itu duduk berdua dengan seorang kakak kelas lelaki di SMA nya.
Lelaki itu memiliki mata yang sipit layaknya mata Ling lie. Yuu sudah bisa tahu bahwa lelaki itu orang Mandarin, sama seperti Ling lie.
Mereka duduk dengan mesranya berdua dan saling berpegangan tangan.
Yuu menatapnya dengan tatapan kosong lalu menyuruh Jung, teman sesama pelayannya untuk mencatat pesanan di meja nomor 4 itu.

"Sial! siapa lelaki itu?!" kesal Yuu dalam hati.

Yuu kembali berjalan sambil menggendong tas nya. Ia berjalan dengan tatapan kosong.

Jalanan mulai sepi dan gelap. Yuu berdiri di depan stasiun kereta api sambil melihat ke arah ponselnya.
15 pesan sudah ia kirim namun tak kunjung ada jawaban dari Ling lie.
Ia kemudian menutup ponselnya dengan kesal dan memasukkannya ke kantung jaketnya.

Yuu membuka pintu apartemennya.
Dilihatnya kamar apartemennya yang begitu berantakan.
Sesekali ia memanggil kucingnya namun kucingnya tak kunjung datang.

"Sedang mencari mangsa ya?" ucap Yuu dalam hati.

Yuu kemudian melemparkan tasnya ke sembarang arah dan merebahkan badannya ke kasur dengan posisi terlentang. Dilihatnya kembali ponselnya yang masih saja kosong.
Ia kemudian melempar ponselnya dan menutup matanya.

Tak lama setelah ia bersantai, Yuu merasa ada yang menindihnya. Ia masih tetap menutup matanya karena menganggap rasa tindihan itu adalah salah satu akibat dari rasa lelahnya. Ia menyilangkan tangan ke belakang kepalanya dan melanjutkan tidurnya.

"Yuu!"

Yuu samar-samar mendengar suara perempuan berteriak memanggilnya.

"Ah mungkin perasaanku saja, aku pasti benar-benar sedang lelah" ucap Yuu dalam hati.

Ia kembali merasakan hal lain. Tubuhnya terasa di goyang-goyangkan oleh dua telapak tangan yang hangat.

Ia membuka matanya mendapati seekor, ah tidak, seorang gadis telanjang berambut putih dengan telinga kucing yang entah darimana asalnya sedang duduk diatas perutnya.

"Yuu! Ini aku! Miyuko!" ucap gadis itu sambil menggoyang-goyangkan ekornya.

Yuu terdiam sejenak. Ia memegang tangan gadis itu dengan wajah datarnya.

Gadis itu melihat ke arah Yuu dan ikut memegang tangan Yuu dengan tatapan polosnya.

"WWWAAAAAAAAAAAA!!!!!!!"

My Beautiful CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang