#19

987 50 0
                                    

          "Kalian kejam!" teriak Reckly.


Mari dan Natra memandang Reckly bingung, ah masalah uang semalam. Mari dan Natra tertawa terbahak - bahak. Hingga teman sekelas mereka menegur mereka untuk diam. Mereka berada di sekolah, baru sampai. Reckly telat karna PR matematikanya baru dikerjakan setengah, saat baru saja datang dia langsung meneriaki Mari dan Natra.

"Ugh! Kalian setan!" ucap Reckly lagi sambil menarik rambut sebahunya dan mengeluarkan kata - kata umpatan lain yang tak pantas untuk didengar.

"Seterah, deh.." ucap Natra acuh.

"Maaf deh, sumpah, semuanya rencana Natra!" ucap Mari.

Natrapun langsung kabur keluar kelas. Sedangkan Reckly menggeram.

"Awas ya tuh anak!" ucap Reckly lalu langsung berlari keluar kelas.

Mari hanya tersenyum kecil melihat kekonyolan dua sahabatnya itu. Ah, bersyukurnya Mari punya sahabat seperti mereka.

Mari merogoh tasnya karna terdengar ringtone dari smartphonenya. Setelah dapat, meng unlock screen nya, dan melihat notification. Mata Mari melebar tidak percaya. Setelah semua yang dia kasih ke Mari, setelah semua muka datar yang disuguhkannya, hanya SMS singkat? Yang benar saja!

Jaemin.

Hai.

Hanya 'hai'? H A I ? Ugh! Jangan dibalas Mari, jangan dibalas! Kau sudah berjanji semalam, tidak akan berbicara dengannya ataupun menatapnya. Tepati janji.

Mari mengangkat kedua bahunya–sengaja agar Jaemin yang duduk dibelakang melihatnya. Lalu menaruh smartphonenya diatas meja.

Jaemin.

Koq ditaro?

Terserah Mari. Smartphone Mari koq. Mari menyapu pandangan ke luar kelas, pura - pura tidak mengetahui ada SMS masuk.

Jaemin.

Jadi, kamu marah? Karna kemaren - kemaren aku nyuekin kamu? Jadi, kamu udah ngerasa kangen sama aku ya? Jadi.. Sekarang bisa jawab pernyataanku yang dua bulan lalu? Aku menunggunya hingga lumutan. Aku menyuekimu karna ingin tau, apakah kamu akan kangen aku? Sepertinya kamu kangen aku, dan itu bisa menjelaskan kamu suka aku. Maaf kalau aku nggak gentle karna berbicara denganmu lewat SMS, bukan langsung empat mata sama kamu.

Jawab ya.. ♥

Mari nggak bisa ngomong apa - apa lagi. Reckly, bisa tolong ajarkan Mari beberapa kata umpatan untuk Jaemin? Pernyataan.. Itu.. Ugh! Mari masih belum bisa menjawabnya! Tidakkah dia mengerti posisi Mari sekarang? Mari, inget janji kamu! Setidaknya untuk satu hari kamu tepati janji kamu.

Maripun berdiri dari kursinya lalu berjalan kebelakang menuju kursi dimana Jaemin sedang menatap layar benda mati yang canggih itu. Dia menoleh lalu tersenyum manis sekali. Jangan. Ikut. Tersenyum! Mari memasang muka masam, namun Jaemin tetap dengan senyumannya.

"Aku suka sama cowok yang gentle! Bukan cowok yang nggak berani ngomong empat mata sama cewek lugu kayak aku!"

Bibir merah yang tadi tersenyum kini kian memudar. Oke, apakah perkataan Mari ini keterlaluan? Terbesit pemikiran untuk meminta maaf padanya lalu bilang bahwa Mari hanya bercanda. Tapi, Mari harus tepati janji. Keluarganya sudah turun - temurun memiliki sifat ini. Mari tak mau jadi yang pertama untuk melanggarnya.

Jaemin VS MariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang