16

22.5K 996 7
                                    

Fatih pov

Canggung, itu yang aku rasakan saat ini, saat ini aku sudah berada didalam kamar bintang, ralat- maksudku kamar bintang dan kamarku. Entah apa yang aku rasakan saat ini, pikiranku entah kemana-mana saat aku menatap wanita yang berada di depan cermin itu, jantungku bergejolak tidak menentu. Sungguh, aku rasa aku sudah gila, aku pernah merasakan hal seperti ini saat rena disampingku, tapi apakah aku semudah itu menyimpulkan dan menyamakan perasaanku itu, terlebih saat ini aku sedang bersama bintang?

Dulu, saat aku bersama rena aku turut membantunya membersihkan riasan-riasan diwajahnya dan membantunya melepaskan kebaya yang di pakai, namun saat ini? seharusnya bukankah aku boleh melakukan itu juga kepada bintang? Karena kulihat dia juga sedikit kesusahan saat membuka resleting kebayanya. Aku menggelengkan kepalaku mencari kesadaran, tidak-tidak, ada apa denganku saat ini?

Bintang sepertinya merasa sedikit terganggu karena aku terus menatap kearahnya, kemudian dia menatapku dari arah cermin dan bodohnya aku baru sadar jika dia juga menatapku dengan alis yang terangkat sebelah, aku gelagapan dan mengalihkan pandanganku kearah lain. Aku berusaha menormalkan detak jantung yang meledak-ledak hanya karena bertatapan dengannya, bukan-bukan, bukan bertatapan lebih tepatnya karena dia tidak tepat didepanku saat ini. Tapi, mata itu, mata itu menatapku melalui cermin yang ada didepannya.

Aku rasa kamar ini sedikit panas, kubuka kancing kemejaku dan berjalan ke arah kamar mandi. Setelah aku masuk kamar mandi, aku menghela nafas panjang dan mengelus-elus dadaku, masih kurasa detak jantungku yang tidak normal ini,

"Ada apa denganku.." kubuang nafasku dalam-dalam. "Rena, maafkan aku. Sungguh maafkan aku, aku tidak bermaksud."

Bagiku rena adalah sosok wanita yang sangat sempurna, dia bisa membuatku jatuh cinta hanya karena melihat mata indahnya, dia bisa membuatku jatuh cinta hanya karena senyumannya, dan dia bisa membuatku jatuh cinta karena sikap baiknya. Aku..aku sungguh sangat mencintainya.

Tapi, kenapa aku juga merasa ada yang aneh dalam hatiku saat aku melihat mata bintang, saat melihat senyuman bintang, dan melihat sikap bintang?

Tidak-tidak, Kesimpulaku hanyalah, dia sangat menyayangi rena hingga dia merelakan hubungannya dengan rayhan hancur dan memilih untuk menikah denganku karena permintaan rena.

Saat ini aku sudah keluar dari kamar mandi dan aku melihat bintang saat ini sudah menggerai rambutnya, aku menelan salivaku susah payah saat bintang menatapku dan berjalan kearahku, dia semakin mendekat dan aku hanya membeku menatapnya. "Bintang, aku mau turun menemui mama" dia hanya mengangguk dan berjalan kearah kamar mandi. Seharusnya aku tidak perlu segugup ini, toh bintang bukan berjalan kearahku, melainkan ke arah kamar mandi.

Setelah menutup pintu kamar, aku melenggang turun untuk menemui mama dibawah dan meminta yusuf, karena pasti mama akan segera pulang. Aku melihat mama menggendong cucunya dengan sabar, aku pun tersenyum melihatnya.

"Ma, sini yusuf biar sama aku." Ujarku, mama menatapku dari atas sampai bawah membuatku sedikit bingung.

Mama tersenyum dan mengangguk. "Ini, ohya nak itu tasnya, perlengkapan yusuf sudah ada disana." Aku mengangguk, "Dan, ini persediaan ASI yusuf, nanti taruh di kulkas lho, jangan lupa di angetin dulu kalo mau minuminnya." Aku tersenyum mendengar penjelasan mama, aku tau dialah yang paling mengerti semua tentang kebutuhanku dan kebutuhan jagoanku.

"Iya ma, makasih banyak" ucapku, kucium kening mama sekilas.

"Mama harap kamu dan bintang segera saling mengenal satu sama lain, dan merawat yusuf dengan segenap kasih sayang yang tulus" hatiku mencelos mendengar penuturan mama, lagi-lagi aku hanya mengangguk patuh.

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang