Love 17: To Be Wise

5.4K 201 21
                                    

From the lightning in the sky
As it passed me flying by,
From the thunder and the storm,
And the cloud that took the form
(When the rest of Heaven was blue)
Of a demon in my view

            —Alone, Edgar Allan Poe 

Kata-kata Justin semalam terus berputar-putar di benaknya, berbisik di tengah mimpinya yang kali itu kosong— hanya hitam. Bahkan ketika matahari telah terbit dan ia terbangun dari mimpi kosongnya pun, kata-kata itu seakan telah disetel dan berbisik di dalam benaknya. ‘Aku mencintaimu, meskipun itu membunuhku. Meskipun aku melanggar sumpah. Dan aku bersumpah aku tidak akan pernah menyakitimu, meskipun aku harus. Tidak akan, untuk selamanya.’ Alyssa tidak mengerti maksud dari kata-kata Justin. Dan ketika semalam ia hendak bertanya tentang itu, Justin cepat-cepat mengubah topik pembicaraan.

            Mungkin memang tidak terlalu penting. Tetapi meskipun begitu, rasa penasarannya terus membuncah. Dengan cepat-cepat Alyssa melenyapkan perasaan tersebut.

            Dari celah-celah tirai jendela yang terangkat setengah, cahaya matahari merambat masuk membentuk garis-garis terang yang menyorot kearah ranjang dan menghangatkan kakinya. Alyssa tahu Justin telah pergi karena di rumah ini sama sekali tidak ada tanda-tanda keberadaan mahluk hidup selain dirinya atau serangga-serangga kecil. Ia menguap, dengan gerakan malas Alyssa bangkit dan merenggangkan otot tangannya— membuat ranjang yang bekas ditidurinya berderak-derak. Sebenarnya ia malas dan hendak kembali bersantai seharian di ranjang— tetapi begitu matanya menangkap sebuah sobekan kertas yang dilipat rapih di atas meja kayu kecil disebelah ranjangnya membuat sudut-sudut bibir Alyssa naik— rupanya Justin meninggalkan pesan. Dengan semangat ia melonjak bangkit dan mengambilnya. Kemudian menghempaskan diri ke pinggir ranjang sembari mulai membuka lipatan surat tersebut.

            Aku di perpustakaan umum highate meliorn untuk mencari beberapa arsip yang mungkin bisa membantu kita. Kemungkinan aku akan lama, kau bisa jalan-jalan atau apalah sesukamu. Tetapi jangan pergi terlalu jauh dan tetap berhati-hatilah. Atau saranku lebih baik kau tinggal dirumah, walaupun kupikir kau tidak akan memilih saran tersebut.
            —J.

            Alyssa tersenyum senang dan cepat-cepat melipat surat tersebut dan mengantunginya. Yah, tentu saja— apalagi setelah membaca surat dari Justin, rasanya semua keinginannya untuk tetap bersantai di ranjang musnah seketika. Dengan riang ia berjalan melompat-lompat mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Tentu saja ia akan pergi lagi. Dan kali ini ia mengambil asal sisa pakaian yang kemarin-kemarin diberikan Justin. Sweater krim lengan panjang dengan jeans? Bahkan ooohh... ditambah syal merah gelap. Senyumannya mengembang lebar. Yap! Itu benar-benar kombinasi kesukaannya.

            Ia menggantungkan pakaian-pakaian tersebut di sebelah westafel. Kemudian menginjakkan kakinya di lantai kayu yang hangat dan mulai menyalakan shower.

***

Matahari siang itu bersinar cukup cerah. Dan itu sama sekali bukan hal yang menyenangkan untuk Justin. Cahaya matahari yang bersinar menyorot ke kulitnya terlalu lama, akan membakarnya. Dia terpaksa harus berjalan melewati bayang-bayang pepohonan Canterbury yang besar. Canterbury tidak semendung Skotlandia. Meskipun rasanya menjengkelkan, setidaknya Justin sedikit bersyukur karena dengan matahari secerah ini, para vampire pengejar tersebut tidak akan mengambil resiko dengan mencari mereka di tengah Canterbury yang ramai serta penuh cahaya seperti ini. Tetapi mengingat malam nanti, Justin telah membuat rencana— intinya ia dan Alyssa harus mulai pergi melanjutkan perjalanan sore ini.

            Justin melangkah menyebrangi jalanan begitu matahari bergeser sedikit. Menepi ke arah kafe kecil, dan masuk kedalamnya. Pintunya berderit ketika dibuka, tetapi itu bukan masalah bagi Justin karena kemudian tatapannya langsung tertuju kepada gadis berambut pirang sepunggung di sudut kafe. Dan samar-samar— hanya untuk orang yang memiliki pengelihatan non-fana, di punggung gadis tersebut mencuat sayap-sayap bening dengan rangka kecoklatan hampir menyerupai ranting-ranting pohon di musim gugur.

The Half AngelWhere stories live. Discover now