Problem

3.6K 168 0
                                    

Calista POV

Malam ini akan ku buat rencana ku untuk mengakhiri hubungan mereka. Ramond sudah menunggu ku rupanya.

"Ada apa kau menyuruh ku ke sini?" tanya Ramond saat aku menghampirinya.

Ramond adalah sahabat yang sama liciknya dengan ku. Ia sama seperti ku vampir liar dari kalangan bangsawan.

"Aku ingin kau membantu ku."

"Untuk?"

"Kau ingat Peter?"

"Clan Victoria itu?"

"Benar sekali."

"Bukankah ia mantan kekasih mu?"

"Yup! Dan aku ingin dia kembali bersama ku."

"Bukannya ia sudah memiliki istri?"

"Begini, aku sangat membenci istrinya bahkan aku berniat membunuhnya."

"Kau gila! Membunuhnya secara terang-terangan?"

"Bukan begitu. Akan ku bunuh perasaannya pada Peter secara perlahan dan setelah perasaannya hancur akan ku bunuh raganya."

"Hei! Sejahat-jahatnya aku dengan membunuh perasaannya saja sudah cukup bagi ku."

"Itulah kau tidak mengerti apa itu dendam."

"Oke-oke sekarang apa yang harus ku lakukan?"

"Ubah diri mu semirip mungkin dengan Peter, lalu sesudah itu kita tidur bersama dan di abadikan dalam kamera, akan ku berikan hasilnya pada Alice dengan begitu ia akan membenci Peter."

"Kau gila?!"

"Bukankah kau sudah sering melihat tubuh polos ku?"

"Ya sudah cepat aku tak punya banyak waktu."

Bagus Ramond kau sahabat terbaik ku.

Alice POV

Tak ada yang ku lakukan sekarang. Hanya diam dan duduk memandang ke arah jendela dengan tatapan kosong.

Kalian pasti tahu apa yang aku fikirkan. Calista, Peter dan ciuman itu. Rasanya masih sakit, baru saja kami bahagia atas kehadiran baby Victory sekarang akan ada penghancur yang datang.

Bahkan ia sudah menghancurkan mimpi sempurna ku.

Maafkan momy sayang sudah membuat mu ikut sakit di dalam sana. Tapi momy benar-benar sakit hati saat ini, apa kau baik-baik saja di dalam sana?.

Mungkin hanya ucapan itu yang aku keluarkan seraya mengelus bayi ku dari luar.

Ntah kenapa dengan aku menatap kosong ke arah luar bayangan indah bersama Peter muncul kembali.

Apa Peter masih mencintai ku? Atau ia lebih memilih bersama wanita itu? Lalu jika ia masih mencintainya kenapa ia memilih aku? Apa aku hanya pelariannya saja?.

Pintu kamar terbuka. Aku tidak ingin melihatnya.

Sebuah tangan kekar melingkar di leher ku. Apa ini Alec? Tidak mungkin.

"Aku tidak lagi mencintainya. Yang aku cintai hanyalah kau." Suara itu? Peter? Apa dia tidak merasa bersalah?.

"Aku sangat merasa bersalah. Maafkan aku harusnya aku tak biarkan ia menyentuh ku."

"Sudah terlambat."

"Kau mau memberi ku maaf?"

"Ntahlah. Urusi saja wanita baru mu."

"Jangan katakan ia wanita ku. Wanita ku hanyalah kau."

"Apa lagi yang akan kau lakukan bersamanya setelah ini?"

"Aku tidak akan melakukannya lagi."

"Jika kau ingin bersamanya, tak apa aku akan tinggal di kerajaan masih ada Eliza di sana yang bisa mengurus ku."

"Jangan bicara seperti itu. Dengarkan aku Alice, kau adalah wanita yang ingin ku miliki saat ini tidak ada yang lain percaya pada ku."

"Aku yakin ucapan mu hanya bualan kosong."

"Ayolah sayang jika terus seperti ini tak baik untuk bayi kita."

"Bahkan ia sudah merasakan bagaimana sakit hatinya aku."

"Maaf bila aku melukai hati mu. Tapi sunggung hanya kau yang ada di hati ku tidak ada yang lain." Peter duduk lebih rendah dari ku menghadap pada kedua kaki ku. Air mata ku lagi-lagi jatuh.

"Sudah berapa banyak air mata yang ku keluarkan hanya untuk menangisi mu?"

"Ku mohon jangan menangis lagi." Peter menghapus air mata ku tapi itu percuma.

Ariana POV

Sialan! Jalang ini berani macam-macam rupanya. Apa maksudnya memberikan foto seperti ini? Aku tahu ini bukan Peter tapi Ramond sangat jelas perbedaannya. Warna mata Peter tidak seperti Hybrid.

Aku benci dua vampir ini. Mereka bukan vampir murni melainkan vampir setengah Hybrid dan dengan se enak jidat mereka menobatkan diri mereka sebagai vampir bangsawan dan membangun kerajaan mereka sendiri.

Ramond, makhluk itu sangat aku benci. Bagaimana tidak? Ramond telah membunuh sahabat terbaik ku Hailey.

Sudahlah tidak ada untungnya membicarakan mereka sebaiknya ku datangi saja Calista. Aku akan bicarakan ini pada Alec.

"Alec, maaf aku mengganggu waktu mu." Ku datangi Alec yang tengah berada di ruang perpustakaan.

"Tak apa. Masuklah." Alec yang melihat ku, segera ia menutup bukunya dan mempersilahkan ku masuk ke dalam.

"Ada yang harus ku bicarakan ini mengenai Calista."

"Wanita itu rupanya."

"Kau harus lihat ini." Ku berikan foto-foto Calista bersama Ramond. Senyum mengejek mengembang di wajah Alec.

"Aku tahu kau ingin mendatanginya bukan?"

"Benar. malam ini aku akan pergi."

"Aku ikut. Akan lebih mudah kau menghabisinya jika bersama ku."

"Baiklah. Tunggu aku. Akan ku tinggalkan pesan di atas meja makan untuk Alice."

"Katakan pada Jacob dan Ronald jaga Alice baik-baik jangan biarkan ia keluar rumah aku takut Calista mengerahkan pasukan."

"Baiklah." Aku keluar dari ruangan perpustakaan.

Meninggalkan pesan untuk Alice dan mengatakan pesan Alec pada Ronald dan Jacob. Maafkan aku Alice tapi aku tidak bisa membiarkan Calista menghancurkan hubungan mu dengan Peter.

_______________________________

Garing ya?? Maaf deh lagi2 ak macet ide

Tapi jangan lupa voment ya

Alice Alexander [Book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang