CBH 23 : Tik Tok

25.6K 2.4K 205
                                    

"At some point in life, someone will love you more than what you've expected. Be patient and learn to wait, because sometimes a patient person receives the best love story." – Anonymous.

Evan berjalan santai mengikuti Kelvin yang berlari di depannya. Di sampingnya Sandra berjalan sambil menunduk dengan tangan yang menggenggam erat keranjang berisi bunga dan botol air. Dan keheningan di antara mereka baru terhapuskan ketika Kelvin kembali untuk menarik tangan Evan dengan tak sabaran.

"Iya sabar bang. Ini kan Om lagi jalan." Kekeh Evan sambil mengikuti anak itu.

Di belakang punggung kedua pria beda generasi itu Sandra menghela napas dengan berat. Sejak semalam Evan tampak begitu diam hingga ia tidak berani mengusiknya. Dan Sandra tidak bisa menebak apa yang tepatnya dirasakan Evan pada saat ini padanya.

Apakah pria itu marah? Mengingat ia yang memimpikan Deon saat berada di pelukan Evan adalah hal yang wajar bila pria itu marah padanya. Namun pada hari itu Evan memilih untuk tidak berkomentar dan tetap bungkam bahkan pada saat mengantarkannya pulang. Dan pagi ini Sandra dikejutkan dengan pesan pria itu yang mengatakan kalau ia sedang dalam perjalanan menjemput ia dan Kelvin untuk mengunjungi pusara Deon.

Sandra tersadar dari lamunannya dan tersadar kalau ia telah tiba di depan makam Deon. Kelvin sedang memamerkan nisan berhiaskan foto Ayahnya dengan ekspresi bangga dan Evan berjongkok untuk mengusap rambut anak itu.

"Iya, Om udah lihat. Abang mirip dengan Papa," komentar Evan ketika Kelvin memiringkan wajahnya dengan ekspresi bertanya, "tapi abang lebih ganteng sih." Lanjut pria itu membuat Kelvin membusungkan dadanya dengan bangga.

Merasa senang dengan komentar Evan terhadap kemiripannya dengan Deon, Kelvin beranjak meraih keranjang bunga di tangan Sandra. Tidak lama kemudian anak itu sudah sibuk menaburkan bunga tersebut ke atas makam meskipun tentu saja Kelvin hanya menumpuknya di satu tempat. Evan sendiri ikut menaburkan bunga di atas makam tersebut sedangkan Sandra meletakkan buket bunga tepat di bawah nisan Deon.

Kelvin menoleh ketika mendengar suara air bergemericik. Ia melihat Sandra sedang menuangkan air ke atas pusara Deon dan ikut mengambil botol paling kecil kemudian meminta Evan membuka botol tersebut untuknya.

"Emangnya abang udah doa buat Papa?" tanya Evan sambil memutar botol tersebut.

"Ah!!" pekik Kelvin tiba-tiba, mengagetkan Evan dan Sandra. Keduanya menatap anak itu dengan pandangan tak percaya sementara Kelvin justru melipat kedua tangannya dan kemudian memejamkan mata seakan tengah berdua. Tidak sampai lima belas detik anak itu sudah membuka matanya kembali dan menatap Ibunya dengan pandangan protes. Ia tidak hapal doa yang sudah diajarkan oleh eyangnya tiap kali berkunjung kemari.

"Tuhan," bisik Sandra dengan suara gemetar penuh pengharapan kalau Kelvin akan menirukan ucapannya. Namun meski Sandra telah menunggu cukup lama, Kelvin tetap diam. Anak itu justru kembali melayangkan pandangan gusar karena Ibunya tidak melanjutkan doa tersebut. "jagain Papanya abang ya." Lanjut Sandra pada akhirnya. "Semoga Papa mimpi indah. Amin."

"Amin." Bisik Evan lembut dan Kelvin berkedip lantas menghadiahi kedua orang itu senyum lebarnya.

"Abang nggak mau bilang amin?" tanya Sandra. Kelvin mengacuhkan pertanyaan itu dan justru asyik menaburkan bunga dari keranjang milik Evan ke atas makam Ayahnya.

"Udah Sandra," cegah Evan ketika dilihatnya Sandra akan kembali bicara, "jangan dipaksa. Kita ke sini bukan untuk maksa Kelvin."

Sandra tergugu dan tidak bisa membantah. Tidak lama kemudian ia sudah menutup wajahnya dengan tangan sambil menahankan tangisan. Melihat hal itu Evan beranjak merengkuh Kelvin ke dalam gendongannya dan berlalu meninggalkan Sandra seorang diri. Ia memberi wanita itu waktu untuk menyelesaikan tangisannya, agar Kelvin tidak tahu kalau Ibunya sedang bersedih.

Chained By Her - Bad Boys Series #4Where stories live. Discover now