Sayup-sayup Bintang mendengar suara tangisan Yusuf di sampingnya, Bintang membuka matanya dan dan bangun berusaha menenangkan tangis Yusuf. Bintang melihat celana tidur Yusuf yang basah. Bintang tersenyum geli, "Kamu ngompol ya nak, duuuh, anak Bunda kok ngompol sih?" ujar bintang sembari membuka celana yusuf dan menggantinya.

Bintang meraih Botol susu yang ada di nakas, dan meminumkan ke Yusuf. Melihat yusuf yang dengan semangat meminum susunya Bintang mengerti jika jagoannya ini juga sangat kehausan, Bintang lagi-lagi tersenyum. "Pelan-pelan sayang, nanti-"belum sempat Bintang melanjutkan kalimatnya Yusuf sudah dulu tersedak susu yang diminumnya. Bintang melepas botol Dot dari bibir mungil Yusuf dan mengusap pelan dada Yusuf.

"Nah kan, Bunda belum selesai bicara sudah kesedak duluan" Bintang masih mengelus dada dan pundak Yusuf pelan, setelah merasa jika Yusuf sudah sedikit tenang bintang menimang-nimang Yusuf agar kembali tertidur.

Setelah Yusuf tertidur bintang meletakkan di box nya, Bintang bergegas mencari ponsel yang ia letakkan sembarangan kemarin. Bintang melongo melihat ponsel yang ada digenggamannya saat ini. Terdapat 110 panggilan dan 31 pesan dan semuanya dari Fatih. Terakhir panggilan 30 menit yang lalu.

From: Ayah

"Maaf bintang, ponsel mas low batt. Mas tadi kecapean sekali sayang, jadi mas sampai hotel langsung ketiduran dan baru kebangun. Maaf ya sayang."

"Bintang, maaf sayang.."

"Bintang, angkat telefonnya sayang.. Mas minta maaf."

Dan masih banyak serentetan pesan permintaan maaf dari Fatih.

Bintang lagi-lagi tersenyum saat men-scroll seretetan panggilan dari Fatih dan men-dial nomor Fatih, bintang mengetuk-ngetukkan jari di lututnya, lama sambungan telefonnya belum ada tanda-tanda jika panggilan itu tersambung dengan Fatih.

Tut.

Tut..

Tut...

Di sambungan terakhir suara lelaki di seberang sana terdengar berat dan serak, Bintang terdiam mendengar sapaan dari lelaki yang beberapa hari ini membuatnya rindu.

"Assalamu'alaikum. Bintang.." sapa Fatih, bintang masih terdiam mendengar suara lelaki itu, nggak terasa air matanya meluncur begitu saja.

"Halo, Bintang. Halo.." suara Fatih terdengar khawatir. Bintang menjauhkan ponselnya dan mengusap air matanya dengan punggung tangannya.

"Waalaikumasalam, Mas" suara Bintang tercekat.

"Maaf ya, mas kemarin nggak ngasih kabar. Mas pulang dari kantor langsung tidur, capek banget. Ketiduran sampe jam 12 malem, mas baru buka ponsel dan langsung ngehubungin kamu tapi nggak ada respon." Fatih mengehembuskan nafasnya berat. "kamu jangan nangis lagi, ya. Maafin mas" Lanjutnya.

Bintang terdiam, dan air matanya meluncur lagi, "Aku khawatir, Mas." Jawab Bintang lirih.

Fatih menghembuskan nafasnya frustasi. "Maaf Bintang, maafin Mas ya" pinta Fatih.

Bintang mengangguk lemah meskipun Fatih tidak mengetahuinya. "Mau kan maafin, Mas?" lanjut Fatih.

"Iya Mas, gak papa. Lain kali usahakan jangan seperti itu lagi ya. Aku khawatir disini." Jawab Bintang, bintang mengusap sisa air mata dipipinya.

"Iya sayang, sekali lagi Mas minta maaf ya." Bintang mengangguk lagi. "Lagi apa sekarang?" tanya Fatih diseberang sana.

"Ini tadi kebangun karena Yusuf nangis, eh ternyata ngompol, tapi udah tidur lagi sih dia sekarang. Mas sendiri lagi apa?"

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang