The General's Wife Part 16 : Rencana Asia

Mulai dari awal
                                    

Setelah berpakaian lengkap, Asia berjingkat pelan ke arah jendela, dan mengintip. Yang pertama kali dirasakannya adalah kekecewaan. Jendela itu dibatasi oleh kaca bening anti peluru yang sangat tebal, khas seluruh kamar di rumah Jenderal Akira, belum lagi dengan teralis besi yang menghalangi, sangat rapat di kedua sisi, baik sisi dalam dan sisi luar.

Kalau begini keaadannya, satu-satunya jalan keluar adalah melalui pintu. Halangan paling berat untuk melarikan diri melalui pintu adalah menghadapi para penjaga dan pengawal yang ditempatkan oleh Jenderal Akira di seluruh akses keluar masuk itu.

Asia mengamati ke bawah lewat jendela, mengerutkan kening ketika melihat tidak banyak penjaga yang mengelilingi rumah. Ini tidak sama dengan benteng milik Jenderal Akira yang sulit tertembus. Rumah tempatnya berada sekarang lebih mirip rumah peristirahatan di tengah hutan, karena itulah tidak ada benteng yang mengelilingi dan tidak ada pasukan patroli yang mengawasi bagaikan elang mencari mangsa dari bagian atas benteng.

Jantung Asia berdebar ketika memikirkan bahwa mungkin saja ada harapan untuknya melarikan diri dari rumah ini. Mungkin saja karena menganggap dirinya sedang amnesia, berubah menjadi gadis penurut yang mudah diatur, maka Jenderal Akira mengendorkan kewaspadaannya.

Kalau begitu... dia harus memikirkan cara untuk memastikan rencana pelariannya kali ini benar-benar matang. Dia tidak boleh gagal lagi seperti yang kemarin-kemarin.

Asia melangkah pelan, duduk di pinggiran ranjang, berpikir dengan keras. Kalau dia mencoba melarikan diri, Jenderal Akira akan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mengejar dan mencarinya. Dan di dunia kecil yang seluruhnya dikuasai oleh sang Jenderal, sangatlah sulit menemukan tempat bersembunyi yang aman dan tidak terlacak. Dia sudah pasti akan tertangkap dalam waktu singkat.

Satu-satunya jalan adalah mencoba melenyapkan Jenderal Akira sebelum kemudian dia melarikan diri.

Tetapi bisakah dia?

Asia meremas kedua jemarinya dengan cemas, tiba-tiba merasa takut. Apakah dia bisa? Asia sendiri tidak tahu jawabannya. Rencana melenyapkan Jenderal Akira yang terkenal memiliki insting yang sangat kuat itu adalah rencana yang sangat berbahaya dengan kemungkinan keberhasilan yang sangat kecil.

***

Pintu kamarnya yang diketuk membuat Asia terlonjak, terlepas dari lamunannya. Dia menarik napas panjang sebelum bersuara.

Pelan-pelan. Kendalikan diri. Gumamnya dalam hati, merapalkan mantra dan menanamkan tekad di otaknya supaya bisa berakting layaknya Asia yang masih amnesia.

"Siapa?" tanyanya pelan, melirik ke arah pintu, merasa jantungnya berdetak kencang ketika membayangkan mungkin saja Jenderal Akira yang berada di balik pintu.

Tidak mungkin. Gumamnya menenangkan diri sendiri sekali lagi. Jika itu adalah Jenderal Akira, maka pria brengsek itu pasti akan langsung masuk tanpa repot-repot mengetuk pintu.

"Nyonya Asia, ini Paris. Saya datang mengantarkan dokter Frederick untuk memeriksa anda."

Asia menghela napas panjang. Paris dan dokter Frederick. Ini berarti dia harus berakting meyakinkan di depan dua orang sekaligus, dua orang kepercayaan Jenderal Akira.

Dia harus bisa, kesempatan ini baik untuk melatih dirinya sebelum menghadapi Jenderal Akira.

Jika Paris dan dokter Frederick tidak menyadari bahwa ingatannya telah kembali, maka kemungkinan besar Jenderal Akira juga tidak akan sadar.

Dengan segera Asia naik ke atas ranjang, berbaring dan menyelimuti tubuhnya sampai ke dada, dia lalu memasang muka datar dan bergumam,

"Masuk." Suaranya terdengar serak karena debar dan antisipasi, membuat Asia berdehem beberapa kali untuk menormalkan suara.

The General's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang