Chapter Nine

14K 1.2K 99
                                    

CACTH ME. If You Wanna.
Sherry Kim
.
.
.

Changmin bersiul senang melihat Yunho beserta mobil mewah pria itu sudah terparkir di depan gerbang sekolah saat jam pulang sore itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Changmin bersiul senang melihat Yunho beserta mobil mewah pria itu sudah terparkir di depan gerbang sekolah saat jam pulang sore itu.

Sekolah memang bebas untuk hari ini, tapi mereka di wajibkan untuk pulang lewat dari jam dua sore dan sekarang jam menunjukan jam dua lebih lima menit.

Sekali lagi, mata bambi Changmin berbinar-binar melongok ke luar gerbang sekolah melewati aula. Bukan memperhatikan Yunho, bukan! Tetapi mobil kinclong milik wakil Directure tampan itu yang hampir menyamai jidat kinclong paman tersayangnya, Yoochun.

Astaga, mobil itu pastilah sangat mahal, Changmin berjanji akan meminta ayahnya untuk membelikan mobil seperti itu. Ia tertawa dalam hati. Berdecak pelan, Changmin mendesah sengsara. Kapan ibunda tercintanya itu akan memberinya ijin untuk menyetir sendiri.

Diam diam ia kembali memperhatikan paman tampan yang saat ini berdiri di sana sambil melirik jam tangan yang pasti juga mahal. Dasar orang kaya, beli mobil seperti beli celana dalam. Gonta ganti setiap hari. Grutunya.

"Seingatku, bukan kah mobilnya laborgini? Dan kenapa sekarang ganti merek dan warna lain?" Seseorang menyuarakan kata kata yang Changmin ucapkan dalam hati dengan lantang.

"Aku juga berpikir begitu." Changmin membenarkan. Pemuda itu mengusap dagu pelan. Mata bambinya menyipit melirik Jaejoong yang sudah berdiri di sisinya entah sejak kapan.

"Kenapa masih di sini?" Tudingnya kepada Jaejoong. Hey ia sudah menerima uang lelang Jaejoong dan jangan katakan pemuda itu berniat kabur tanpa kencan bersama pria yang sudah membelinya. Membiarkan Changmin menanggung utang satu juta won karena uang itu sudah masuk yayasan amal beberapa menit lalu. "Kau sudah aku jual selama sehari pergilah dan kuras kantong paman kaya itu."

Tangan Jaejoong menggapai palang pintu gerbang sekolah kala Changmin mendorong pemuda itu dengan tidak elit keluar gerbang. "Yunho Hyung." teriak Changmin.

Dasar penghianat. Batin Jaejoong, saat mantan sahabat sejatinya itu memanggil pria pedofil yang telah membelinya.
Ya. Mantan! Karena Jaejoong sudah mengeliminasi pemuda itu dari daftar teman sejati.

Sekuat tenaga tangan Jaejoong tetap bertahan dengan menggenggam jeruji gerbang. Cengkraman itu begitu erat meski Changmin menariknya sekuat tenaga untuk melepasnya.

"Ya Tuhan, kenapa tenagamu begitu besar?" Berkacak pinggang Changmin berputar, berdiri di sisi lain gerbang dengan senyum evil yang membuat Jaejoong merinding. Pemuda itu mengamati wajah Jaejoong yang menempel lekat di antara jeruji gerbang dengan tidak indah untuk di pandang.

"Kalau kau tidak melepaskan jari jarimu dari jeruji ini, Jongie, aku bersumpah," Changmin terdiam sejenak untuk memberi dampak yang lebih mengerikan. "aku akan dengan senang hati menginjak jari-jarimu beserta gerbang ini, tidak peduli jari mungilmu itu patah atau... " Mengambil ancang ancang, Changmin sudah siap menendang saat Jaejoong melepas jemarinya dengan sangat tiba-tiba.

Catch MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang