Kini Alice berada di dalam istana tersebut . pesta belum di mulai , para tamu undangan masih sibuk dengan pasangannya .

Huh ! Tidak ada teman . untuk apa aku di sini jika tidak ada teman . gerutu Alice dalam hati .

Tiba-tiba seorang laki-laki datang dari arah belakang dan menyapanya . Peter .

"Mencari ku ?" tanya Peter .

"Maaf , kau siapa ?"

"Aku Peter . ingat aku ?"

"Oh Peter topeng mu sangat membuat ku sulit mengenali mu ."

"Hahaha . kau sangat cantik malam ini ."

"Terimakasih Peter . kenapa pestanya belum di mulai ? ini sudah terlalu malam ."

"Karena kau yang kami tunggu ." Peter menjentikan jarinya dan musik di mulai .

Musik romantis mengalun dengan lembut membuat setiap insan yang berada dalam ruangan itu menari bersama pasangannya masing-masing .

Orang-orang yang berada di sekitar Alice dan Peter berdansa lebih jauh dari mereka dan membiarkan Peter dan Alice berdansa di tengahnya .

"Mau berdansa dengan ku ?" tanya Peter seraya mengulurkan tangannya .

"Tentu ." Alice membalas uluran tangan Peter .

Mereka mulai berdansa , mata mereka tidak pernah berhenti untuk tidak bertatapan , tubuh mereka bergerak mengikuti alunan musik dan tangan mereka saling menggenggam .

"Ada yang ingin ku katakan ." ucap Peter .

"Apa ?"

"Sebenarnya aku mengundang mu karena kau takdir ku . sekarang kau bukan di dunia manusia lagi kau di dunia ku dunia vampir ."

"Dunia vampir ? jadi hanya di sini aku manusia satu-satunya ?"

"Benar ."

"Tapi bagaimana bisa ?"

"Kau baru saja melewati sebuah portal di kota New York untuk menuju dunia ku ."

"Apa aku bisa pulang ?"

"Maaf . kau tidak bisa pulang kembali ke rumah mu ."

"Kalau begitu aku akan tinggal di mana ?"

"Bersama ku , di rumah ku ."

"Kau yakin ? apa keluarga mu akan menerima ku ?"

"Tentu saja mereka sudah tahu siapa kau ."

"Jadi sekarang aku tinggal di dunia vampir bersama mu ?"

"Benar . satu lagi kau adalah takdir ku ."

"Masalah aku adalah takdir mu , bagaimana kau tahu ?"

"Setiap vampir pasti memiliki takdir yang biasa kami sebut sebagai mate . Biasanya kami akan mendapatkan takdir kami sesama vampir tapi aku memiliki takdir yang langka yaitu seorang manusia ."

"Kenapa begitu ?"

"Aku tidak tahu ."

"Kapan seorang vampir dapat di katakan mendapatkan takdirnya ?"

"Kami tidak tahu . hanya para leluhur kami yang tahu ."

"Di mana ayah dan ibu mu ?"

"Mereka sudah meninggal karena perang ."

"Maaf ."

"Tak apa ."

"Apa kita akan menikah ?"

"Tentu saja Alice ."

"Kau tidak tergoda dengan bau darah ku yang selalu menggoda mu ?"

"Sebenarnya aku ingin tapi aku masih dapat menahannya ."

"Kalian hanya minum darah ?"

"Tidak . kami memakan makanan manusia juga ."

"Begitu ."

"Alice aku ingin jujur pada mu ."

"Tentang ?"

"Perasaan ku ."

"Kenapa ?"

"Aku mencintai mu sejak aku menemui mu . aku berusaha melupakan mu tapi tidak bisa bayangan mu selalu ada di manapun aku berada ."

"Berarti perasaan ku terbalas ?"

"Kau mencintai ku juga ?"

"Iya . sejak aku bertemu dengan mu dan tahu siapa kamu , aku selalu rindu dengan mu ."

"Will you be my girlfriend ?"

"Yes , I will ."

"Thanks Alice ."

Saat pembicaraan mereka selesai , musikpun berakhir . semua tamu yang berdansa bertepuk tangan riuh .

Lalu mereka bubar . sekarang saatnya jamuan makan malam .

Alice sekarang tinggal di dunia yang berbeda bukan lagi dunia manusia tapi dunia vampir .

Ia belum mengerti tentang semuanya yang ia alami sekarang . rasanya masih terlalu cepat . tapi ia bahagia . kenapa ? karena perasaannya pada Peter terbalas .

___________________________________

Hai guys ..

Ini cerita kedua ku setelah Destiny aku harap kalian suka ya sama cerita ku yang ini .

Maaf juga kalau banyak typonya ya

Jangan lupa vote sma komen ya ..

Segitu dulu dari aku bye ...

Alice Alexander [Book 2]Where stories live. Discover now