Chapter 13 - Bulllying

53.6K 4.8K 207
                                    

"Hei!" Seru Han Eum di belakangku. Gadis penggila desain itu menggandeng bahuku. Aku tersenyum singkat.

Han Eum mengerutkan kening sementara satu lengannya ia bebaskan dari bahuku. Bobot tubuhnya mulai hilang dari pundakku. "Ada apa dengan wajahmu?" tanyanya. Aku dan Han Eum jalan bersama menuju tangga sekolah.

"Kelihatan buruk ya?"

"Lebih dari yang kau perkirakan. Kau tidak sakit kan?"

"Itu bukan gayaku."

"Lalu? Diselingkuhi?"

Jantungku rasanya lompat keluar mendengar kata-kata Han Eum. Kupikirkan lagi, memang iya, aku diselingkuhi. Aku ini istrinya Baekhyun-saem, tapi ada wanita lain di antara kami. Tapi mendeskripsikan hubungan kami seperti itu bukanlah frasa yang cocok. Aku dan Baekhyun-saem tak pernah sepakat hidup sebagai suami istri sebelumnya, jadi bukan 'selingkuh' namanya ketika aku tiba-tiba jatuh hati padanya.

Han Eum menyenggol lenganku. "Aku bercanda. Tidak mau cerita?"

Aku menyipitkan mata menatap Han Eum kemudian mengayunkan jari menyuruhnya mendekat. Han Eum menyisihkan rambut di belakang telinga sambil memasang telinganya untuk terbuka lebar. "Rahasia."

Aku mengambil langkah cepat menaiki tangga untuk meninggalkan Han Eum. "Hei! Mari!!"

Kakiku melesat cepat menaiki tangga, menabrak bahu beberapa temanku, lalu melewati kelas, lurus menuju toilet wanita di ujung koridor. Han Eum akan memberondongku dengan sejuta pertanyaan jika aku tak meloloskan diri darinya. Napasku terengah di depan pintu. Di ujung lain koridor, Han Eum ikutan terengah sambil menatapku seolah berkata, "Kena kau."

Sebelum aku mendorong pintu, teriakan seseorang mengejutkanku.

"Berikan!"

Aku mengerutkan kening. Han Eum di ujung sana seolah siap mencekikku dengan ledakan pertanyaan. "Mari—" Dia terengah ketika sampai di sampingku.

Refleks, aku menutup mulut Han Eum, tak yakin juga kenapa aku melakukannya.

"Tolonglah..." Seseorang terisak di dalam.

"Hah, kau tidak bosan mengatakan itu?!"

"Chae Young-ah, jangan begini. Kita bisa—"

"So Jin, aku yang bertanggung jawab."

Aku sebetulnya tak suka ikut campur urusan orang bahkan ketika nyawa mereka di ujung tanduk kalau itu tidak ada hubungannya denganku. Lengan Han Eum kutarik untuk menjauh tapi dia bergeming. Ia menunjuk dagu toilet perempuan yang kujawab dengan gelengan. Jadi aku mengambil langkah untuk pergi. Han Eum menyentuh pintu toilet dan refleks aku menghentikannya.

"Apa yang kau lakukan?" Lenganku mencengkeram pergelangan tangan Han Eum.

"Aku tidak bisa membiarkannya," jawabnya. Dan aku mulai tidak menyukai kebaikan hati Han Eum. Gadis ini sangat lembut hatinya tapi selalu berakhir sial jika ia membantu seseorang. Aku menutup mata sambil menghela napas. Kupertimbangkan sekali lagi sementara di dalam suara isakan seseorang semakin keras. Sungguh, aku membenci bullying. "Kembalilah kemari dengan seorang guru. Siapapun," bisikku padanya. Han Eum mengangguk kemudian kaki gadis itu melesat cepat seolah dipasang roda mobil.

"Han Eum, aku janji akan mencukur rambutmu setelah ini." Tanganku mendorong pintu.

Seorang siswi perempuan duduk di lantai dengan wajah basah, matanya merah dan bengkak. Seorang lagi—putri pemilik sekolah—sedang berkacak pinggang memelototi kehadiranku. Sedangkan satu lagi—namanya So Jin, Han So Jin—berdiri gelisah di samping putri pemilik sekolah yang aku lupa siapa namanya.

Hell, I Married The Adolescent Aged 18!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang