Chapter 20

16.2K 1.3K 82
                                    

THE GIFT
Sherry Kim
.
.
.


"Akhirnya kau datang."

Langkah Jaejoong terhenti di tengah ruang tamu.

Samar samar ia mampu melihat sosok Hyunjoong yang berdiri dalam remang remang ruangan. Pria itu bersandar santai pada dinding sisi jendela yang mengarah ke teras belakang. Deru ombak pantai memainkan anak rambut pria itu dengan lamban. "Aku sudah menunggumu."

"Dimana putraku?"
Nada suara Jaejoong terdengar kaku. Hyunjoong menelan kekecewaanya karena bukan kabar dirinyalah yang di tanyakan oleh Jaejoong. Dan mengapa terkejut akan hal itu. Sudah sewajarnya Jaejoong mempertanyakan ketiga putra kembar pria itu, bukan? Karena merekalah tujuan Jaejoong datang kemari. Bukan karena dirinya.

"Mereka baik baik saja."

"Dimana?"

"Lantai atas," Melihat Jaejoong sudah akan berputar Hyunjoong segera berkata. "Mereka sedang tidur."

Meski dalam remangnya malam, Hyunjoong mampu melihat wajah Jaejoong memucat. "Oh, tidak sepupuku sayang. Mereka hanya lelah setelah keluyuran di jalan sepanjang sore sampai aku menemukan mereka, kelaparan duduk di sisi jalan."

Gambaran tentang ketiga putranya yang kelaparan menohok hati Jaejoong telak. Orang tua macam apa dirinya karena membiarkan ketiga putranya kelaparan meski hanya untuk beberapa jam saja.

"Kita perlu bicara." Jaejoong berjalan mendekati Hyunjoong. Pria itu masih tidak meliriknya sedikitpun, seakan akan lautan lebih menarik daripada Jaejoong sendiri, pria yang pernah di cintai Hyunjoong.

Mengingat akan hal itu, langkah Jaejoong terhenti. Karena itulah awal pertikaian mereka terjadi. Sejak sepupunya itu menyatakan cinta kepadanya.

Tawa Hyunjoong terdengar kaku, seakan mengejek diri sendiri. "Karena itulah aku mengundangmu ke sini, kita perlu membicarakan banyak hal. Sesuatu yang tertunda sejak tiga tahun lalu."

"Kau tidak boleh melukai mereka Hyunjoong. Bagaimanapun juga mereka keponakanmu! Akulah yang kau benci, lepaskan mereka."

Hyunjoong menatap Jaejoong terkejut seakan Jaejoong seseorang yang mengerikan. Hyunjoong berdiri tegak dan melangkah mendekati sepupu cantiknya itu. "Astaga, apa kau berpikir aku akan menjual mereka... lagi?"

Jaejoong tetap mematung. Butuh segenap kekuatan agar kakinya tidak gemetar saat pria itu berdiri di hadapanya, begitu dekat. Tinggi keduanya yang sejajar membuat Jaejoong harus menatap mata sepupunya yang berada tepat di depan matanya sendiri. "Itulah yang kau lakukan saat menculik ketiga putraku tiga tahun lalu."

"Aku hanya ingin memusnahkan bagian kecil dari Jung Yunho yang ada pada dirimu, dengan begitu kau akan membuka mata dan hati untukku." Jaejoong melangkah mundur. "Kau takut kepadaku sepupu sayang?"

"Tidak!"

"Syukurlah," tangan pria itu terangkat untuk memeluk Jaejoong. "karena aku merindukanmu." Tubuh Jaejoong membeku, dekapan Hyunjoong tidaklah menyakitkan, malah dekapan itu hanya sekedar pelukan biasa. Hanya saja, mengingat apa yang terjadi di antara mereka berdua di saat terakhir mereka bertemu membuat seluruh indra dalam tubuhnya bergetar tak karuan.

Hyunjoong merasakan tubuh Jaejoong menegang seperti patung. "Tenanglah, aku tidak akan melukai kembar tiga, lagi."

"Aku harap kau menepati janjimu."

The GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang