[1] Bertemu Calon Istri

108K 6K 120
                                    

Cerita ini sudah pernah tamat dan merupakan cerita lama. Akan direpost satu per satu tanpa perubahan apa pun. Jadi, kalau misalnya nanti kalian ketemu sama bab yang kosong, tolong jangan panik dulu karena aku nggak mungkin repost bab yang nggak ada isinya.

Kalo ketemu sama bab yang kosong, coba hapus dulu cerita ini dari library, terus add lagi. Atau refresh library kalian. Kalo masih nggak bisa, log out dulu wattpadnya, terus log in lagi. Kalo tetep nggak bisa juga, silakan baca dari web. Tolong dicoba dulu dengan berbagai cara😊

Oke! Selamat membaca😻

••••

Jordan memasukkan seluruh barang-barang miliknya yang selama ini berada dalam apartemennya ke sebuah koper besar berwarna hitam yang telah di siapkannya. Dia memutuskan untuk pergi dari Indonesia dan kembali ke Inggris, negara tempatnya berasal. Semuanya sudah berakhir. Kisah cintanya telah kandas akibat seorang gadis kecil. Tetapi dia tak menyalahkan gadis kecil tersebut. Justru dia sangat amat berterima kasih karena gadis kecil itulah, keinginannya untuk pergi dan mencoba untuk berubah semakin kuat.

Setelah selesai menyusun seluruh barang-barangnya, Jordan mengambil ponselnya dan bergegas untuk menghubungi ibu tirinya yang saat ini tengah berada di Inggris.

Panggilan teleponnya langsung di angkat oleh ibu tirinya pada dering pertama. Jordan mendengus pelan sebelum membuka suaranya. "Aku akan pulang. Siapkan calon istri untukku dan kau akan mendapatkan salah satu bar milikku," begitulah kalimat awal yang terucap oleh Jordan, tak ada sapaan atau bahkan kata-kata rindu.

Jordan kembali mendengus pelan saat mendengar suara pekikan girang yang berasal dari seberang telepon. Dia tahu bagaimana gelagat wanita tua itu.

"Baiklah, sayang. Akan aku siapkan yang terbaik untukmu."

Jordan langsung memutuskan sambungan teleponnya setelah mendengar kalimat balasan tersebut.

Ia meletakkan ponselnya di atas nakas lantas menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Keputusannya sudah bulat. Dia akan menikah dengan wanita yang akan di.carikan oleh ibunya. Sebuah tekad untuk berubah sudah tertanam erat di dalam kepalanya. Dan siapa pun wanitanya nanti, Jordan akan tetap menikahinya karena sudah tak ada lagi waktu baginya untuk mencari. Dia yakin ibunya akan mencarikan wanita terbaik untuknya karena ia tak segan-segan menukarnya dengan bar miliknya.

Dan dalam beberapa jam kemudian, Jordan sudah menginjakkan kakinya di sebuah rumah mewah bergaya mediterania dengan jendela dan pintu yang bergaya Spanish Renaissance, serta beberapa pilar besar yang berdiri dengan kokohnya di bagian depan rumah tersebut, sehingga menambah kesan modern di dalamnya, rumah besar yang merupakan peninggalan ayahnya.

"Anakku! Akhirnya kau sampai juga," suara teriakan yang terdengar antusias serta langkah kaki yang bergerak begitu cepat, membuat Jordan mengeluarkan dengusan malasnya.

Wanita yang menyandang gelar sebagai ibu tirinya, kini berderap untuk memeluk putranya itu.

"Hentikan, Rosita. Aku tidak ada waktu untuk berpelukan denganmu," Jordan melepaskan pelukan ibu tirinya dengan paksa. "Dimana Chloe?" tanyanya kemudian.

Rosita hanya membalas perlakuan Jordan dengan senyuman tipisnya. Dia sudah terbiasa di perlakukan tidak sopan oleh putranya sendiri. Tetapi tak masalah baginya. Selama Jordan masih dalam keadaan kaya raya, dia tak akan marah diperlakukan seperti itu olehnya.

"Adikmu ada di dalam," jawab Rosita yang kemudian di susul dengan langkah kaki Jordan yang bergegas masuk ke dalam untuk menemui adiknya.

Jordan tersenyum tipis begitu melihat adiknya yang tengah duduk di bangku taman dengan sebuah buku yang sedang dibacanya. Posisinya yang membelakangi Jordan membuat gadis itu tak mengetahui kehadirannya.

Married to a GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang