01 - Kucing Hitam

17K 440 19
                                    

Seluruh manusia di dunia itu munafik, saat kau mencoba menyangkalnya itu berarti kau telah menjadi munafik, dan meski kau tidak mengakuinya, kau tetap saja menjadi munafik.

Dan Orang yang paling munafik di dunia ini adalah diriku.

Begitulah yang selalu kupikirkan, bagiku kebaikan itu tidak ada. Hubungan antar manusia itu bagaikan rantai makanan abadi dimana mereka yang lebih kuat memanfaatkan mereka yang lebih lemah dengan umpan kecil. Penguasa membuat kebijakan-kebijakan umpan yang seolah-olah menguntungkan rakyat kecil, lalu saat umpan itu terambil maka tanpa sadar orang-orang bodoh itu akan terperangkap pada sebuah penjara tak terlihat bernama hukum dan peraturan.

Semua orang mengenakan topeng di kepala mereka, menganggap bahwa semua hal di dunia ini baik-baik saja. Sementara kebaikan menjadi topeng bagi semua kebusukan di dunia ini.

Aku mencoba melarikan diri dari dunia itu, dan disinilah kini aku berada.

Kulangkahkan langkahku setengah berlari, hari ini gedung utama terlihat lenggang meski beberapa "pemburu" dan "betina" terlihat di beberapa sudut lorong gedung. Lunar memanggilku tiba-tiba melalui interkom kamarku, memberitahukanku bahwa dia membawa hadiah untukku.

Tak perlu berpikir jauh-jauh kira-kira hadiah apa yang akan dia berikan kepadaku, akhir-akhir ini dia sudah berkali-kali mencoba untuk memaksaku menerima gadis-gadis untuk kujadikan betina milikku.

Tempat ini adalah Gedung Pusat, Markas Besar Kucing Hitam. Tempat dimana ratusan anggota Kucing Hitam dipekerjakan dibawah tangan oleh pemerintah bayangan di negara ini. Di negara yang sedang kacau ini ada beberapa orang yang berniat menghancurkan pemerintahan negara ini dan menggantinya dengan pemerintahan baru.

Namun sayang kepengecutan mereka membuat orang-orang berdasi itu membunuh lewat bayangan, bukan perang terbuka dengan menggunakan TNI yang jelas-jelas berada di pihak mereka.

"Malam Felix, ada panggilan?"

Seorang betina milik Kapten pasukan macan yang bernama Liana tiba-tiba menyapaku, gadis minang dengan pipi berlesung pipit itu tiba-tiba beranjak meninggalkan Datuk, Sang Kapten yang sedang berbicara dengan koleganya.

"Lunar memanggilku lagi..."

"Masalah betina ya? Semua Pemburu disini harus punya tanpa terkecuali lho. Berani sekali kamu kalau sampai menolak pemberian Majikan lagi.

Yah meskipun Aku tahu sebagai sahabat dan penyelamat nyawanya kamu agak diistimewakan.

Pergilah sana, jangan membuat majikan menunggu."

Kuanggukkan kepalaku cepat dan meninggalkan Liana, mataku sekilas menatap Datuk. Laki-laki berumur empat puluh tahun itu tak terlihat bertambah tua dengan tubuh berotot dan kemapuan Silek Minangkabaunya.

Tubuhku masuk ke dalam ruang lift yang dingin dengan AC yang mulai membuat tengkukku merinding.

Beberapa menit kemudian pintu lift terbuka, Aku memasuki sebuah ruangan besar seukuran sepuluh kali lima belas meter. Mataku langsung tertuju pada seorang laki-laki berjas hitam yang duduk diatas kursi putar bersama dengan Selena yang merupakan Ibu bagi seluruh Pemburu dan betina di gedung ini.

Hampir seluruh dinding di tempat ini terbuat dari kaca, membuat pemandangan malam kota menjadi terlihat indah.

"Selamat malam Kucing kesayanganku... Bagaimana kabarmu Felix?

Ahh kau datang terlalu cepat, calon betinamu kini sedang berganti pakaian di ruangan milik Selena."

"Hentikan kegilaan ini Lunar, Aku sudah mengatakan padamu berkali-kali bukan? Aku akan mencari betinaku sendiri!"

Kucing HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang