Chapter 5

15.7K 1.2K 66
                                    

THE GIFT
Sherry Kim

Happy Reading...!

Cafe itu terlihat senggang pada jam dimana semua orang sibuk bekerja, alunan musik terdengar sayup sayup menyapa telinga pengunjung Cafe termasuk Dua pria yang masih betah membisu di salah satu sudut Cafe. Aroma Kopi memenuhi ruangan bercampur aroma manis cokelat panas mengepul dari meja di salah satu meja lantai dua dengan kedua Pria yang nyaman dengan keterdiaman masing masing.

Musang Yunho memperhatikan pria yang duduk di hadapanya dengan tenang, pria yang jauh berbeda dengan pria yang di kenalnya lima Tahun lalu. Tidak ada lagi Kim Jaejoong yang manis bertubuh kecil dan manja dengan rambut Almond yang suka bergelayut manja di lengan Yunho. Yang duduk diam di hadapanya ialah Jaejoong yang jauh berbeda dari bayangan dan ingatan Yunho yang terakhir. Tubuh pria itu terlihat lebih berisi dan berotot di setiap tempat dan lekukan yang seharusnya. Sungguh membuat Yunho iri dengan tubuh berotot yang sudah sangat lama tidak ia milikki.

Kaos hitam polos itu terlihat ketat di kedua lengan dan dada Jaejoong, bahkan Yunho sempat melihat otot perut Jaejoong ketika pria itu mengangkat kepalan tanganya untuk menghantamkan tinju kearah pria berjas hitam yang Yunho sendiri tidak tahu mengapa harus berurusan dengan Jaejoong.

"Kau tahu aku benci kesunyian." Jaejoong mulai mencairkan suasana yang beku. Ia tidak habis pikir, Yunho menyeretnya kesini apakah hanya untuk mendiamkanya atau karena alasan apa?

Pandangan Yunho sekali lagi menyapu wajah Jaejoong dan turun kebawah. Jemari lentik yang dulu sering menggenggam tangan Yunho itu masih tetaplah lentik ketika memegang Mug Coklat panas untuk Jaejoong nikmati.

Menghela nafas panjang Yunho sendiri tidak tahu harus memulai perbincangan ini dari mana. Ia terkejut mendapati Jaejoong di sini, di Korea dan apa yang pria itu lakukan belakangan ini atau tepatnya sejak perpisahan mereka lima tahun silam. Pernahkah Jaejoong merindukanya setelah kembali ke Jepang?

Setelah memilah kata akhirnya ia bertanya. "Bagaimana kabarmu?"

Bahu Jaejoong menggedik acuh. "Seperti yang kau lihat." Kekehan Jaejoong masihlah sama seperti dulu ketika Yunho sering menggoda pria cantik itu begitu merdu dan ringan. " Kau terlihat semakin gemuk." Mata cantik itu turun dari wajah Yunho yang sedikit tembam ke keperut pria itu.

"Ketiga putraku yang hiperaktif membuat nafsu makanku bertambah." Alis Yunho terangkat ketika menyadari tawa Jaejoong yang lenyap detik dimana ia mengungkit ketiga putranya.

"Anak anakmu terlihat lucu dan sehat."

"Kau harus melihatnya secara langsung untuk memastikan itu, mereka sangat menggemaskan." Tanpa sadar senyum Yunho mengembang ketika membicarakan putra kembarnya. "Selera makan mereka benar benar besar, sampai Changmin heran karenanya. Kau ingat adikku yang pernah berkunjuk Ke Asramaku dulu."

"Tiang listrik itu, tentu saja aku ingat. Dia menghabiskan makan malam kita untuk dirinya sendiri, itu membuatku marah." Jaejoong berdeham. Sepertinya ia terlali terbawa suasana yang di timbulkan Yunho ketika membicarakan Si kembar tiga. "Changmin juga semakin tampan, berapa usianya sekarang." Secerca rasa cemburu menyusup kehati Jaejoong ketika mengingat Triplets yang mampu membuat kebisuan Yunho menjadi berwarna. Ia pernah merasakan kebahagiaan dimana bisa melihat perkembangan ketiga putranya untuk beberapa lama, sampai ia terpaksa melepaskan mereka.

"Kau sangat marah waktu itu. Aku harus menenangkanmu dengan memberikan boneka Gajah agar kau mau berhenti menangis." Yunho mengingatnya, Jaejoong juga menginatnya. "Sudah berapa lama kau berada di Korea?"

The GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang