Broken Romance - 1

Start from the beginning
                                    

“Dan, kamu akan segera merasakan ciuman pertama dengan suamimu kelak” Adresia menambahkan, dan mereka pun terbahak.

Tanpa mereka sadari, di belakang tempat duduk mereka yang hanya di batasi tiang tipis dan bercelah-celah seorang laki-laki mendengar semua cerita mereka. Ia tersenyum remeh dan menggumankan kata ‘naif’
Dia adalah Andhy. Agam Andhyastha Vegard, laki-laki yang sudah berumur dua puluh tujuh tahun. CEO muda di Vegard group, perusahan keluarga yang menyandang gelar perusahaan terbesar di Asia.
Hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui identis aslinya. Ia tidak bisa di tebak, kebanyakan orang beranggapan bahwa seorang CEO duduk manis di dalam ruangan dengan di temani file-file rumit, sehingga tanpa terasa telah menyita waktu kesehariannya. Atau seorang CEO selalu terlihat rapi dan elegant dengan setelah yang ia kenakan setiap saat. Tetapi tidak dengan Andhy, tidak jarang dirinya naik angkutan umum atau mengendarai mobil dari kalangan menengah ke bawah, untuk bepergian. Dia juga sering kali tampil dengan setelan seadanya, celana jeans yang sudah memudar dan kaos oblong, serta berbaur dengan masyarakat biasa.
Tidak! Tidak sembarang orang yang mengenalinya.
Dia pribadi yang tidak bisa ditebak. Raut wajah dan auranya cepat berubah hanya dalam beberapa detik saja. Ia menyembunyikan banyak topeng di wajahnya. Terkadang ia menunjukkan aura malaikat penolong dengan wajah sendu, tetapi tidak jarang pula ia menunjukkan aura hitam mengintimidasi seperti iblis berwajah tampan.

Sekali lagi! Ia tidak bisa ditebak.

Andhy melirik arloji limited edition yang melingkar di pergelangan tangannya tanpa ekspresi. Pandangannya kemudian terarah pada pintu masuk area privasi kafe, tidak ada yang aneh, terlihat biasa saja. Ia pun berdiri dari tempat duduknya dan meninggalkan tempat tersebut.

***

Shakila mendesah panjang setelah tiga jam lamanya ia berkutak dengan file-file rumit penuh angka di tangannya tanpa bernafas bebas. Ia meraup udara secara rakus sebelum kembali bernaung dengan pekerjaannya. Bekerja di bank swasta yang penuh dengan angka rumit menuntutnya seprofessional mungkin dan mengesampingkan masalah pribadi.

Namun terkadang, beberapa masalah akan terlupakan jika bekerja sekeras ini. Tidak ada waktu memikirkan masalah pribadi karena masalah pekerjaan saja sudah begitu menggunung. Shakila memijit batang hidungnya pelan dan kembali menyesuaikan angka di layar monitor dengan draf di samping tangan kirinya.

“Sha, nafas. Jangan lupa bernafas” Gea, salah satu teman di divisi yang sama menghampirinya dan menaruh secangkir kopi di samping monitor Shakila. Dua tahun bekerja di sana, Gea adalah orang pertama yang menjadi teman Shakila, mereka sering ke kantin dan keluar ruangan bersamaan. Mereka akan berpisah di depan kantor, Shakila mengambil arah kiri sementara Gea sebaliknya.
“Terima kasih,” cicit Shakila, lalu menghela nafas panjang untuk kesekian kalinya. Bukan hanya masalah pekerjaan yang membuatnya terlihat frustasi, ada hal lain, yaitu Vedro, mantannya. Meski Shakila yang memutuskan hubungan mereka, namun tidak secepat itu ia bisa melupakan nama Vedro di hatinya setelah tiga bulan kebersamaan mereka.

Shakila masih ingat betul bagaimana Vedro merayunya agar mendapatkan ciuman darinya. Laki-laki itu tampak berbeda dari biasanya. Ia membuat makan malam romantic dengan sebuah meja bundar kecil, dua kursi saling berhadapan, dua gelas minuman berwarna merah, dan dua piring yang di tutupi bahan stainless, serta lilin bertangkai di tengah-tengahnya.

Suara alunan music nan merdu menambah keromantisan di sana. Shakila menutup mulut dengan tangan kanan karena takjub. Kedua irisnya berembun, tak pernah di bayangkan jika ada seseorang yang rela menyediakan hal seromantis itu pada dirinya.

Vedro menarik tangan mungil Shakila menuju meja bundar tersebut. Tidak lupa, beberapa kali Shakila berguman terima kasih. Sungguh, ia sangat terharu.

Vedro hanya tersenyum, lalu membuka stainless yang menutupi piring. Sekali lagi Shakila tersenyum dan mereka pun menikmati makan malam romantic tersebut.

Setelah selesai makan, Vedro menjentikkan jari dan secara tiba-tiba pemain music mengganti nada yang lebih slow, sehigga terkesan romatis dan menghayutkan. Meski bingung dan agak kaku, Shakila menerima uluran tangan Vedro dan membawanya sekitar dua meter dari meja makan.

Shakila merasa tidak nyaman ketika tangan Fedro di selipkan di pinggang rampingnya, sebelumnya tidak pernah laki-laki lain yang melakukan hal tersebut padanya. Meski tidak nyaman, Shakila berusaha menerima sentuhan Vedro –meskipun hanya memegang, tanpa meraba- di pinggangnya.

Shakila berfikir, mungkin laki-lakiitu yang menjadi pendampingnya kelak. Tidak ada salahnya ia memberi sedikit sebagai ucapan terima kasih atas makan malam romantic tersebut. Sungguh, Shakila berusaha meyakinkan hatinya agar tidak berontak untuk di lepaskan.

Namun pada akhirnya, Shakila mulai ragu saat wajah Vedro mulai menurun. Sungguh ia belum siap untuk melepaskan ciuman pertamanya meski di usia yang sudah tergolong dewasa. Bagi orang lain memang itu hal yang wajar, tetapi Sakila tdak bisa menyetujui hal tersebut. Ia tetap merasa tidak wajar.

Berpakaian jubah besar dan jilbab, mungkin orang lain menganggapnya hal yang lumrah. Karena memiliki pegangan yang kuat oleh agama. Namun Shakila bukan gadis semacam itu. Ia hanya seorang gadis yang sehari-harinya mengenakan pakaian sopan meski tanpa tudung kepala. Tidak pernah sekalipun ia memakai pakaian yang kurang bahan atau robek sana-sini. Ia kurang pandai merias diri seperti gadis pada umumnya. Ia terkesan gadis biasa saja, tidak ada keistimewaan jika di lihat secara sekilas.

Shakila menghindari bibir Vendro yang hampir menyentuh bibirnya. Vedro menatapnya dan menghentikan gerakan mereka. Laki-laki itu terlihat kecewa. Ya, jelas kecewa, ia hanya menginginkan sebuah ciuman dari kekasihnya, bukan dari orang lain.

Menghela nafas untuk menetralkan emosi, Vedro kemudian menutup mata dan kembali mengatur agar suaranya terdengar pelan, “Kenapa?”

===================================================================

TBC..

di tunggu votmentnya :)

Sabtu, 13 February 2016

Broken Romance [TBS #1] Where stories live. Discover now