Part 6

7.1K 259 11
                                    


"Untuk apa kamu melangkah mencari cinta yang semu.. Sementara didekatmu ada cinta sejati yang siap membawa-mu kedalam gerbang kebahagiaan..."

**

"Wahh nenek tau aja nih kalau kita lagi pada haus.." Suara yudi terdengar ngos-ngosan ketika nenek Ningrum datang membawa empat gelas sirup segar. Yudi dan dua orang temanya itu langsung menyeruput sirup yang didalamnya terdapat es batu berbentuk kotak kecil. Sementara nenek ningrum kembali kedalam.

"Yud.. aku suka sama dekorasi panggungnya. Gak salah aku pilih kamu sebagai orang yang menyiapkan ini semua" Puji Alisa yang baru beberapa saat menghampiri Yudi yang masih beristirahat bersama dua temanya.

"Ahh bukan karena aku sa.. ini karena dua orang ini. Aku Cuma bantuin sekedarnya doang kok" Kata yudi menimpali, kedua teman lelakinya hanya senyum senyum sambil mengipasi wajahnya masing-masing dengan sisa kartoon..

"Ia.. Aku juga mau makasih nih sama Mas Ridwan dan Mas Na'im. Maaf loh ya gara-gara aku malah kalian bertiga izin dari kerjaan"

"Gak papa kok.. santai aja" sahut pria bernama na'im. Alisa lalu kembali mengelilingi halaman rumahnya yang kali ini berbeda dari biasanya, beberapa kursi bersarung putih sudah disusun rapih. Beberapa pernah pernik yang terbuat dari bunga, menghiasi gerbang rumahnya. Area rumahnya kali ini sudah sesuai dengan konsep yang ia inginkan, apalagi panggung berbentuk bulat yang diatasnya terdapat beberapa tali pita, ia jadi tak sabar agar malam segera datang.

"Jef.... lagi ngapain disitu?" Alisa terkejut mendapati Jefry yang ternyata tengah duduk dibelakang panggung kecil itu. Wajahnya sudah basah oleh keringat namun tak menghilangkan kharisma lelaki itu.

"Ini aku lagu tes sound system-nya sa..."

"Oh.. Yaudalah nanti aja. Yang lain udah pada istirahat. Kamu minum dulu sana..."

"Ia nantilah tanggung sa..."

Alisa tak menimpali lagi, ia lalu pergi dan beberapa saat kemudian hadir kembali membawa segelas sirup buatan nenek Ningrum tadi. Kemunculan Alisa dengan membawa segelas sirup kali ini membuat Jefry heran.

"Masih gak mau minum juga?" Alisa mengangkat setengah tanganya yang mengenggam gelas berisi sirup itu. Jefry bangkit dan menerima minuman itu dan langsung meneguknya.

**

"Darimana kamu jam segini baru pulang, semalam kemana?" Suara Erwin Wicaksono terdengar tegas dan lantang ketika melihat Adriyan baru saja pulang. Sadar emosi suaminya akan meledak, Aline segera menggendong Daniel dan meninggalkan Eerwin, meski daniel terus berteriak memanggil adriyan. Sementara adriyan hanya tersenyum sambil melambaikan tangan kearah adik kecilnya, begitu Aline dan Daniel sudah masuk kedalam sebuah kamar, Adriyan duduk disebuah kursi dihadapan Erwin. Ia masih bersikap biasa saja walau ia tahu sang ayah benar-benar marah padanya.

"Papih bingung... belakangan ini kamu keluyuran gak jelas. Bahkan mengabaikan bisnis-mu demi sesuatu yang gak jelas" Erwin kembali memaki anaknya.

"Papih salah.. selama ini Adriyan gak pernah keluar rumah demi susuatu yang gak jelas. Dan mengenai bisnis, itu bisnis papih kan? Toh papih yang memakan keuntungan dari bisnis itu?"

"Tapi bisnis itu sudah papih wariskanya untukmu adriyan...."

"Bukan bisnis seperti itu yang aku inginkan, dan aturan yang papi mainkan pada bisnis itu licik.!"

"Hati-hati kamu bicara. Kamu ini sedang bicara dengan papih kamu. Licik bagaimana yang kamu maksud?"

"Kenapa setiap orang yang kredit ditempat papi? Bunganya lebih besar?"

MY LOVE IS JEFRYWo Geschichten leben. Entdecke jetzt