I'm pregnant

3.9K 187 5
                                    

Alice POV

Matahari pagi sudah muncul tapi aku dan Peter belum juga terbangun.

Tangan kekar milik Peter memeluk pinggang ku erat.

"Peter bangun." Ucap ku.

"Nanti." Peter malah menenggelamkan kepalanya di lekukan leher ku.

Badan ku sakit semua. Ini semua karena percintaan hebat ku dengan Peter semalam. Ia menghujam ku berkali-kali.

Ia bilang ia rindu pada tubuh ku. Ya wajar karena aku pergi ke kerajaan untuk memenuhi beberapa undangan.

Begitu aku pulang kerumah ia menarik ku ke dalam pelukannya.

Flash back

Akhirnya aku pulang ke rumah setelah memenuhi beberapa undangan yang menyebabkan ku tidak pulang ke rumah selama satu minggu.

Setelah keluar dari kereta kerajaan aku memasuki kediaman ku. Aku lelah.

Astaga! Peter! Kenapa kau berdiri di depan pintu?!

"Kenapa kau berdiri di sini?" tanya ku heran.

"Ikut aku." Peter menarik tangan ku menuju kamar. Ada apa ini? Keadaan rumah juga sepi, kemana semua orang?.

"Kenapa?" tanya ku selembut mungkin.

"Kau menyiksa ku Alice." Peter pura-pura dengan ekspresi kesalnya. Uh! Menggemaskan ingin sekali ku lahap bibirnya. Tapi ingat Alice pura-puralah agar ia yang membutuhkan mu.

"Menyiksa mu bagaimana?" Ku elus pipinya. Hah! Aku tahu apa yang kau inginkan sayang.

"Kau meninggalkan ku selama satu minggu. Aku tidur sendiri, sarapan sendiri bahkan berburu aku sendiri. Apa kau tidak tahu?"

"Tidak tahu apa?"

"Aku merindukan tubuh mu. Apa sudah ada little Victory di sini?" Peter mengelus perut ku yang masih terbalut gaun.

"Belum."

"Ayolah."

"Apa?" Hahaha maafkan aku sayang aku pura-pura bodoh.

"Give me your body."

"That's what you want?" Peter mengangguk.

Tanpa banyak basa-basi lagi ia melumat bibir ku, mencecap rahang ku, memberi tanda kepemilikannya di leher ku.

Aku lupa aku masih menggunakan gaun Peter akan sulit membukanya. Ku dorong sedikit tubuhnya agar ia melepas dekapannya.

"Apa lagi?!" Tanyanya frustasi. Rupanya ia sangat memuja tubuh ku.

"Aku harus ganti baju dulu agar kau lebih mudah."

"Ah! Ya sudah tapi cepat." Hahaha lihat permainan ku selanjutnya.

Tak lama kemudian aku keluar dari kamar mandi hanya menggunakan lingerie tipis berwarna hitam sangat terang dengan kulit putih ku.

"I like it." Peter menghampiri ku tapi secepat kilat aku menghindar. Kalian sudah tahu bukan aku ini apa.

"Tidak secepat itu sayang."

"Ayolah Alice aku sudah sangat menginginkannya."

"Begini saja, jika kau berhasil melawan kekuatan ku kau boleh bermain sepuas mu tapi jika kau kalah, aku akan berlibur selama satu bulan di Arizona."

"Hanya itu? With my pleasure."

Bom! Tubuh Peter menghantam tembok. Satu point untuk ku. Peter mengejar ku, ia menarik tangan ku, memutarnya ke belakang dan sekarang aku yang terjebak. Ah! Aku harus banyak belajar bertarung dengan Ronald.

"Bermain sepuas ku." Ucapnya puas di iringi senyum nakal. Tanpa banyak membuang waktu Peter merobek lingerie ku seraya mencecap leher ku.

"Sudah berapa lingerie yang ku buang karena ulah mu?" tanya ku dengan nafas terengah.

"Salahkan tubuh mu yang selalu menghantui ku saat kau pergi. Ini balasan dari ku."

Dan percintaan panaspun terjadi hingga menyisakan bekas di seluruh tubuh ku.

Flash back off

Astaga! Kenapa perut ku mual sekali. Secepat kilat aku berlari menuju kamar mandi dan menumpahkan semuanya.

Peter terkejut dan ia berlari menghampiri ku.

"Apa yang terjadi?" Tanya Peter panik.

"Ntahlah perut ku rasanya mual hoek.."

"Tunggu di sini akan ku panggil yang lain. Gunakan gaun tidur mu, dokter George akan datang kemari." Aku hanya mengangguk.

Tak lama kemudian Ariana, Jacob, Alec dan Ronald masuk ke dalam kamar ku dan Peter.

"Alice apa yang terjadi pada mu?" tanya Ariana panik.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi."

Alec menghampiri ku dan meletakan telapak tangannya di perut ku.

Senyum mengembang di wajah Alec. Nampaknya ia bahagia.

"Ada kejutan untuk Peter. Kalian panggil Peter suruh ia batalkan memanggil dokter George aku sudah tahu apa yang terjadi." Ucap Alec.

"Alice kenapa Alec katakan pada ku." Paksa Ariana.

"Kalian akan tahu setelah kembali bersama Peter."

Mereka semua pergi menyusul Peter dan meninggalkan aku berdua bersama Alec.

"Alec katakan apa yang terjadi pada ku?" tanya ku panik.

"Ada kehidupan di dalam rahim mu. Kau hamil."

"Astaga! Aku hamil? Benarkah? Ini bukan lelucon kan?"

"Aku serius. Usia kandungan mu sudah memasuki lima bulan. Peter akan senang mendengarnya."

"Pasti. Ini yang di inginkan Peter."

"Baiklah kalau begitu aku akan menunggu mereka di luar." Alec pergi meninggalkan ku sendiri yang masih tersenyum bahagia atas kehamilan ku.

***

Ariana, Alec, Ronald, Peter, dan Jacob kembali ke kamar ku. Peter nampak panik karena tidak tahu apa yang terjadi pada ku.

"Sayang apa yang terjadi pada mu? Kau kenapa? Jangan buat aku panik." Peter menggenggam erat kedua tangan ku.

"Tenanglah Peter. Aku baik-baik saja."

"Bagaimana bisa kau baik-baik saja sementara kau muntah tadi." Ku lirik Alec ia nampak tersenyum dan mengangguk.

"Yang kau inginkan selama ini sudah terwujud."

"Apa maksud mu? Aku tidak mengerti."

"Peter, I'm pregnant."

"Kau hamil?!"

"Iya aku hamil Alec bilang usia kandungan ku sudah lima bulan."

"Yeay....little Victory.." teriak Ariana, Ronald dan Jacob bersamaan.

"Terimakasih kau sudah memberikan apa yang aku inginkan. nanti sore aku akan panggil dokter George untuk mengetahui tentang kandungan mu." Aku mengangguk. Peter memeluk ku.

Wellcome in the world little Victory.

____________________________

Ini chapter yg ak tunggu2

Moga aja kalian suka ya jangan lupa juga sama voment nya..

Alice Alexander [Book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang