1. Royal Wedding

Mulai dari awal
                                    

Soojung juga kembali menghadap ke depan dengan segenap harga dirinya seolah tidak terjadi apa-apa. Pandangannya kosong, pikirannya menerawang kemana-kemana.

.

.

Rasanya lelah sekali hari ini. Setelah melalui serangkaian ucapara pernikahan yang panjang dan rumit Soojung akhirnya bisa istirahat juga. Ia ingin segera membaringkan tubuhnya di ranjang besar yang ada di paviliunnya yang sangat mewah.

Paviliun dengan dominasi warna coklat di setiap ukiran di furniture yang ada di dalamnya. Bahkan paviliun barunya ini lebih indah dan lebih luas daripada yang ada di istananya sendiri di kerjaan Baekje. Bunga mawar merah segar kesukaannya menghiasi setiap sudut ruangan. Tirai merah hati membentang menutupi jendela kayu, menambah kesan mewah.

"Tempat ini sangat indah." Gumam Soojung pada dirinya sendiri.

"Yang Mulia Raja memutuskan untuk merenovasi paviliun ini sesuai dengan selera Jungjeon Mama~ (panggilan untuk Yang Mulia Permaisuri atau Ratu)." Sahut seorang kepala dayang yang Soojung tidak ingat siapa namanya karena saat tadi ia memperkenalkan diri Soojung sibuk dengan pikirannya sendiri. Memikirkan bagaimana kelanjutan hidupnya sekarang di tempat asing dengan orang-orang yang tidak ia kenal sama sekali dan status baru sebagai seorang permaisuri.

Soojung hanya mengangguk sekali dan kembali mengamati tempat itu lagi. Benar saja tempat itu memang sesuai dengan seleranya. Warna merah ada dimana-mana.

Terdapat dua kursi dan satu meja bundar dengan ukiran yang indah, serta meja rias cantik berserta segala perlengkapan untuk merias diri di dekat ranjang. Ranjang kayu yang besar dengan kelambu warna putih. Sangat cocok untuk pasangan suami istri menurut Soojung.

Pasangan suami istri yang bahagia, yang menikah karena saling mencintai akan sangat bahagia tidur di sana. Namun tidak dengan Soojung yang terpaksa harus tinggal di sini. Dia masih tidak bisa percaya bahwa ia berakhir seperti ini. Apa yang harus Soojung lakukan sekarang? Semua kejadian yang dialaminya dalam waktu singkat ini hanya membuatnya semakin hancur bila terus ia pikirkan. Jadi lebih baik jalani saja.

Soojung melihat ke pintu yang ada di sebelah utara ruangannya. Terdapat lemari yang sangat besar namun Soojung belum sempat membukanya. Mungkin di sana juga sudah tersedia dangui (pakaian sehari-hari yang dipakai para wanita istana. Khusus anggota kerajaan memiliki pola emas melingkar di bajunya dengan sulaman emas) khusus Ratu untuknya.

Soojung baru saja selesai mandi dengan air hangat yang disiapkan oleh para pelayan. Mereka juga sudah menyediakan hanbok putih dengan sedikit sulaman emas yang terbuat dari sutra yang sangat halus untuk Soojung. Tapi Soojung rasa hanbok itu terlalu wah kalau hanya dipakai untuk tidur. Atau mungkin ada sesuatu yang tidak Soojung ketahui, mungkin tradisi malam pertama seperti yang ada di kerajaannya Baekje. Mungkinkah Silla juga memiliki tradisi seperti itu. Tidak. Jangan sampai. Soojung tidak mau. Ia bergidik ngeri membayangkannya.

Soojung memutuskan untuk duduk di pinggir ranjang berlapis satin merah maron yang sangat nyaman setelah para pelayannya ke luar. Ia memijit lehernya yang sakit karena harus memakai kuen moeri (hiasaan kepala atau mahkota yang dipakai saat upacara pernikahaan berbentuk pita dengan ukuran yang sangat besar) yang sangat berat di kepalanya, membuat kepalanya jadi pusing. Soojung ingin tidur tapi tidak bisa. Seberapa pun nyaman tempat ini tetap saja terasa asing untuknya. Ia tidak terbiasa hidup di luar istananya di Baekje, apalagi di kerajaan orang.

Suara pintu yang dibuka membuat Soojung berlonjak kaget dan entah mengapa ia langsung berdiri. Siapa yang selarut ini berani berkunjung ke paviliunnya? Dan kemana para dayang itu? Harusnya mereka memberitahukan bila ada seseorang yang datang bukan? Batin Soojung kesal.

FORCEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang