Chapter 1 [ Jet Lag ]

14.3K 1.4K 44
                                    

Seorang gadis memasuki sebuah cafe baru dengan beberapa orang sibuk didalamnya.

Bunyi lonceng diatas pintu pertanda seorang tamu datang berbunyi saat gadis itu masuk.

Gadis itu menurunkan kacamata hitamnya,membiarkan benda itu menggantung dihidungnya.

"Oppa!"

Teriaknya melihat seorang pria yang sibuk menyuruh orang lain menggeser meja tamu.

"Ara-yaa!"

Mereka berdua menghapus jarak diantara mereka lalu berpelukan.

"Kau baru tiba?"tanya pria itu.

Ara mengangguk antusias"Kau tak merindukanku?"

Pria itu mempererat pelukannya"Tentu merindukanmu,sangaaaat"

"Umin oppa,maafkan aku membuatmu repot ya?"

Pria yang dipanggil Umin itu,atau dengan nama aslinya Kim Minseok,itu menaruh secangkir americano dihadapan Ara,lalu duduk dikursi dihadapan gadis itu.

Ara segera meminum americanonya,tak peduli betapa panas benda itu.

"Jinjja oppa,buatanmu yang terbaik"

Umin tersenyum bangga"Tentu saja"

"Bagaimana?kau siap untuk grand opening besok?"

"Tentu!"

"Kau akan tinggal dimana selama di Korea?"

Ara terdiam,ia bahkan lupa bahwa ia tak punya tempat tinggal.

Meninggalkan kota kelahirannya selama hampir 5 tahun lebih membuatnya lupa bahwa orangtuanya sudah pindah ke Jepang.

Ia tak punya keluarga.

Kakek neneknya?oh ayolah dia tidak mau merusak masa tua mereka dengan menumpang disana.

Ara mengangkat bahunya"Entahlah,untuk malam ini aku akan menginap dihotel,mungkin aku akan menyewa apartement"

Minseok mengangguk mengerti lalu tersenyum.

"Bagaimana jika kita mempersiapkan grand opening kita besok?"

-----------------------------------------------

"Paman,tolong geser kekanan sedikit"

Ara memandangi seisi cafe,melihat apa yang kurang.

Setelah yakin tidak ada,ia tersenyum puas lalu mendudukan dirinya disalah satu bangku dekat jendela yang menampilkan jalanan diluar.

Ara tersenyum puas.

Bagaimana tidak,setelah menghabiskan waktunya selama hampir 5 tahun di New York,akhirnya ia dapat membuat sebuah cafe dikota kelahirannya seperti mimpinya dari dulu.

Ara melirik jam tangan yang melingkar manis ditangannya.

Sudah malam.

Ara baru hendak bangkit dari duduknya saat ponselnya berbunyi dan menunjukan sebuah notif dilayarnya.

Ara mengusap layar,lalu membaca pesan yang masuk.

untrue [book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang