Thank You For Your Love {Aomine x Reader} |Part 2

Start from the beginning
                                    

Okay, perkataan [Name] membuat Aomine terdiam.

Pandangan [Name] mengarah ke Aomine. Menatap lembut ace Akademi Touou tersebut. Kemudian merogoh sesuatu di tasnya.

"Aku ingin memberikanmu ini. Bukalah ketika kau sampai dirumahmu." Ucap [Name] sambil memberikan sebuah kotak sedang berwarna hitam. "Aku harus pergi sekarang. Ibuku melarangku pulang malam." [Name] mulai berdiri diikuti oleh Aomine.

"Mau kuantar?" tawar Aomine yang disambut gelengan kepala dari [Name]. "Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri. Kalau begitu aku permisi dulu. Jaa.." [Name] pun melangkahkan kaki meninggalkan Aomine. Aomine pun juga mulai beranjak berjalan meninggalkan taman itu. Namun baru beberapa langkah ia berjalan, ia mendengar teriakan [Name].

"Aomine-kun!!! Aku akan menunggumu!!!"

Aomine hanya menatap heran punggung [Name] yang semakin menjauh. Apa maksudnya dia akan menunggu Aomine? Seakan gadis itu akan pergi jauh.

.

.

.

Sekarang ini sudah tengah malam, tapi Aomine belum bisa pergi ke dunia mimpi. Ia masih terjaga, entah kenapa ia merasa gelisah sekarang. Ia terus memikirkan [Name], ia merasa gadis itu sedang menyembunyikan sesuatu. Tapi apa? Apa yang [Name] sembunyikan dari Aomine?

Tiba-tiba Aomine mendengar bunyi benda terjatuh. Dan benda yang terjatuh itu adalah kotak yang tadi diberikan [Name]. Aomine belum membukanya sampai sekarang. Ia merasa ada sesuatu yang buruk mengenai kotak hitam itu. Tapi karena dilanda rasa penasaran, Aomine memutuskan untuk membuka kotak itu.

Ketika Aomine membuka kotak itu, hal pertama yang dilihatnya adalah sebuah surat. Aomine membuka surat itu dan membacanya.

Dear Aomine-kun.

Hai Aomine-kun! Apa kabar? Sudah beberapa hari ini kita tidak bertemu. Jujur, aku merindukanmu. Kau tau? Di rumah sakit sangat meyebalkan. Bau obat dimana-mana dan tidak ada teman. Aku benar-benar bosan. Rasanya aku ingin pergi ke sekoah dan memulai beberapa perkelahian denganmu. Ihihihih..

Oh ya kau tau? Aku berkenalan dengan seorang kakek di kamar sebelahku. Ya.. aku sering mengunjunginya karena ia tidak punya keluarga. Kakek itu namanya Mito. Kakek Mito sangat baik. Aku bahkan merasa seperti menjadi cucunya. Aku selalu bercerita tentang masalahku kepada kakek Mito dan beliau sering memberikan solusi dan nasehat padaku.

Sayangnya keesokkan harinya kakek Mito meninggal. Aku sangat sedih. Aku masih perkataan terakhir kakek Mito padaku yaitu Kau tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya, jadi sekarang waktunya kau mengungkapkan semuanya. Perkataan Kakek Mito membuatku mengingat dirimu Aomine-kun.

Aku mencintaimu. Sangat sangat mencintaimu. Aku berharap kau membalas cintaku. Bahkan aku sering membayangkan kita berjalan bersama, menikmati kencan kita dan membeli es krim sambil menikmati matahari sore. Hahahaha... tapi itu hanya hayalanku saja. Aku harap kau bahagia Aomine-kun. Aku harap kau menemukan orang yang kau cintai dengan tulus. Ah, aku jadi iri dengan orang itu. Kalau dia menyakitimu aku akan menggentayangi dia. Aku harus pergi. Jangan pernah mencari aku dan jangan pernah menangisi aku.

Orang yang selalu mencintaimu.

[FullName]

DEG

Jantung Aomine berdetak kencang. Ia terkejut. Terkejut bukan karena ia mengetahui kalau [Name] menyukai dirinya, tetapi terkejut karena maksud dari surat ini. Aomine kembali merasakan firasat buruk.

Aomine kembali melihat isi kotak itu. Ia melihat sebuah gelang putih yang terbuat dari rantai. Digelang itu juga terdapat nama Aomine. Baru Aomine mau memakai gelang itu, ia mendengar bunyi hpnya. Aomine melihat dilayar hpnya, nomor yang tidak dikenal. Aomine mengangkatnya dan terdengarlah suara perempuan.

'Halo?'

"Iya. Ini siapa?"

'Aku [Friend Name]. Temannya [Name]. Apa ini Aomine Daiki?'

"Iya ini aku. Ada perlu apa?"

'Aomine-san. Aku ingin memberi taumu sesuatu.... [Name]...'

"[Name]? Dia kenapa?"

'Di-dia..'

.

.

.

.

.

Kematianku sudah ada didepan mataku. Jujur, aku sangat takut. Mana ada manusia yang tidak takut mati? Aku merasa sedih. Aku belum melakukan apapun. Aku ingin menggapai cita-cita dan impianku, aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku. Aku ingin memiliki sebuah keluarga yang utuh dan bahagia. Bahkan aku belum menyatakan perasaanku pada Aomine-kun. Tapi mau bagaimana lagi, ternyata Tuhan sudah memanggilku. Aku tidak marah kepada Tuhan. Aku hanya merasa sedih dengan diriku. Aku terlalu menganggap semuanya sepele. Aku hanya menganggap bahwa umurku sama dengan yang lain. Sudahlah! Mungkin sekarang aku sudah berada di tempat terindah yang abadi. Arigatou semuanya... Karena telah menjadi bagian dari hidupku. Dan juga, Aishiteru Aomine-kun.

.

.

.

Seorang pemuda berambut navy blue tengah berdiri disebuah makam. Pemuda bernama Aomine Daiki itu terlihat menyesal. Ia menunduk dan meletakan sebuah bunga di atas pemakaman itu. Setelah itu dia berdoa. Mungkin berdoa untuk orang yang dicintainya.

Aomine benar-benar tidak menyangka kalau [Name] menderita penyakit yang sangat ganas. Bahkan Aomine dapat melihat sahabat terbaik [Name] terkejut bukan main. Aomine merasa ingin berteriak ketika dokter mengatakan bahwa orang yang dicintainya telah pergi meninggalkannya, meninggalkan dunia ini. Rasanya Aomine ingin masuk ke ruangan tempat gadis itu sekarang dibaringkan dan membangunnya walaupun dengan cara yang kasar. Aomine tidak rela dengan kepergian gadis itu. Namun Aomine tau, kalau ini sudah takdir Tuhan.

Beberapa saat kemudian Aomine berdiri dan mulai meninggalkan pemakaman itu. Aomine berhenti berjalan ketika ia melihat sebuah bunga Sakura yang terbang dibawa angin. Bunga Sakura terbang memutari tubuhnya dan terus terbang hingga berhenti di sebuah batu nisan yang bertuliskan nama orang yang sangat dicintai Aomine.

.

[FULLNAME]

.

.

.

.

.

END

Haiii minnaa!!!! Gimana gimana gimana? Jelek atau bagus??

Ahh.. Kimi berharap ini bisa buat kalian baper.

Dan juga bagaimana Dantesparda99-san? ff ini ngga mengecewakan kamu kan? Semoga kamu dan reader semuanya senang dengan ffku..

Jangan lupa vommentnyaa yaaa....

My Date [knb]Where stories live. Discover now