Bagian Keempat : Hijau

1.3K 220 14
                                    


Taehyung bosan setengah mati.

Seokjin dan Yoongi pergi ke supermarket, memasok bahan makanan yang mulai habis. Namjoon sibuk dengan liriknya di ruang tamu, tenggat waktu deadline—katanya. Jangan tanya ke mana perginya Hoseok dan Jimin, dua sejoli itu pasti terlalu asik menghabiskan waktu di ruang tengah dengan kaset game yang menumpuk. Taehyung sakit hati karena dua orang itu sengaja tidak mengajaknya. Jahat.

Sedangkan Jungkook—

"Hyung, apa yang kau lakukan di sini?"

Ah, panjang umur juga.

Hanya bocah maknae itu seorang yang dengan senang hati menginjakan kaki di lantai dapur dan mendapati Kim Taehyung seorang diri di depan meja makan.

"Merenung," jawab Taehyung asal. Ingin bercanda, maksudnya. "Kau sendiri? Bukankah kau sedang sibuk dengan tugasmu, Jungkook?"

"Aku haus." Jungkook membalas singkat, berlalu begitu saja untuk mengambil gelas di rak dapur dan berderap ke arah dispenser. Diam-diam ia melirik Taehyung lewat sudut matanya, sedikit mengernyit karena yang dilakukan pemuda AB itu hanyalah menghela napas pendek, mengembungkan pipi, menopang dagu dengan satu tangannya, lalu kembali lagi mengehela napas.

Dasar kurang kerjaan.

"Tidak ikut bermain bersama Hoseok-hyung dan Jimin-hyung?"

Pertanyaan itu berhasil menarik perhatian Taehyung.

"Tidak, mereka pasti menendangku kalau aku ikut."

Jungkook mendengus geli.

"Kalau mau tertawa, tertawa saja."

"Well," bahu berkedik tak acuh. Setelah air mineral mengalir penuh hingga sebatas tertinggi gelas, Jungkook lekas meneguknya. Ia mengusap ujung bibirnya cepat dan kembali memusatkan pandangan kepada Taehyung. "Kurasa wajar jika Hoseok-hyung menendangmu, Hyung."

"Aiiish!" Taehyung mengacak rambut frustasi, sedikitnya tidak terima. "Kau benar-benar bocah menyebalkan. Sudah, pergi dari hadapanku dan kembali saja pada tugasmu itu sana."

Kali ini, Jungkook tidak bisa menahan suara tawanya. Terdengar renyah, renyah sekali. Dan tawa itu berhasil lenyap sepuluh detik kemudian ketika matanya mengerling iseng ke atas konter dan menemukan keranjang yang entah sejak kapan sudah penuh dengan berbagai macam buah-buahan.

Kalau boleh jujur, apel hijau mengkilap itu sedikit menarik perhatiannya.

(... percayalah, sudut bibirnya mulai tertarik usil).

"Hyung, pernah mendengar tradisi Yunani tentang apel?"

Taehyung mengerjap beberapa kali. "Hah?"

Jungkook tak mengacuhkannya. Apel hijau diambilnya, melemparnya ke udara sejenak melawan arus gravitasi, lantas meraihnya dengan begitu akurat. Terus berulang kali sampai akhirnya ia melempar buah hijau itu tepat ke arah Taehyung.

Taehyung, sadar jika lemparan pemuda tinggi itu tidak pernah main-main, spontan mengangkat satu tangan dan menangkapnya gesit, nyaris terlepas jika gerak refleksnya tidak terbilang bagus.

Sebelah alis terangkat, tak tanggung-tanggung menatap Jungkook dengan bingung.

"Ada satu tradisi unik yang sering dilakukan oleh masyarakat Yunani. Dan mereka menyebutnya, tradisi melempar apel."

Oke, itu unik, pikir Taehyung. Lalu?

"Dan kau tahu maknanya, Hyung?"

Taehyung menggeleng.

Seulas senyum tersungging pada parasnya, di wajah Jungkook. Lebar dan jail.

"Artinya adalah," katanya lugas, "pernyataan cinta."

Bola mata melebar.

"Dan Hyung menerima pernyataan cinta itu karena sudah menangkap apelnya. Bagaimana, unik sekali, bukan?"

Alih-alih berwarna hijau, ada merah yang merambat naik di kedua pipi Taehyung. Malu-malu juga tersembunyi.

"Bocah sialan."

.

(Pluto pernah bilang; aku melemparkan apel padamu. Dan jika kau bersedia untuk mencintaiku, ambil dan berbagilah kehidupanmu denganku).

.

.

.

hijau, selesai. 

.

.

A/N : aaaaaaa, bingung warna nila itu sejenis ungu kan? X''D/heh.  

L'arc en Ciel (KookV Fancition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang