Itachi pernah beberapa kali meninggalkan Sasuke untuk pergi sendirian, namun Sasuke tak pernah curiga dengan apa yang dilakukan sang kakak. Namun kali ini perasaannya terasa tidak enak.

"Darimana saja kau?"

"Berjalan-jalan."

Sasuke menatap wajah Itachi yang terlihat senang. Lelaki itu bahkan tersenyum seolah baru saja mendapatkan sesuatu yang menyenangkan.

"Kau berbohong padaku, hn?"

"Tidak."

"Mengapa kau tersenyum seperti itu? Apa yang kau lakukan?"

Itachi kembali tersenyum tanpa sadar dan tak menghiraukan Sasuke yang menatapnya dengan tajam. Ia memang tidak sedang berbohong pada Sasuke. Ia memang berjalan-jalan dan melakukan hal yang menyenangkan.

"Ternyata menjahili anak perempuan sangat menyenangkan. Tahu begini aku akan melakukannya sejak dulu."

Sasuke mengernyitkan dahi, perasaan nya benar-benar tidak enak. Itachi yang dulu dikenalnya adalah orang yang sangat serius. Perasaan nya tidak enak. Ia mulai berpikir jika lelaki itu adalah mahluk jahat yang menyamar.

Sasuke segera menyilangkan tangan di depan dada dan membuat pertahanan. Ia bahkan memejamkan mata dan menyentuh kalung dengan tiga batu hitam di leher nya sebagai penangkal mahluk jahat. Seharusnya kalung itu adalah milik Itachi, namun kini kalung itu menjadi miliknya.

"Hn? Kau mengira aku adalah mahluk jahat, baka otouto?" Itachi terkekeh dan ia mengulurkan tangan untuk mendekati Sasuke serta menyentuh kalung itu. Itachi tidak bisa menyentuh kalung itu, namun ia tak terpental ketika berdekatan dengan batu itu. Biasanya mahluk jahat akan terpental dan tak bisa mendekat jika berdekatan dengan pemakai kalung batu itu.

"Hn."

"Astaga! Kau bahkan tak mengenali aniki mu ini?"

"Aniki ku bukan orang yang jahil sepertimu," balas Sasuke sambil menatap tajam. "Apa yang kau lakukan, hn?"

Itachi melirik Sasuke dan meyeringai. Ia masih merasa senang setelah berhasil menjahili Sakura dan membuat gadis itu berteriak ketakutan. Sakura bahkan meninggalkan rumah dengan tergesa-gesa dan hampir menangis.

"Aku berkunjung ke rumah Sakura dan memutuskan untuk 'berkenalan' dengannya."

Sasuke mengernyitkan dahi. Bagaimana mungkin Itachi berkenalan dengan Sakura yang belum bisa melihat mahluk halus sepertinya?

"Berkenalan? Dia bisa melihatmu?"

"Tidak."

"Lalu?"

"Aku menulis di kertas dan ia seketika berteriak saat melihat pen yang tiba-tiba bergerak. Wajah nya sangat lucu, lho. Ia bahkan hampir menangis."

Sasuke menghela nafas. Ia sudah tahu jika Sakura akan semakin peka terhadap hal-hal seperti itu menjelang berusia tujuh belas tahun. Sasuke harus menemani Sakura dan membuat gadis itu terbiasa agar Itachi tak menjahili gadis itu.

"Jangan menjahili gadis itu, Itachi. Aku akan membunuhmu jika kau berani melakukannya lagi," ancam Sasuke dengan kesal.

"Wah... wah... kau ingin membuatku mati dua kali? Lakukan saja."

Sasuke berdecak kesal saat menyadari kesalahan dalam ucapan nya. Ia memang bermaksud mengancam, namun ancaman nya terdengar sangat tak masuk akal. Ia lupa jika lelaki dihadapan nya tak lagi memiliki raga.

"Tch... kau tak boleh menjahili siapapun."

Itachi menampilkan senyum yang terkesan meremehkan pada Sasuke. Belakangan ini ia sedang bosan dan ia beberapa kali mengunjungi Sakura yang sebentar lagi dapat melihatnya serta berkomunikasi dengannya.

Sixth SenseUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum