imajinisa

14.8K 1.6K 450
                                    

Satu

Namanya Nisa. Anak kelas XI IPA 3, mungil dan konyol. Tipe cewek polos yang selalu tertawa, yang kadang membuat kita geregetan sendiri kalau melihatnya. Cewek berlesung pipi, ceria dan lincah.

Sudah rahasia umum kalau semua orang tahu bahwa tipe cowok idaman Nisa adalah cowok tinggi, menarik dan pintar. Sudah rahasia umum juga kalau yang cocok untuk tipe Nisa itu adalah Ihsan, anak kelas XI IPA 1 yang selalu memenangkan berbagai olimpiade MIPA itu. Sudah rahasia umum, kalau Nisa menyukai Ihsan.

Dua

Namanya Ihsan. Anak kelas XI IPA 1, jangkung dan menarik. Tipe cowok serius yang hobi menekuni buku, tapi tidak membosankan dan seru juga diajak bercanda. Cowok yang selalu memakai hoodie, kalem dan ramah.

Sudah rahasia umum kalau semua orang tahu bahwa tipe cewek idaman Ihsan adalah cewek mungil, imut dan konyol. Sudah rahasia umum juga kalau yang cocok untuk tipe Ihsan itu adalah Nisa, anak kelas XI IPA 3 yang mempunyai segudang teman itu. Sudah rahasia umum, kalau Ihsan menyukai Nisa.

Tiga

Nisa tidak pernah tahu dan tidak pernah mengerti, kenapa semua orang menyangka ia menyukai Ihsan. Iya, cowok itu memang menarik. Iya, cowok itu memang sesuai tipenya. Tapi tidak, Nisa tidak menyukai cowok itu. Mengenalnya saja tidak.

Seperti biasa, Nisa sudah sampai di sekolah pukul tujuh pagi, lebih cepat empat puluh lima menit dari bel masuk sekolah. Dia berjalan-jalan santai mengelilingi lapangan sekolah, hingga tiba-tiba seseorang menabraknya, membuatnya terjatuh disusul beberapa buku yang dibawa orang tersebut.

"Sori sori sori," suara bass itu membuat Nisa buru-buru berdiri dibantu cowok tersebut, lalu membersihkan roknya.

"Gapapa, salah gue juga," sahut Nisa, tersenyum ramah, lalu menyelipkan poninya yang memanjang ke belakang telinga begitu menyadari perbedaan tinggi lawan bicaranya, "Derita orang pendek. Enak ya, bisa tinggi kayak lo."

Cowok itu tersenyum simpul, lalu kembali memasang wajah serius. "Ada yang luka, nggak? Lecet? Sakit? Berdarah?"

"Nggak, ya ampun. Gue baik-baik aja. Jatoh doang," Nisa menjawab cepat sambil membantu cowok asing tersebut mengambil buku-bukunya yang berjatuhan.

"Makasih," jawab cowok itu begitu Nisa memberikan beberapa bukunya, "Gue Ihsan, by the way. Nama lo siapa?"

Nisa terdiam sejenak. Tapi tak lama, sebab ia buru-buru menyambut uluran tangan Ihsan, "Gue Nisa. Salam kenal, Ihsan."

Empat

"Gue Nisa. Salam kenal, Ihsan."

Ihsan sedikit kaget begitu mendengar ucapan cewek berlesung pipi itu. Nisa? Yang semua orang mengira dirinya menyukai cewek ini? Memang sih, Nisa sangat pas untuk tipe Ihsan, tapi Ihsan tidak menyukai cewek ini, dan bahkan mengenalnya pun barusan.

Tangan Nisa terasa kecil dan lembut, pas dalam genggaman Ihsan. Mereka berjabat agak lama, menatap ke dalam mata masing-masing, hingga akhirnya Ihsan tersadar duluan dan menarik uluran tangannya, diikuti oleh Nisa.

"Gue ke kelas dulu, ya," pamit Nisa begitu Ihsan memasukkan sebelah tangannya ke dalam kantung hoodie abu-abu miliknya.

Ihsan hanya mengangguk, kemudian ikut berjalan menjauhi Nisa, menuju perpustakaan. Ihsan masih merasakan tangan Nisa di tangannya selama perjalanannya menuju perpustakaan. Namun akhirnya rasa itu hilang begitu ia melihat sahabatnya, Dana.

Dana menyukai Nisa.

Lima

Nisa memperhatikan punggung Ihsan yang semakin menjauh. Akhirnya, setelah menghembuskan nafas pelan, cewek itu berbalik menuju kelasnya. Nisa masih bisa merasakan tangan Ihsan di tangannya selama perjalanannya menuju kelas. Namun akhirnya rasa itu hilang begitu ia melihat sahabatnya, Keisha.

Imajinisa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang