War 22.5: Unwanted Feelings

1.6K 87 0
                                    

Ketika film tadi berakhir, Alyssa dan Gabriel pergi ke sebuah kedai burger terkenal yang direkomendasikan Alyssa. Hampir separuh waktu mereka habiskan dengan membicarakan film tadi, terutama Alyssa. Melihat aktor kesukaannya memberi desakan untuk berteriak di sepanjang film. Dan ketika film tersebut berakhir Alyssa nyaris tidak bisa berhenti berbicara sampai akhirnya sang pelayan kedai menyondorkan cheeseburger pesanannya. Gabriel sendiri tampak cukup terkesan alih-alih bosan seperti yang dikira Alyssa sebelumnya. Mereka cukup lama berada di kedai tersebut, dan setelah menghabiskan pembicaraan mereka serta makanan tersebut— mereka pergi keluar kedai dan berjalan entah tanpa tujuan.

            Saat hari terang, Manchester adalah kota yang ramai oleh pengendara sepeda serta kendaraan. Tetapi disaat sore hari seperti ini, keramaian tersebut mulai menguap— terutama pada awal November. Langit jingga keunguan tampak lebih gelap dibandingkan bulan-bulan lainnya dengan awan abu-abu yang menghiasi seakan-akan hujan dapat turun kapan saja. Udara mulai terasa jauh lebih dingin ketimbang di siang hari. Alyssa memasukkan kedua tangannya kedalam saku jeans dan berjalan melompati genangan-genangan air yang tampak hitam karena bayang-bayang. Setiap genangan memantulkan wajahnya. Gabriel sendiri, yang sejak tadi senang mengomentari kebodohan Tom karena terlalu mengejar cintanya Summer, hanya berjalan dalam diam sambil bersenandung mengenakan earphone.

            Angin dingin bertiup dari ujung jalanan yang sepi, dan Alyssa menggigil. Ia memeluk diri sendiri mencoba mencari kehangatan. Salahnya karena memilih atasan ini. Meskipun cukup bagus tetapi jika pakaian ini bisa membuatnya membeku, Alyssa lebih senang mengenakan sweter murahannya sekarang. Berkali-kali Alyssa melirik Gabriel berharap pemuda itu akan menawarkan kemejanya— tetapi kelihatannya Gabriel sama sekali tidak sadar dan sibuk memainkan ponselnya. Alyssa memutar mata. Tentu saja Gabriel tidak akan peduli karena ia bukan Justin. Sejak keluar bioskop, Alyssa memperhatikan kira-kira ada lima belas gadis remaja yang melirik Gabriel terang-terangan dengan tatapan genit ketika mereka berpapasan. Beberapa diantara mereka bahkan ada yang berani menyapa pemuda itu. Tetapi tampaknya Gabriel tidak menyadarinya.

            Justin pasti akan langsung menarik Alyssa kedalam pelukannya seolah memberi tahu mereka jika ia milik Alyssa. Tetapi masalahnya Gabriel bukan Justin.

            “Siapa sih itu?” Alyssa mendesah jengkel berusaha melirik dengan siapa Gabriel berkirim pesan ria. Tetapi Gabriel tidak kelihatan ingin memberitahunya karena pemuda itu langsung menyingkirkan ponselnya.

            “Bukan siapa-siapa.”

            “Oh, bukan siapa-siapa.” Balasnya memutar mata. “Bagus, Lockhart.”

            Langkah Gabriel mendadak berhenti membuat Alyssa langsung menubruk bahu pemuda itu. Dengan kesal Alyssa mengerang, mengerjapkan mata berusaha menyingkir. Dan ketika matanya bertemu mata Gabriel. Alyssa dapat melihat kilatan geli dan bibir pemuda itu menekuk membentuk senyum. “Kenapa? Kau cemburu?”

            “Apa? Cemburu?” Alyssa membuat tawa antara terbahak dan tersengal. “Lucu sekali. Memangnya aku kelihatan cemburu sekarang?”

            Gabriel menatapnya tidak terbaca, sebelum akhirnya melepas kancing kemejanya satu persatu sehingga kaus hitam tersebut tampak dibaliknya.

            Alyssa mengerjap bingung. “Apa yang kau lakukan?”

            “Kau kedinginan.” Katanya. Ia melepaskan kemeja tersebut dan melingkarkannya di bahu Alyssa. Matanya yang biru tampak bersinar aneh dan entah bagaimana membuat jantung Alyssa berpacu sekaligus gugup. “Aku tahu ini tidak seberapa, tapi yah— setidaknya lebih baik dibandingkan pakaian dalam tersebut.”

The Half AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang